17

2.3K 642 59
                                    

LISA memalingkan wajah dan mencoba menghindar dari tatapan pemuda tersebut. Pertanyaan mendadak serta wajah Taeyong yang terlalu dekat sungguh tidak menyehatkan untuk jantungnya.

"L-Lalu kenapa matamu bisa berubah warna?"

Taeyong tertawa sejenak.

Ia tidak menyesal sudah bertanya hal cheesy seperti tadi. Selalu menyenangkan menggoda Lisa apalagi di saat berdua saja.

Namun ada satu hal yang tak Lisa tahu. Bahwa tanpa meminta persetujuannya pun, Taeyong sadar bahwa ia sudah jatuh dalam pesona si gadis mermaid.

"Apa yang lucu?" sentak Lisa dengan dahi berkerut, tapi dapat dilihat pipinya masih memerah karena malu.

Taeyong memiringkan kepala. "Kamu."

Lisa menahan napas dan wajahnya memerah hingga ke telinga, kemudian Lisa mengedipkan mata ketika mendengar suara tawa Taeyong. Kedua mata pemuda tersebut menyipit dan itu adalah tawa milik Taeyong paling keras yang pernah Lisa dengar.

"Berhenti tertawa!" seru Lisa dengan mata melotot.

Taeyong menuruti permintaan Lisa, walau masih dengan sisa tawa. Melihat Lisa kembali melotot memperingatkan, Taeyong benar-benar berhenti tertawa.

Kemudian senyuman miring muncul di bibirnya, sekali lagi Taeyong menatap Lisa lekat.

Ia mengamati setiap detail wajah Lisa tanpa terkecuali. Dua mata bulat beriris perak, bulu mata lentik, pipi chubby, serta bibir penuh yang menggoda.

Sementara Lisa terdiam karena maniknya tak sengaja bertabrakan dengan mata dua warna milik Taeyong. Warna birunya sangat indah, tapi Lisa ingin mengalihkan pandangan sesegera mungkin.

Tolong keluarkan Lisa dari sana, ia sangat malu.

"Kau tahu...."

Tatapan mata Taeyong berubah serius, membuat Lisa menunggu kelanjutan kalimat vampir itu dengan jantung berdebar.

"Seratus tujuh puluh tahun yang lalu, ada hubungan lain seperti ini."

Taeyong memegang tangan Lisa, tangan yang memiliki simbol mawar dan bulan sabit terbalik. Tanda forced soulmate.

"Seorang pemuda vampir yang patah hati karena soulmate-nya tiada, dengan seorang gadis penyihir elemen penuh rasa penasaran. Hubungan forced soulmate yang aku pahami di hari kemudian."

Lisa masih menutup mulut. Ia sibuk mendengar dan memperhatikan raut wajah Taeyong.

"Karena masyarakat sekitar membenci ikatan yang dijalin paksa, pasangan vampir dan penyihir itu menjauh dan hidup terpencil. Lalu mereka menunggu selama dua puluh tahun agar bisa memiliki anak. 

"Pada akhirnya Si Anak lahir dengan sehat, tapi semuanya tak berjalan lancar, tak seperti yang pasangan tersebut harapkan."

Tangan Lisa meremat kaos Taeyong. Entah mengapa cerita tersebut terdengar sangat menyedihkan.

"Kelahiran Si Anak membuat ibunya lemah. Ternyata penyihir tak mampu menahan rasa sakit saat melahirkan anak dengan darah vampir yang pekat. Beberapa jam setelah melahirkan, penyihir itu meninggal."

Taeyong diam sesaat. "Singkat cerita, pada umur delapan tahun Si Anak diseret keluar dari rumah oleh banyak orang asing. Ayahnya juga dibawa keluar dengan penuh luka dan dalam keadaan tak sadar.

"Sebelum pergi, Si Anak diperlihatkan bahwa rumahnya dibakar sampai hangus. Banyak sorak puas terdengar di saat Si Anak menangisi tempat tinggal yang penuh kenangan.

"Mereka dibawa ke pemukiman terdekat. Sebuah kemalangan saat Si Anak harus melihat ayahnya terbakar di tengah api yang membara. Ketika Si Anak menangis dan berteriak agar berhenti, banyak orang justru menertawakannya."

Lisa menahan napas untuk sementara, tak menyangka Taeyong bercerita sebuah kejadian tragis.

"Kemarahan memicu banyak hal, Lisa." Taeyong menghela napas.

"Si Anak merasa sangat marah dan tiba-tiba api yang membakar ayahnya padam. Suhu udara turun secara ganjil di tengah musim panas. Sebelum orang lain sadar, banyak es muncul bagai tombak dari permukaan tanah. Kumpulan es itu menyerang makhluk yang ada dalam jarak ratusan meter, membunuh seluruh warga tanpa terkecuali."

Dahi Taeyong berkerut. "Namun kemarahan Si Anak membawa petaka pada dirinya sendiri. Karena ayahnya justru ikut tertusuk tombak es dan meninggal bersama warga yang lain."

Bibir Lisa melengkung ke bawah. Itu sebuah cerita yang menyedihkan untuk didengar.

"Padahal sejak kecil Si Anak mengira dirinya adalah vampir yang utuh. Siapa sangka darah penyihir elemen juga ada dalam tubuhnya?"

Lisa hanya diam, ia memikirkan bagaimana sakitnya hidup puluhan tahun setelah semua tragedi naas itu terjadi.

Taeyong tersenyum kecil. "Kau tidak terkejut?"

"Si Anak adalah dirimu kan," ucap Lisa pelan. "Aku minta maaf, bercerita masa lalu pasti sangat menyakitkan."

"Tak apa."

Kemudian Lisa menarik Taeyong dalam pelukan hangat. Sebuah tindakan yang sangat tak diduga. Taeyong diam sejenak lalu membalas pelukan tersebut lebih erat.

Ia harap Lisa tak akan meninggalkannya, karena Taeyong sudah kehilangan banyak orang tersayang selama hidup.

[tbc.]

ada yang menduga taeyong setengah penyihir? kayaknya sih gada hihi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ada yang menduga taeyong setengah penyihir? kayaknya sih gada hihi

06/28

nanaourbunny

[4] ForcedWhere stories live. Discover now