XVIII

2.8K 327 46
                                    

Wihhh double nih, yukk vote commentsnya😁😁

Selamat membaca ya~

~~~~




Karina menghela nafas berat, saat ini dirinya duduk di ruang kerjanya. Pusing, beban pikiran itulah yang ia rasakan saat ini.

Masalah dirumah, masalah di pekerjaan, masalah hidup, semuanya ia benar benar pusing.

"Apa keputusan gue coba komitmen itu salah? kenapa sih saat gue mau coba percaya sama perasaan dan komitmen harus begini jadinya?" gumam Karina bertanya tanya.



Cklek!





"Yooji!"

Karina mendongak lalu menatap seorang laki laki paruh baya datang bersama istrinya dan seorang bayi kecil mungil di gendongan sang nenek.


"Halooo om Jimin~" suara Irene menirukan suara anak kecil mendekati Karina sambil memainkan tangan Yuna seperti menyapa Karina.

"Kok kesini? Yeji sama Jisu mana?" tanya Karina pada orang tuanya.

"Mereka ke rumah sakit, Jisu sakit. Semoga aja cucu kedua hihi" jawab Irene lalu meletakan bayi mungil  itu di gendongan Karina.






Karina terima bayi kecil itu ke pangkuannya lalu ia tatap bayi itu. Entah mengapa, Karina biasanya tidak begini merasa tertarik pada keponakannya itu.

Karina tidak begitu menyukai anak kecil, namun karena Yuna adalah keponakannya, Karina merasa menyayangi Yuna.

Namun kali ini, saat memegang bayi Yuna, Karina merasakan getaran emosional dimana Karina terus menatap mata mungil bayi itu sambil tersenyum.

Seulgi dan Irene yang melihat itu juga cukup tertegun menatap putra sulung mereka itu terpaku pada mata Yuna.







"Jimin, ulurkan jari kamu!" suruh Irene saat melihat Karina tertegun.

Karina mengangguk lalu mengulurkan jarinya yang langsung di pegang erat oleh kedua tangan mungil baby Yuna.

Bayi itu pegang jari telunjuk besar Karina dan langsung bayi itu remas telunjuk Karina membuat Karina cukup terlonjak.

Merasakan lonjakan Karina, baby Yuna langsung tertawa kecil melibatkan gigi gigi mungil yang mulai tumbuh kecil di mulut bayi itu.





Papa Seulgi lalu bergerak mendekati Karina dan langsung menepuk pundak Karina.

"Kamu tumben emosional begini liat bayi, kayaknya kamu sudah siap jadi seorang ayah, Yoo Jimin" kata Seulgi pada putranya.

Karina yang mendengar itu cukup tergerak dalam hatinya, entah mengapa dirinya malah memiliki ikatan emosional pada anak kecil, padahal dirinya tidak memiliki itu sebelumnya.





Hanya perasaan harus melindungi karena dia adalah seorang paman, namun kali ini berbeda.






"Jimin... gimana sama hubungan kamu dan Minjeong? apa kalian sudah menunjukan affection? sudah ditahan melakukan hubungan suami istri?" tanya Irene memulai pembicaraan dewasa.

Karina terdiam, dirinya menatap kosong kearah mata Yuna membuat Seulgi dan Irene lagi lagi merasakan ada yang berbeda pada putra mereka.

Semenjak menikah, Karina menjadi lebih emosional dan tidak sekaku dulu. Karina menjadi sosok yang terlihat lebih perasa dan peduli.






It's You (너라서)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang