7. Ruang BK

19 3 0
                                    

"Cantik? Kebanyakan sekarang cewek cantik itu menjual tubuhnya. Jadi mulai sekarang berhati-hati lah menyukai cewek"
Hideri Yogaswara

HAPPY READING

Yoga keluar dengan perasaan jengkel. Vita berdiri di depan pintu kamar mandi "Lu gak mau keluar?"tanyanya tanpa membalikkan badannya.

Esa menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Emm"gumamnya yang di dengar oleh vita. Vita menunggu ucapan esa.

"Yaudah gue keluar dulu ya. Lu istirahat nanti. Makanannya di makan"ujarnya yang langsung berbalik badan. Vita terdiam yang membuat esa menghela nafasnya. Esa memukul kepalanya dengan pelan. Dia terlalu ke pedean karna bisa mengambil hati vita dengan cepat.

"Makasih"ujar vita dengan tulus. Vita masuk ke kamar mandi. Dia juga manusia yang punya hati saat ada orang yang memberi perhatian kepadanya walaupun mereka melihat dirinya dengan kasihan.

Esa yang ingin beranjak mengurungkan niatnya. Dia mendengar vita mengucapkan terima kasih. Dia lagi gak salah dengar kan? Telinganya gak lagi bermasalah kan? Tolong bangunkan esa dari mimpi yang terlalu indah ini. Esa menepuk pipinya dan langsung keluar.

Di sepanjang jalan, esa tersenyum lebar yang membuat bayu, eri dan sandi yang baru dari kantin menatap esa dengan curiga.

"Woi anjing!"panggil bayu dengan kasar. Esa menoleh ke belakang dan mengangkat dagunya.

"Hei gak boleh gitu sama majikan, anjing. Turunkan dagumu"ujar bayu dengan telunjuk yang menyuruh esa menurunkan dagunya.

Esa menurunkan dagunya yang membuat eri dan sandi menahan tawa. Eri heran kenapa esa menuruti kemauan bayu. Udah tau si bayu agak setres malah di turuti.

"Sa ngapa lu senyam-senyum gak jelas? Gue tebak! Lu pasti dimasukin hantu kepala tiga kan?"ujar sandi sambil senyum. Eri memutar bola matanya dengan malas "Ngadi-ngadi! Mana ada hantu kepala tiga?!"kesalnya.

"Begini dah pikirannya ke cewek mulu. Gobloknya jadi keliatan kan?"ujar bayu. Eri berdecak sebal. Esa menguap yang langsung di tabok oleh sandi.

"Ingat kata kepala sekolah yang dulu. Kalau menguap congornya di tutup macam gini"ujarnya sambil mencapit bibir esa lalu menariknya kedepan hingga macam bibir bebek.

Plak

Esa memukul tangan sandi hingga terlepas. Esa mengusap-ngusap bibirnya.

"Congor gue makin lebar babi! Sialan lu jadi anak babi!"kesal esa yang masih mengusap bibirnya.

Bayu, eri dan esa tergelak. Ciri-ciri sahabat laknat mah gini. Mohon maaf jangan di tiru ya kawan-kawan. 

"Biar makin lebar tuh mulut macam bebek"ucap bayu yang masih tertawa.

"KALIAN!!!"teriak bapak guru dengan kepala gundul macam hutan yang sudah digunduli. Esa yang melihat guru gundul langsung kabur duluan dan meninggalkan bayu, eri dan sandi yang menatap guru gundul tersebut.

"Sa k- ESA ANJING!"bayu yang mau ngomong sesuatu ke esa tapi esa sudah jauh. Esa hanya mengangkat kedua tangannya dan menyilangkannya seperti huruf 'X'.

Bayu yang mau kabur langsung di pegang oleh eri "Mau kemana lu? Kita di panggil tuh. Sesekali menjadi murid teladan apa salahnya. Ini sekolah baru kita, jadi jangan cari masalah"ujarnya dengan bijak.

Bayu hanya pasrah. Sandi menepuk-nepuk bahu bayu dengan pelan "Ingatlah kawan, teruslah berpantang asa menempur gundul!"ujarnya yang membuat bayu dan eri bingung.

Puk

Eri menepuk bibir sandi "Ngomong apaan sih congor lu anjing?!"

"Gu-"

BLACK SHADOW Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang