2.Sepupu

52 44 84
                                    

Ting tong

"Eh den Vino, silahkan masuk den," ucap bi Ani membuka pintu.

"Vera nya mana bi?" tanya lelaki tersebut melangkah masuk.

"Non Vera tadi keluar den," jawab bi Ani.

"Keluar kemana?" dia duduk disofa ruang tamu.

"Gak tau atuh den, non Vera teh gak bilang mau kemana," dia menganggukkan-anggukkan kepala.

"Den Vino mau minum apa?" tawar bi Ani.

"Teh aja bi," jawabnya.

Alvino Raksa Alandra, Lelaki tampan yang kerap disapa Vino itu merupakan sepupu Alvera, usianya 18 tahun dia juga satu sekolah dengan Alvera. Vino orangnya jail dan pecicilan. Tapi jangan salah dia sangat menyayangi Alvera seperti adik kandungnya sendiri, bahkan ia sangat memanjakan Alvera.

"Siap den, kalo gitu bibi kedapur dulu," pamit bi Ani melangkah pergi.

Vino merogoh saku celananya mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Vera.

"Halo," ucap Vino saat telepon terhubung.

"Hmm,"

"Lagi dimana?" tanya Vino.

"Cafe,"

"kapan pulang?" tanyanya lagi.

"Bentar lagi,"

"Sekarang! gue ada dirumah lo,"

"Nanti,"

"Gue tunggu dirumah, kalo engga gue gak bakal kesini la-"

Tutt tutt

Belum sempat Vino menyelesaikan ucapannya, Vera lebih dulu mematikan sambungan telepon.

"Hufh, ni anak kebiasaan banget gue belum selesai ngomong juga," gerutunya dengan wajah cemberut.

"Den Vino kenapa mukanya cemberut gitu," ucap Bi ani dengan tangan memegang nampan berisi minuman dan cemilan.

"Eh enggak bi," Vino menormalkan mimik wajahnya.

"Oh iya atuh den, kalo gitu bibi ke belakang dulu," pamit Bi Ani meletakkan nampan tersebut di meja.

Vino hanya mengangguk kemudian meminum tehnya.

Tak lama setelahnya pintu mension terbuka menampilkan Vera dengan wajah kusutnya.

Vino yang melihat Vera berdiri, berniat menghampirinya.

"Huaa Vino gue malu," rengek Vera tiba-tiba berlari memeluk dan menenggelamkan wajanya di dada Vino.

Vino yang mendapat pelukan tiba-tiba dari Vera hanya diam membalas pelukannya.

"Malu kenapa," tanya Vino bingung.

"Gara-gara lo nyuruh gue pulang," kesal Vera melepas pelukannya.

"Lah kok gara-gara gue," tunjuknya pada diri sendiri.

"Iyalah, gara-gara lo gue buru-buru pulang sampe jatoh," Vera duduk disofa.

"Tapi lo gapapa kan?" tanya Vino khawatir membolak-balikkan badan Vera.

"Ihh dengerin dulu," kesal Vera melepaskan tangan Vino.

"Iya terus gimana?"

"Ya gitu gue dibantuin berdiri ama si cowonya,"

"Ntar-ntar jadi maksudnya yang nabrak lo sampe jatuh tuh cowo,"

"Iya, nah lo tau kan ekspresi gue kalo sama orang lain?" tanya Vera.

Perfect But Not PerfectOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz