"Hmm selalu datar," Vino tahu betul gimana sikap Vera pada orang yang tak dikenalnya.

"Pas udah dibantuin, gue langsung nyelonong pergi dengan tampang dingin gue, eh tau-taunya," Vera menjeda ucapannya membuat Vino semakin penasaran.

"Tau-taunya apa," kesal Vino penasaran.

"Gue di tarik ama waiters cafe, lo tau kenapa," jelas Vera.

"Kenapa?" bingung Vino.

"Gue belum bayar anjir," jawab Vera.

"Pfftt anjir seorang Alvera ngutang," Vino tak bisa menahan tawanya mendengar penuturan Vera.

"Setan, gue lupa bukan ngutang anjir," Vera menimpuk Vino menggunakan bantal.

"Sama aja, gaya doang keren ngopi di cafe ngutang," ucap Vino meledek.

"Tau ah lo mah sama aja ngeselin kaya si cowo itu," Vera semakin menekuk wajahnya.

"Hah jadi cowo tadi tuh masih ada di situ?" tanya Vino.

"Iya anjir parahnya lagi tu cowo ngetawain gue, ngeselin bangetkan tu cowo," kesal Vera.

"Pas gue bayar lebih, si mbaknya juga langsung nyelonong masuk cafe," wajah Vera semakin kesal saat mengigat itu.

"Mana diliatin banyak orang lagi. Aaa malu banget gue," ucap Vera kembali membayangkan kejadian tadi.

"Uu kacian seorang Vera dipermaluin sama waiters," goda Vino dengan wajah yang menyebalkan.

"Ah udahlah gue mau ke kamar," kesal Vera berdiri.

"Eits sini temenin gue," cegah Vino menarik tangan Vera untuk duduk kembali.

"Gue mau mandi dulu dari pagi belum mandi," jelas Vera.

"Jadi lo ke cafe belum mandi?" tanya Vino.

"Hehe belum," Vera cengengesan.

"Ih jorok banget lo," Vino menjauhi Vera dengan tangan mengapit hidung.

"Biarin, lagian gue belum mandi aja cantik," ucapnya melangkah pergi.

"Berarti waktu dia meluk gue, dia belum mandi," gumam Vino sedetik kemudian matanya melotot.

"VERA SIALAN." teriak Vino.

*****

"No lo nginep sini ya," pinta Vera yang tengah duduk disebelah Vino dengan mulut memakan keripik ketang. Sedangkan Vino yang sedang bermain game online diponselnya.

Keduanya sedang berada diruang keluarga.
"Ogah," tolak Vino mentah-mentah.

"Ayolah No temenin gue," bujuk Vera mengguncangkan tubuh Vino.

"Diem Ra gue lagi main," gerutu Vino tak digubris oleh Vera.

"Ayolah no," Vera terus membujuk.

"Ya kalahkan, gara-gara lo sih," Vino menyimpan ponselnya dengan kesal.

"Kok gue yang disalahin, lo aja kali yang kagak bisa main," Vera tak terima.

"Lo nginep sini ya no," lanjutnya kembali membujuk Vino.

"Na no na no lo kira gue kang Nono, nama gue tuh Vino v-i vi n-o no," kesal Vino mengeja namanya.

"Bagus dong nama lo jadi estetok Nono," jawab Vera menaik-turunkan alisnya.

"Ngomong dulu yang bener," kesal Vino meraup wajah Vera.

"Ihh tangan lo bau," Vera menepis tangan Vino.

"Lagian mulut-mulut gue yang ngomong ngapa lo sewot,"

"Serah lo dah, cape ngomong ama bocah mah,"

"Gue bukan bocah," ucap Vera ngegas.

"Enak aja gue tuh dah dewasa, udah gede,"

"Apa yang gede?" tanya Vino ambigu.

"Ya ged- ihh Vino pikiran lo ngeres," Vera mendorong bahu Vino.

"Lah anjir, salah ngomong gue," gumam Vino menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Gue bilangin tante Anna loh," tunjuk Vera dengan nada mengancam.

"Eh eh jangan dong Ra," bujuk Vino kelimpungan sendiri.

"Ok gue gak bakal bilang, tapi lo harus nginep di sini," tawar Vera bersedekap dada.

"Okey gue nginep," pasrah Vino.

"Nah gitu kek dari tadi," ucap Vera.

"Nih giti kik diri tidi," ucap Vino menyenye.

"Lo ngeledek gue," Vera memukul-mukul Vino dengan bantal.

"Aduh ampun Ra ampun," Vino terus menghindar dari pukulan Vera. Vera tak mendengarkan permohonan Vino, dia terus memukul.

"Udah dong Ra sakit nih lo pukul terus," mohon Vino dengan wajah memelas.

"Uh udah deh tangan gue juga dah pegel mukul lo mulu," ucap Vera santai melempar bantalnya asal. Keduanya sibuk kembali dengan dunianya sendiri.

Beberapa jam kemudian

"Eh Ra om Rio belum pulang?" tanya Vino karena sejak dia datang kesini Vino tak melihat keberadaan papa nya Vera.

"Hmm gatau," jawab Vera cuek, tapi dalam hatinya ia menghawatirkan papa nya, Padahal waktu sudah menunjukan pukul 12 malam tapi papa nya belum juga pulang.

"Udah lah gue mau tidur," lanjutnya beranjak pergi menuju lift karena kamarnya berada dilantai tiga.

"Eh tungguin dong," Vino mengikuti langkah Vera menuju lift. Dia takut jika sendirian di bawah.

_____

~

Gimana kalo kalian ada diposisi Vera?

~Vote komennya jangan lupa ya kawan☁️

~Follow juga akun saya.

Perfect But Not PerfectNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