Bab 19 Tegar

1 1 0
                                    

Begitu lamanya aku mengukuhkan hatiku, agar tak tergerus perasaan sedih karena ditinggalkan Made, sungguh sekian lamanya sampai-sampai aku tak mengerti tentangnya. Apakah dia memang benar-benar berkata jujur, atau hanya berdahlih.

Perasaan ku hancur, apakah aku masih bisa memaafkannya. Sudah lama aku menunggu, namun mengapa sekarang aku bimbang dan bingung. Kerasnya kehidupan yang aku jalani, aku ingin dia mengatakan putus saja, berada diposisi digantungkan memang susah sekali. Rasanya begitu berat, namun apalah dayaku. Aku masih sangat mencintai dirinya.

Aku pergi dan tidak mengatakan sepatah katapun dihadapan laki-laki yang dulu kukagumi itu, langkah panjang kuambil. Aku mengusap pipiku yang berderai air mata. Meninggalkan Made diluar sana.

Kisah cinta kami sangat rumit, aku tak bisa banyak bicara dan menghakiminya walaupun sebenarnya dia salah. Mengapa dia tak tegas dengan Anjani, berusaha menjauhinya, atau mengatakan putus saja denganku. Walau merasa keduanya pahit, setidaknya aku bisa melupakan kenangan indah bersamanya. Dan menjalani kehidupan ku sendiri, tanpa bayang-bayangnya.

Aku tak menoleh kebelakang sama sekali, aku hanya menatap ruang kerjaku dan mulai bekerja disana. Sungguh sulit dipahami, banyak orang menatapku dengan senyuman. Ada pula yang mencoba merayuku karena perlakuan tadi. Made tak menemuiku sejak dia mengklarifikasi semua pertanyaan ku. Sepertinya dia juga merasa bersalah karena tidak bertindak tegas.

Saat pulang pak sukir sudah stand by di depan jalan,  dia melambai-lambaikan tangan sembari meneriakiku dari jauh.

"Non non disini" kata pak sukir
"Iya pak sebentar" jawabku sambil tersenyum

Beliau langsung membukakan pintu belakang, dengan sigap aku langsung masuk dan menutup pintu mobil tersebut.
"Non gimana kerjanya non? " kata pak sukir
"Lancar non? "
"Iya begitulah pak, tadi sedikit ada drama haha" jawabku sambil nyengir
"Itu biasa non setiap hari saya dulu juga begitu non, kalau kerja selalu saja ada dramanya non"
"heemb" jawab ku
"Langsung pulang aja ya pak, lusa hari sabtu tolong anterin saya cari rumah sewa ya"
"Iya non siap mah kalau begitu" kata pak sukir

Saat dirumah aku membuka tas yang aku bawa tersebut, ternyata terdapat sepucuk surat. Dari mana surat ini berasal?

Surat yang berwarna baby blue dan dihiaskan gambar hati disisi pojok kiri surat tersebut. Aku membuka surat tersebut dan membacanya.

***

Dear kekasihku,

Maaf selama ini aku salah, maaf jika surat ini sampai ketanganmu maka itu tandanya aku tidak punya kesempatan lagi untuk menghubungimu. Aku berusaha selalu mencoba untuk menghubungimu, aku begitu dilema dalam kekalutan pikiranku. Aku tau aku salah, aku adalah laki-laki yang tidak tegas. Seharusnya aku sudah lama membuat keputusan ini. Aku pun juga sangat merindukan mu, kemarin saat tiba Di Jakarta aku ingin cepat-cepat ke rumahmu, namun investorku menghubungi ku dan merubah jadwal pertemuan. Aku juga mengetahui bahwa kamu bekerja disini, aku sangat senang mendengarnya. Namun, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu. Jika dimungkinkan bisakah kamu memaafkanku. Bisakah kamu memaafkanku atas kesalahanku dan berusaha mencintaiku kembali. Aku ingin hubungan kita tidak hanya lebih sekedar ini. Aku ingin, kamu mencintaiku untuk selamanya.

Maafkan diriku aku memang tidak pandai merangkai kata, namun cinta dan kasih sayangku masih akan tetap utuh bersamamu.

Aku tidak akan berbuat apapun dan menggangumu sebelum kamu memaafkan diriku.

Your fans
I Made Tjandrawijaya

***

Bagaimana ini perasaan ku kacau

Jodohku Cinta PertamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang