MPA - 5

97.7K 10.7K 208
                                    

Pagi ini masih seperti pagi kemarin tapi bedanya kalau kemarin masih jomblo kalau sekarang udah di ikat dengan sosok yang selama ini dia kagumi dalam diam. Tentu saja suasana hatinya lebih bersemangat berkali-kali lipat banyaknya.

Ameyra menuruni anak tangga dan melihat keluarganya tengah bersantai di ruang tengah. Jiddahnya pun menyapa.

"Mau berangkat Nduk?" tanya neneknya.

"Enggih Jiddah." Ameyra pun menyalami kakek dan neneknya tak lupa menyalimi kedua orang tuanya.

"Vella belum kelihatan Kak?" tanya Mira pada putrinya.

"Iya Mi, Vella aku suruh duluan aja, biar aku bawa motor, sekali-kali pengin bawa motor sendiri," kata gadis itu.

"Yasudah hati-hati nggak usah ngebut," kata umi Mira.

"Siap boss," ucapnya lantas menyalimi semuanya.

"Mey berangkat, assalamu'alaikum." ujarnya seraya beranjak dari sana.

"Wa'alaikumussalam."

****

Saat hendak masuk ke dalam lift tapi keduluan calon ayah mertuanya, namun siapa sangka justru Ameyra malah di suruh ikut gabung disana.

"Terimakasih, Pak," ucapnya agak sedikit jaim.

"Iya Ameyra," jawab pak Wirama. Di dalam lift ini hanya ada tiga orang saja dengan dirinya, salah satunya Zuandra. Gadis itu tak melihat keberadaan sosok lelaki yang 'mengikatnya' semalam.

Pintu lift pun terbuka, mereka keluar dari sana dan menuju ruangan masing-masing. Ameyra sedikit membungkuk sopan lalu berpisah disana.

Sampai dimejanya, dia langsung di goda oleh sahabatnya yang tak lain dan tak bukan siapa lagi Vella.

"Aciecie bentar lagi ada yang mau married nih," goda Vella di sela Ameyra tengah menarikan tangannya di atas papan keyboard.

"Jangan keras-keras Minem," balas Ameyra dengan nada lirih. Karena tempat Ameyra dan Vella bersebelahan hanya saja ada pembatas kaca di meja mereka.

"Ee... sapa yang mau married?" tanya Sania mengintip seraya memiringkan tubuhnya ke arah Vella yang berada di depannya lantara gadis itu tidak sengaja mendengarnya.

"Nanti Lo juga dapet invitation nya kok," ujar Vella juga menggeserkan kursinya.

"Asyikkk makan gratiss," saut Sania. Mereka pun terkekeh kecil.

"GRATISAN SELALU DI DEPAN...."

"Anehnya lagi itu nikmatnya berlipat ganda gasii."

"Kata om Arfan seribu buat nak Sania,"

"Dih napa abi Ameyra jadi lo bawa-bawa,"

Sedangkan Ameyra hanya bisa menggeleng kecil kepalanya sembari tersenyum. Ada-ada saja sahabat dan temannya itu. Ameyra pun kembali fokus pada tugasnya.

Dalam waktu dekat ini dirinya akan segera melepas masa lajangnya dan di gantikan oleh statusnya menjadi seorang istri.

Semuanya terasa seperti mimpi tapi dirinya tertampar oleh kenyataan. Jika semua ini bukan lah sebuah mimpi.

🚴🚴🚴

Siang, pukul 12.15

MENANTU PILIHAN ABI [NEW VERSION]Where stories live. Discover now