I'm Yours ll Kabar duka.

1.3K 106 8
                                    

Ketika kamu merasa bahwa kamu hidup sendirian. Tentunya tuhan akan mendatangkan seseorang yang membuat dirimu kembali merasakan sebuah kenyamanan.

~•~•~•~•~

Sudah sekitar satu minggu semenjak Theo yang telah mengetahui segalanya malah menghilang. Dia tidak hadir saat kampus dan juga tidak pernah menampakkan batang hidungnya di Mansion. Sejujurnya Aell khawatir akan kondisi suaminya, tapi sekarang dia sudah sedikit melupakan masalah tersebut karena menunggu kepulangan kedua orangtuanya.

Hari ini Aell sedang berdiri di depan cermin untuk merapikan penampilan nya, semalam ibunya menelpon akan pulang ke Indonesia bersama ayahnya. Aell sangat menunggu hari ini, dengan semangat dia menuruni tangga lalu menghampiri mertuanya yang sedang duduk didepan televisi.

"Mom, Aell mau ke bandara dulu. Takut nya nan--"

"Dikabarkan pesawat yang sudah lepas landas dari Jepang menunju Indonesia mengalami kerusakan pada mesin sehingga membuat keseimbangan kapal menghilang dan sulit dikendalikan. Korban yang baru ditemukan sudah dilarikan menuju rumah sakit terdekat, sekian informasi yang bisa kami sampaikan."

Deg!

Aell merasakan keringat dingin mulai membasahi pelipisnya, kedua telapak tangannya sudah bergetar kecil. Dia melirik kearah Veronica yang memandangnya dengan tatapan tidak percaya.

"No mom! Itu gak mungkin pesawat mamih, ITU GAK MUNGKIN!" Teriak Aell histeris yang langsung terduduk dilantai.

Veronica dengan sigap langsung memeluk menantunya yang begitu sangat dia sayangi, dia tidak percaya jika sahabatnya akan celaka dengan cara seperti ini. Veronica menunduk menatap wajah Aell yang menatap kosong kedepan.

"Mommy, aku tau! Ini pasti mamih lagi bikin rencana buat suprise ulang tahun! Iya mom, aku gak akan lama lagi ulang tahun.... Ini pasti cumn frank, ya 'kan mom?" Tanya Aell dengan tatapan penuh harap.

Dirinya tidak ingin kehilangan lagi, cukup papihnya, abangnya, orang yang dicintai nya. Tolong kali ini jangan mengambil orang dia sayangi kembali ya tuhan.....

"MOMMY! TELL ME THE SOMETHING!" Teriak Aell dengan frustasi.

Akhirnya air mata yang dia tahan keluar, dia menangis dengan sangat keras, dadanya sesak, nafasnya terengah, memori bersama ibu dan ayah angkatnya berputar bagai kaset rusak. Sakit teramat sakit yang dia pernah rasakan karena ulah suaminya, tidak sebanding dengan rasa sakit yang ia rasakan sekarang.

"A-aku harus kerumah sakit! Hiks... Aku y-yakin mamih baik-baik aja. AYO MOMM!"

Tanpa menunggu jawaban Veronica, dengan cepat Aell melepaskan pelukannya lalu berlari menuju garasi. Sementara itu, Veronica bergegas mengambil barang-barangnya dan tak lupa dia menghubungi Devando.

~•~•~•~•~

-Rumah sakit-

Sesampainya di Rumah sakit, Aell langsung berlari menuju meja resepsionis. Dengan berdesak-desakan dan juga air mata yang terus mengalir, Aell berusaha memanggil suster yang sedang kerepotan karena banyaknya orang yang menanyai korban pesawat juga. Dengan tidak sabaran dia berlari kesana-kemari dan menanyakan kepada orang sekitar tentang ruang evakuasi korban.

Pada akhirnya dia menemukan sebuah dokter yang akan menuju ruang otopsi. dengan cekatan Aell mencegat dokter tersebut dan bertanya.

"Dok, didalem i-itu korban.... Hiks pesawat, 'kan?! Di dalam atas nama siapa dok? Cepat katakan!" Aell mencengkram erat jas putih yang dikenakan oleh dokter didepannya.

Dokter tersebut menatap prihatin kearah gadis kecil yang sedang menangis histeris seperti ini, dia pun mengeluarkan sebuah dompet yang dia temukan didalam mantel berbulu milik korban pesawat yang dia tangani. Dompet tersebut sudah sangat lusuh, warna yang bercampur darah dan bau busuk seperti daging.

