XIX

2.6K 319 29
                                    

Update nih, vote commentsnya ya😁

Selamat membaca~~

~~~~


Pagi pagi, Winter tertegun saat menatap wajah laki laki yang sedang berada dihadapannya.

Entah mengapa malam itu dirinya tidur lebih nyenyak, dirinya menyadari bahwa perasaannya membaik. Perasaan diterima dan aman ia dapatkan dari suaminya.

Benar saja, bahkan sepertinya Winter bermimpi indah. Tangan mungil Winter bergerak mengusap pipi Karina yang masih tertidur itu dengan lembut.

Setelah Winter merasa puas memandang suaminya, ia bergerak beranjak dari kasur sambil membenarkan letak selimut ditubuh Karina.

Winter bergerak menuju kamar mandi dan bersih bersih, namun kembali hormon kehamilannya memperngaruhi dan ia kembali muntah muntah pagi.

Winter muntahkan isi perutnya. Winter berusaha muntah tanpa suara, namun tiba tiba ada yang mengusap punggungnya pelan.






"Pelan pelan.." suara serak berat bangun tidur laki laki yang terus mengusap punggung Winter lembut.

Setelah selesai, Winter langsung dudukan dirinya lemas di lantai dan tutup toilet. Karina bergerak menekan tombol siram toilet lalu berjalan mengambilkan handuk kecil untuk Winter.

Winter lalu terpogoh menuju wastafel berkumur lalu dengan pelan Winter terjatuh duduk di lantai kamar mandi yang untung saja kering.




"Mual? aku gosokan lotion ya?" kata Karina mengelap wajah istrinya.

"Gapapa, kamu tidur aja lagi" kata Winter melihat jam ditoilet yang ternyata masih pukul 4 pagi.

Terlalu awal untuk bangun dari tidur, tapi Winter terbangun karena merasa tidak enak pada tubuhnya, ya morning sickness.





"Pusing? biar aku gendong ya" kata Karina. Winter hanya menganggukan kepalanya lalu dengan segera Karina gendong Winter ala bridal.

Karina gendong Winter menuju kamar dan ia baringkan pelan tubuh Winter.





"Ada yang pegal? Perutnya gak enak?" tanya Karina berbaring di sebelah Winter sambil mengusap lembut perut Winter yang masih rata.

Winter menggelengkan kepalanya lalu bergerak memeluk pinggang Karina dan menenggelamkan wajah di dada Karina.

Karina hanya mengusap belakang kepala Winter, berharap istrinya bisa tenang. Walaupun mengantuk hebat, dirinya harus mengutamakan istrinya.







Sudah cukup sifat cueknya selama ini, mungkin ini saat yang tepat menunjukan perasaannya dan membuka hatinya.






°°°






Pagi pagi, Winter menggeliat diatas kasurnya dan meraba kesebelahnya dan tidak menemukan siapapun di sebelahnya.

Winter langsung terbangun dan ia buka matanya memastikan dan tidak menemukan suaminya di ranjang mereka.

Matanya lalu melirik jam dinding dan mendapatkan sudah pukul 9 pagi. Winter mengacak rambut panjangnya kesal, kenapa dirinya bisa semalas ini.

Baru saja berjanji akan menjadi istri yang baik untuk Karina yang sudah menerima dia, namun dirinya malah kesiangan dan pastinya suaminya telah berangkat kerja jam segini.



Cklek!




"Selamat pagi nyonya, saya datang membawakan sarapan!" seru seorang wanita paruh baya masuk ke kamar Winter.

It's You (너라서)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora