1.Alvera Raquel Alandra

110 53 86
                                    

Senyumanku bukan
Berarti kebahagiaan
~Alvera

~Happy Reading~
_____________

Ceklek

"Non bangun," ucap wanita paruh baya berjalan menuju kasur di mana terdapat seorang gadis cantik yang masih tertidur pulas dengan selimut menutup kepalanya.

"Non bangun," ucap wanita paruh baya berjalan menuju kasur di mana terdapat seorang gadis cantik yang masih tertidur pulas dengan selimut menutup kepalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sumber: pinterest

"Bangun non," ucapnya mengusap rambut sang gadis.

"Eughh, five minutes bi," lenguhan gadis tersebut dengan mata masih terpejam.

"Sarapan dulu non, bibi udah siapin ayam kecap kesukaan non Vera," bi Ani masih mengusap rambut gadis bernama Vera.

"Kalo gitu bibi kebawah dulu," mengubah posisi menjadi duduk Alvera hanya mengangguk dengan tangan mengucek mata.

Alvera Raquell Alandra terlahir dari keluarga kaya. Gadis berumur 17 tahun itu kerap disapa Vera itu memiliki wajah cantik, tinggi semampai, hidung mancung. Tak hanya fisiknya yang sempurna Alvera juga pintar dengan IQ diatas rata-rata. Vera tidak dingin namun ia akan sinis pada orang yang tak ia sukai.

*****

Tap, tap, tap

Langkah kakinya terhenti dipertengahan tangga.

"Bi," Alvera kembali melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga.

"Iya non, ada apa?" Bi Ani datang dari arah dapur.

"Papa udah pulang?" tanya Alvera dengan mata melirik kearah ruang keluarga tapi tak melihat sang papa.

"Udah non semalem ta-," ucapan Bi Ani terpotong oleh Alvera.

"Terus sekarang papa dimana bi?" tanya Alvera cepat menampilkan senyumnya.

"Anu itu non tuan udah berangkat ke kantor tadi," jawab Bi Ani dengan suara pelan diakhir kalimat.

"Oh," seketika senyumnya luntur.

"Non makan dulu bibi udah masakin ayam kecap kesukaan non Vera," ucap Bi Ani mengalihkan pembicaraan.

"Wah yuk bi kita makan, Vera laper." ajak Alvera mengandeng tangan Bi Ani ke dapur dengan semangat seolah melupakan kesedihannya.

Ruang makan

"Ayo Bi makan bareng Vera," ucap Alvera setelah duduk di kursi.

"Gak non, Bibi makan dibelakang aja," tolak Bi Ani halus.

"Gapapa bi sini aja duduk disamping Vera," kekeh Alvera menarik tangan Bi Ani untuk duduk disampingnya.

"Tapi non-,"

"Ayo duduk bi, bibi kan udah Vera anggap ibu Vera sendiri, miris banget ya Bi hidup Vera papa sibuk kerja sedangkan mama, Vera sendiri gak tau mama kemana," ucap Alvera panjang dengan pandangan kosong.

Perfect But Not PerfectWhere stories live. Discover now