"Maaf. Saat awal pemeriksaan, saya hanya menemukan dompet ini untuk mengetahui indentitas korban yang saya sedang tangani dikarenakan wajahnya sudah tidak berbentuk." Jelas dokter tersebut lalu menunduk hormat dan pergi masuk kedalam ruang otopsi.

Aell yang mendengar hal tersebut mengigit bibir bawahnya dengan kuat, tangan yang bergetar sedari tadi, kini dia sedang berusaha membuka dompet yang isinya terdapat sebuah foto gadis kecil dalam gendongan ibunya.

"MAMIHHH!!" Teriak Aell histeris. Foto tersebut ialah dirinya, meski sudah hampir tidak berbentuk tapi Aell mengetahui dua orang perempuan dalam foto tersebut.

Brukkk!

Aell kehilangan keseimbangan. Namun, saat dirinya akan terjatuh, seseorang dengan sigap memeluk erat tubuhnya.

"Yang tenang ya... Semuanya bakal baik-baik aja, percaya sama abang."

"ENGGAK! Semuanya gak akan baik-baik aja, gak usah bohongin Aell. Tolong ya tuhan..... Hiks tukar saja dengan nyawa saya, jangan ibu saya...."  Lirih Aell.

Arvel memeluk erat tubuh adik kecil yang sangat ia cintai. Dia juga ikut menangis mendengar kabar bahwa ibunya dan juga ayah tirinya mendapati kecelakaan yang merenggut nyawa mereka.

"Hikss... Aell gak punya siapapun lagi! Siapa yang bakal Aell jadiin tempat cerita? Siapa yang bakal.....N-ngomelin Aell kalau Aell berbuat salah?! BANGUNNN! KELUAR DARI TEMPAT SIALAN ITU!" Teriak Aell dengan menunjuk pintu ruang tempat dimana kedua orangtuanya sedang diotopsi.

Arvel tidak bisa menahan rasa sakit di dadanya, dia menangkup wajah Aell yang memerah karena menangis, dirinya menatap dalam mata milik adiknya yang tersirat akan kesedihan.

"Percaya sama abang! Kamu gak sendirian, ada abang disini. Sayang...."

Hangat, itu yang Aell rasakan. Entah kenapa, memang sejak dekat dengan Arvel, dirinya merasakan kasih sayang dari abangnya yang telah lama menghilang. Sosok Arvel yang ceria memang mengingatkan dirinya terhadap abang kandung nya. Hingga ucapan Arvel tadi membuat dirinya semakin menangis histeris.

"A-abang?" Tanya Aell yang dibalas anggukan pelan oleh Arvel.

Dengan cepat Aell langsung kembali menubruk dada bidang milik Arvel dan kembali menumpahkan rasa sakit yang dia rasakan.

"M-mamih hiks... A-abangg, mamih udah gak adaa.... G-gimana ini abang? Papah juga ikut pergi hiks..."

Kedua mertuanya juga Arche hanya mampu menatap prihatin kepada kedua saudara yang sedang merasa kehilangan. Veronica juga sedari tadi menangis dalam pelukan Devando. Tetapi, tanpa mereka sadari, seorang laki-laki dengan wajah yang penuh sayatan dan juga lebam memandang kearah gadis yang sedang menangis dalam pelukan orang lain dengan wajah yang memprihatinkan.

"Maaf sayang... Disaat seperti ini aku gak bisa ada disisi kamu. Aku masih malu Aell, rasa bersalah aku masih besar."

Dengan cepat laki-laki tersebut memakai kembali kacamata hitamnya lalu pergi dari rumah sakit tersebut.

Kembali lagi kepada Aell, dirinya sekarang merasakan hati yang begitu kosong dan hampa. Bagaimana kehidupannya sekarang? Kerabat tidak punya, Theo bahkan akan menceraikan nya dan fakta yang baru saja dia ketahui adalah.... Arvel ternyata seorang kakak yang selama ini dia cari! Sungguh semua ini terlalu cepat untuk Aell cerna.

"Sayang? Aell gak perlu ngerasa sendiri, ada abang sekarang. Kalau suatu saat Theo emang bakal cerain kamu, itu artinya giliran abang yang ngurus kamu. Dan kamu bakal tinggal sama Abang kayak dulu lagi...." Ucap Arvel dengan senyuman tulus yang begitu menghangatkan hati Aell.

Mungkin sekarang memang hanya Arvel lah tempat Aell pulang, hanya Arvel lah satu-satunya keluarga yang dia punya. Aell berharap penderitaan dalam hidupnya cepat terselesaikan, sejujurnya Aell tidak ingin, bahkan tidak pernah terfikir didalam otaknya untuk meninggalkan suaminya. Tetapi jika itu pilihan terbaik, maka dia akan berusaha untuk ikhlas.

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang