17.Dewasanya figur ayah

Start from the beginning
                                    

Melihat itu Zanika tertawa kecut, mendekat lalu merangkul pundak Alice, mengarahkan gadis Belanda pada letak CCTV berada. "Lo pikir gue cuma ketua cheers? not only that dear," katanya lalu mengacungkan jari tengah tinggi-tinggi dengan lidah menjulur, meledek ke arah letak CCTV, nanti mudah saja rekaman ini terhapus.

Harga diri Alice benar-benar terasa diinjak tetapi sulit untuk bisa melawan. "Nggak usah ngoreksi gue lagi, lo denger kalo nggak BUDEK kan?"

Selain mulut terkunci para anggota yang enggan kena semptrot itu juga memandang iba pada Alice.

Rangkulan Zanika dilepaskan, bergegas pergi dari tempat ratu ular.

Jiwa kekeluargaan Nesya meledak seketika takala matanya memandang kondisi buruk Alice yang baru saja keluar genesium. Bahunya menggeliat, lengan kanan-kiri di gulung asal, kebanyakan dekat Raga jadi seperti ini. "BALAS JANGAN-JANGAN! AKU TIDAK APA!" larang Alice menahan tangan Nesya.

"Tidak apa bagaimana, sih? kamu sudah bilang baik-baik malah kena tamparan? mana bisa saya diam saja Alice?! cewek sialan itu juga malah nyolot dan menyebut mu cewek aneh, ayo!"

Bukan masuk genesium Nesya malah menarik Alice ke kantin. "Hot dog satu saosnya banyakin, pinjem nampan Bi," ucap Nesya meronggoh lembar merah, saku bulanannya.

Setelah hot dog tersimpan di nampan Nesya membawanya ke salah satu meja. Alice menyeka bekas air mata di pipi. "Kamu bayar hot dog satu degan ribu seratus itu? banyak-banyak kembalian kamu ambil tidak?"

"Tidak, karna aku juga membeli botol mayones ini," balas Nesya, cekatan mengambil pisau, berkutat dengan botol tersebut.

Belum sempat kebingungan terjawab Nesya sudah menarik Alice lagi dengan tangan memegang nampan, di atas nampan hanya terdapat satu hot dog dan mayones. "Kemana kita, dan apa itu untuk hot dog tidak mu makan?"

Dua sudut bibir Nesya terangkat simpul. "Anjing menggonggong biasanya karna lapar."

Sampai di ambang pintu genesium langkah Alice terhenti. Sedangkan Nesya cepat masuk tanpa sedikitpun ragu.

"Permisi ada yang pesen hot dog tambahan mayones!" ujar Nesya sedikit berteriak.

Formasi melingkar sontak berubah saat telunjuk Zanika terangkat mengintruksikan untuk diam, meneliti wajah Nesya lamat-lamat. "Girlsss, kita kedatangan tamu spesial," kata Zanika gimik sok ramah.

"Ada yang kenal?" tanya Zanika, mimik Nesya datar, membiarkan Zanika habis-habisan mencaci. Para anggota menggeleng seseuai keinginan ratu. "Okey, baik hati gue kenalin. Dia itu capung," ucap Zanika mendekat ke Nesya yang tingginya hanya sedagu ketua chears. "You know what that means is capung? cewek kampung."

Sengaja gerakan mulutnya amat memperjelas. "Yang kagatelan mau bersanding sama Raga padahal jelas-jelas beda dalam segala hal, lain kali sadar diri, mau gue beliin kaca?"

Menurut Nesya orang seperti ini hanya ada di dalam cerita atau sinetron lama bertajuk azab wanita terbanting biang lala. "Oh, god! pake cara apa lo deketin Raga? ngemis-ngemis atau---sebelas dua belas sama ulet keked? iww, jijik!"

Dalam hati anggota lain tertawa, bukan untuk Nesya melaikan kasian pada ketua mereka yang sepertinya tidak pernah berkaca.

Pandangan bola mata terdapat soflen abu menuntun pada nampan. Tertawa selanjutnya. "Jangan maksain makannya! liat, demi bisa fashionable biar gak malu Raga ajak kemana-mana lo sampe rela jadi kurir anter-anter hot dog? aduh dasar, miris."

Alis Nesya terangkat sebelah, santai membalas. "Udah deskripsiin diri sendirinya?" singkat tapi berhasil membuat gerakan Zanika mematung.

"WWWWH--AT?"

Testudines:AmongragaWhere stories live. Discover now