9» susah

386 11 0
                                    


Rayna berdiri dengan dua tangan terlipat didepan dada, menatap kedepan dengan tatapan jengkel.

"Kenapa? Kamu nggak mau tidur?" Tanya kaivan yang tengah berbaring di ranjangnya, siap untuk tidur.

"Kalau nggak mau ya udah, saya mau tidur." Ucap Kaivan lagi sebelum mengenakan selimut dan memiringkan tubuhnya.

"Loh, nggak bisa gitu dong om!" Sentak Rayna jengkel.

"Om!"

Kaivan menghiraukan teriakannya membuat Rayna dengan kesal menghampiri pria itu lalu menyibak selimutnya.

"Jangan tidur dulu, urusan ini belum selesai!"

"Udah malem, besok pagi saya ada rapat penting, kalau mau buang waktu buat bahas itu mending besok aja."

"Buang waktu?" Rayna terkekeh sinis. "Ya, semua ini cuma buang waktu. Memang nggak seharusnya ada kan, buat apa terus dipertahanin kayak gini." Ucap Rayna sebelum melangkah pergi keluar kamar.

Kaivan menghembuskan nafas panjangnya dengan frustasi. Kenapa jadi tambah rumit begini?

💋💋💋

"Terus semalem kamu gimana?" Tanya bila setelah mendengar tuturan panjang dari sahabatnya.

"Gimana apanya?" Jawab Rayna bertanya kembali.

"Elo tidur dimana? Lo kan nggak bisa tidur kalau bukan diranjang yang empuk, atau jangan bilang, lo..."

"Gue nggak tidur." Lanjut Rayna memijat kepalanya. "Ya masa gue harus tidur seranjang bareng dia. Yang bener aja."

Bila hanya bisa menatap Rayna yang terlihat sangat terbebani dengan semua yang menimpanya, sahabatnya yang satu ini memang sangat tidak suka jika berurusan dengan laki-laki.

"Lo mau tinggal di apartemen gue dulu buat sementara?" Ucap Bila menawarkan.

Rayna mendongak menatap lurus pada Bila. "Lo bilang adik lo tinggal bareng lo sementara ini."

"Iya sih, tapi kan dia paham lo. Nggak papa lah, nggak usah mikirin soal itu."

Rayna sedikit menimang tawaran bila sembari menyedot minuman cokelat miliknya hingga tandas. "Nggak deh, gue harus selesain masalah gue sendiri mulai sekarang. Kalau milih pergi yang ada bakal nambah terus masalahnya."

Bila menatap Rayna dengan prihatin, sahabatnya ini kasihan sekali. Ponselnya berdering membuat perhatiannya teralihkan, ia mengangkat panggilan masuk yang ternyata dari teman sekantornya.

"Ya mbak, aku otw sekarang. Oke."

Rayna menatap Bila yang terburu-buru mengemasi tas Channel miliknya.

"Ay, gue balik ke kantor dulu ya. Udah lewat jam makan siang nih." Pamit bila sebelum melangkah pergi dengan terburu.

Tak ada pilihan lain, Rayna pun ikut beranjak dari sana untuk kembali ke kantornya.

.

"Rayna!"

Panggilan seseorang membuat Rayna urung masuk kedalam lift, dia mendapati bang Rio tengah sedikit berlari menghampirinya.

"Kenapa bang? Sampai lari-lari segala." Tanya Rayna begitu Rio tiba didepannya dengan nafas terengah.

"Ikut gue yuk."

"Kemana?"

"Kunjungan proyek." Belum sempat menjawab, Rio sudah lebih dulu menggenggam tangan Rayna untuk mengikutinya keluar gedung.

Dan seseorang yang sedari tadi tengah berdiri didepan lift menatap kepergian keduanya dari sana, ada sedikit aura dingin yang membuat karyawan lain sedikit menjaga jarak dari pria itu.

Troublesome fianceWhere stories live. Discover now