+27

2.4K 403 100
                                    

LALISA hanyalah manusia biasa, dengan pikiran logis dan tak suka berhalusinasi. Baginya segala hal berbau horor atau pun fantasi itu benar-benar tidak nyata.

Namun jelas Rose tak tahu hal tersebut, atau lebih tepatnya berpura-pura tidak tahu. Rose selalu berceloteh mengenai berbagai macam hal aneh yang tak Lisa pahami. Mulai dari naga, penyihir, vampir, werewolf, duyung, sampai sihir.

"Bisakah kita makan siang dengan tenang?"

Rose mengerucutkan bibir. "Ayolah, Lice, temani aku menonton Twilight nanti malam."

"Tidak."

"Lisaaaaaa!"

"Aku tidak suka." Ketus Lisa.

"Seingatku kau baru saja menonton ulang film Twilight bulan lalu," sahut Jaehyun tenang meski ada nada heran di dalamnya.

"Iya, tapi itu baru yang seri pertama."

"Oh, apakah ini film seri dengan banyak sekuel?" tanya Lisa sedikit sarkas. "Seperti film pemuda aneh yang menunggangi sapu saat itu?"

Lisa pernah ditipu oleh Rose. Beralasan menonton film dokumenter, ia justru diberi lihat sebuah film berjudul Harry Potter. Sampai pada akhirnya Lisa mendiamkan Rose seharian penuh.

"Harry Potter bukan film aneh, itu justru film terbaik sepanjang masa!"

"Memangnya ada orang yang terbang naik sapu? Tsk, itu mustahil dan sangat gila."

"Hei!" seru Rose tak setuju.

"Sudahlah, Rose. Kau sendiri tahu kalau Lisa membenci hal seperti itu." Lerai Jaehyun.

Rose mendengus lalu menyuapkan sesendok besar makanan sebagai pelampiasan rasa kesalnya. Ternyata di dunia ini ada manusia dengan pemikiran seperti Lisa.

"Ck, hidupmu sangat monoton. Aku heran kau betah menjalani hidup sedatar itu tanpa hiburan."

Lisa mengangkat bahu tak peduli. "Aku pergi, kakakku akan pulang sebentar lagi."

"Oke, hati-hati di jalan, Lisa." Ucap Jaehyun.

"Semoga nanti malam seorang vampir akan datang ke kamarmu." Harap Rose yang masih memendam kesal.

"Vampir itu tidak nyata." Tukas Lisa lalu melengos pergi.

***

Suara ketukan membuat Lisa terbangun dari tidurnya. Lampu di rumah sudah mati semuanya, sehingga Lisa memilih meraih ponsel untuk melihat jam. Tepat tengah malam.

Pada dasarnya Lisa itu tidak percaya hantu juga pemberani, sehingga Lisa memilih bangkit dari kasur untuk mencari asal suara ketukan tersebut.

Tapi langkah Lisa berhenti saat ia melihat cermin di kamarnya. Ingatan Lisa terarah pada sebuah artikel yang pernah dikirimkan Rose, mengenai Bloody Mary—hantu yang akan muncul dalam cermin saat tengah malam.

Ia menatap pantulannya sendiri di cermin.

Cahaya bulan yang menerobos masuk dari ventilasi adalah satu-satunya sumber penerangan di kamar Lisa, sehingga ia hanya dapat melihat wajahnya di cermin. Selain itu segalanya tampak gelap.

Meski suasana sangat hening dan cukup menyeramkan, Lisa tidak merasa takut sedikit pun.

Lisa mendengus keras.

"Lihat, tidak ada hantu selama apa pun aku diam di depan cermin. Vampir, hantu, duyung, semuanya tidak nyata!"

Kemudian Lisa melotot ketika melihat dua pasang mata merah menyala di belakangnya. Dengan cepat Lisa membalikkan diri dan menodongkan apa pun yang bisa diraih—dalam situasi ini, adalah sebuah sisir.

[4] ForcedWhere stories live. Discover now