"Lu percaya sama omongan dia? Berapa tahun lu kenal sama gue? Kenapa lu percaya omongan dia daripada sahabat sendiri? Padahal lu baru kenal belum sampai 1 bulan"ucap yoga yang membuat bayu terdiam. Eri menepuk pundak bayu "Udah lah bay. Kita tidak tau siapa yang salah dan benar. Kita belum ada bukti. Jangan langsung menuduh yoga"ujarnya yang membuat bayu menghela nafasnya.

"Apa vita yang berbohong? Harus gue selidiki"batinnya.

Vita menatap keluar jendela mobil. Vita pulang dengan naik taksi. Tanpa dia sadari, air matanya turun. Dengan cepat vita mengusap air matanya "Selalu gue. Apa yang gue perbuat di masa lalu hingga kaya gini?"batinnya dengan lirih.

"Mbak dari mana?"tanya sopir taksinya.

"Dekat-dekat sini"

"Kenapa nangis?"

Vita terdiam karna malas menjawab. Sopir taksi itu tersenyum dan memberhentikan mobilnya. Sopir itu membalikkan badannya "Hai kenalin gue putra"

Vita menatap sopir itu dengan malas "Vita"

Putra kembali menjalankan mobilnya. Putra kembali fokus menyetir.

"Jangan canggung. Gue ini bukan om-om yang seperti lu kira. Gue masih umur 19 tahun. Ini gue lagi nganti ayah gue. Gue masih kuliah"ujar putra dengan panjang lebar. Vita berdehem. Sungguh dirinya tidak ingin tau lebih.

"Jangan cuek-cuek ta"pesan putra yang masih tersenyum. Vita tidak menjawab melainkan vita memejamkan matanya sambil bersandar. Sangat lelah.

"Susah banget ngajak lu bicara. Lu introvert ya?"tanya putra lagi. Vita berdecak sebal "Lu bisa diam gak?"ketusnya. Putra terkekeh "Lucu banget sih muka lu"

"Turunin gue disini"ucap vita. Putra langsung berhenti "Lah kok berhenti? Kan tujuannya belum nyampe"tanyanya dengan bingung.

"Berapa?"

"75 ribu"

Vita mengeluarkan uangnya dan memberikannya ke putra "Kembaliannya diambil aja. Secara dari tadi gue diemin lu"ujarnya sambil turun.

"Eh ta! Tunggu"ujar putra sambil turun. Rambut panjang halus yang berantakan membuat kegantengannya menambah di mata cewek. Termasuk vita.

"Sial dia ganteng"batin vita dengan jujur. Putra mengacak rambutnya "Gue boleh minta no lu gak?"

"Sayang? Dia siapa?"tanya cowok yang tak kalah tampan dari putra. Cowok tersebut merangkul pinggang vita dengan posesif.

"Dia supir taksi"jawab vita dengan cuek. Cowok itu mengangguk "Ngapain lu disini? Udah sana pergi"usirnya.

"Gue mau minta no vita"ujar putra.

"Vita ini pacar gue! Ngapain minta no cewek gue!"marahnya. Putra menatap vita dengan memelas. Vita menghela nafasnya dan menggeleng "Maaf tapi gue gak bisa"

"Eum oke. See you next time vita"ujar putra dan langsung pergi. Vita membalikkan badannya dan memeluk cowok tinggi tersebut.

"Kenapa? Kenapa lu baru kesini? Apa lu gak kangen sama gue? Gue cape pura-pura ta. Kenapa lu mau kek gini?"lirih candra. Ya dia Candra Haldish. Keturunan darah indo-inggris. Dia tangan kanan vita. Vita ketemu candra di balapan dan vita mengajaknya kesini karna candra digebukin oleh temannya karna kalah balapan. Candra adalah cinta pertama vita. Selama ini vita memendam sendiri.

"Gue hanya gak mau lu ikut kena dra. Tolong mengerti itu"

"Tapi lu selalu bersembunyi di balik make up. Gue mau semua tau. Gue gak mau liat lu trus di bully"

"Dra udah. Gue gak mau bahas itu"

"Selalu aja gitu. Ayo masuk. Segitu dulu meluk gue. Gue tau gue ngangenin"ucapnya sambil mengelus rambut vita. Vita mencubit perut candra. Candra menggenggam tangan vita dan diajaknya kedalam.

Semua yang didalam menoleh saat candra mengajak cewek ke markas. Bahkan ada yang menggoda vita secara terang-terangan.

Vita berdiri di samping candra. Vita bertepuk tangan 2 kali. Semuanya terdiam. Vita menatap anggotanya dengan mengintimidasi. Semua merasa hawanya tiba-tiba dingin dan mencengkam.

"Siapa dia? Kenapa auranya sangat kuat?"

"Dia leader disini. Gue maklumi yang baru disini. Jangan memandang remeh leader. Walaupun dia perempuan tapi dia sangat-sangat kejam dari candra"

"Banyak yang berubah disini. Bagi yang baru bergabung, Selamat bergabung di Black Shadow! Ingat darah, kegelapan, balas dendam, bayangan dan mati. Hanya 5 itu bisa membuat kalian menjadi iblis"ucap vita dengan lantang. Semua meneguk salivanya dengan kasar bahkan candra takut dengan vita.

Vita terkekeh "Jangan tegang gitu. Jangan sampai melukai atau membunuh orang yang tidak bersalah. Gue hanya ngasih tau saat kalian di injak-injak ingat  5 visi itu"

"Dra coba ambilin papan itu"ujar vita. Candra mengangguk dan mendorong papan tersebut.

"Makasih"

Vita membuka tasnya dan mengeluarkan polaroid. Vita menempelnya di papan.

"Ini target baru kita. Dia pemakai narkoba dan sembunyi di daerah barat. Gue minta bantuan kalian untuk mencari dia. Kalian di dampingi oleh candra. Kali ini gue gak turun tangan. Ada hal yang perlu gue urusi. Dra gue mohon bantuannya ya. Nanti gue akan bayar kalian lebih banyak lagi"ujar vita yang membuat semua mengangguk.

"Jangan semua ikut. Hanya 20 orang aja dan besok kalian berangkat. Kendaraan udah gue sediakan. Kunci mobil nanti gue kasih ke candra. Kalian bisa ambil di garasi"ujarnya lagi.

Vita melihat jam tangannya "Gue harus pulang dulu. Nanti gue dimarahin. Nitip rumah ini dra. Gak bentar lagi gue akan menetap disini"ujarnya kepada candra. Candra merasa tidak ada yang beres di perkataan vita. Candra mengangguk.

"Hampir aja lupa"ujarnya lagi sambil merogoh tasnya lagi. Vita memberikan kunci mobilnya ke candra.

"Yaudah gue pulang dulu"ucapnya dengan cepat-cepat keluar rumah  yang dianggap markas.

Vita adalah leader Black Shadow. Dia membangun gangster ini karna ingin balas dendam ke keluarganya. Dirinya berjanji akan balas dendam. Itu sudah tertanam dari kecil. Dia hanya nunggu di waktu yang pas dan kosong. Belum juga semua orang yang pernah menghinanya. Dia sudah menandai orang tersebut.

BLACK SHADOW Where stories live. Discover now