36 - Pengkhianat

222 72 1
                                    

"Rasa percaya itu mahal harganya. Oleh karena itu, pertahankanlah kepercayaan yang sudah kau dapatkan."

{Magician}

<ᗕ۝ᗒ>

"Wah, Dot. kau langsung yang datang? Menarik. Sudah lama kita tak berjumpa."

"Kau benar. Lama tak jumpa juga, Ivana."

Ivana terkekeh pelan. Gadis ini, dia ... berubah. Ke mana peginya Ivana yang selalu pesimis dan takut? Apa ... apa yang sebenarnya terjadi?!

Sarah bereaksi cepat. Meski kesakitan karena ledakan yang baru saja tercipta, dia sudah dalam posisi siaga lagi, seakan siap menghadapi apapun yang akan terjadi.

Reinnais juga menyusul. Untuk ukuran anak seusianya, refleks Reinnais jelas luar biasa. Bahkan, gadis itu sudah mengeluarkan wand-nya dan mengobati serta memulihkan HP teman-temannya.

"Dot. Pemimpin Klan Capone. Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sarah penuh intimidasi.

"Wah, aku terkenal juga ya, ternyata? Anak penerus Klan Pankhurst sampai mengenalku begini, aku jadi terharu," balas Dot sok bahagia.

Tak diduga, Ivana dengan santainya mendekati Dot. Dot sendiri tidak menyerang Ivana.

"Benar kata Ted. Kalau urusan berkamuflase dan menggiring buruan ke jebakan, kau memang ahlinya. Apa ini semua sesuai pesananku?"

"Dua pasang anak kembar dengan kondisi sihir berbeda dan seorang anak yang cacat karena melewati batas pemakaian sihir. Aku juga memberimu bonus beberapa sumber sihir lengkap dengan tukang reffile-nya."

"Sempurna. Tidak sia-sia aku memungut anak sombong sepertimu."

"Katakan itu lagi, kubunuh kau!"

Dot tertawa. Dia menatap Ivana remeh. Dari sini, kita bisa simpulkan kalau Dot jelas jauh lebih kuat dari Ivana. Dan fakta ini jelas merepotkan untuk kita.

"Dengar, ya. Anak ingusan sepertimu tidak bisa mengalahkanku. Ah, sudahlah. Jangan rusak mood-ku, atau kau akan jadi menu makan siangku. Nah, sesuai janji, aku kembalikan rekanmu."

Pemuda itu menjentikkan jari, memunculkan sebuah kunci emas. Tanpa basa-basi, Ivana menerima benda itu dan membuka sebuah pintu khayalan dengannya.

Hal tak terduga terjadi. Kunci itu bercahaya dan lenyap ditelan cahaya itu sendiri. Cahayanya makin lama, makin terang, menyilaukan pandangan. Begitu mata sudah mampu menangkap gambar, makhluk yang tak terdugalah yang mereka tangkap.

<ᗕ۝ᗒ>

"Aldi, Dercy bahkan tidak membuka pesan dariku. Bagaimana ini?"

"Tidak apa. Itu sudah cukup. Nah, sekarang. Ayo kita lepaskan ikatan ini."

Frida dan Abi tidak banyak protes. Tanpa pikir panjang, mereka saling melepaskan ikatan yang mengunci pergerakan mereka.

Setelah berhasil lepas, ketiga remaja itu meregangkan otot-otot yang kaku akibat duduk terikat selama berjam-jam.

"Oke, denger. Gue bakal jelasin sekali, jadi pastiin kalian nyimak bener-bener."

Anggukan didapat Aldi dari kedua temannya, membawa pemuda itu untuk menjelaskan idenya.

"Dercy pasti udah ambil tindakan. Sambil nunggu dia, kita keluar dari sini. Begitu lewat pintu, kita mencar. Sebisa mungkin, jangan sampai ketemu orang. Tujuan kita cuma ketemu salah satu anak jurusan Magician, minta dilepasin dari sihir pelacak, terus kembali ke sekolah buat lapor ke Sir Alex sama Sir Umar."

School: Magician [Tamat]Where stories live. Discover now