Bab 17 Sebenarnya

5 2 0
                                    

Kejadian kemarin membuatku shock, bagaimana tidak. Aku hampir tiada jika tak membanting stang mobilku itu. Tanpa berlama-lama, sosok laki-laki menghampiriku. Wajah yang tidak aku kenal, mukanya sedikit keriput dengan guratan senyum diwajahnya.  Laki-laki itu menyapaku dengan ramah.

"Selamat pagi non"
"Oh iya pagi pak, maaf bapak siapa ya? " jawabku tidak tahu
"Saya sukir non, supir baru non. Tuan menyuruh saya untuk mengantar non berangkat dan pulang kerja non"
"Ayah nyuruh pak sukir nganter saya kerja mulai sekarang?"
"Iya non"
"Tuan khawatir dengan non, makanya saya jadi supir non dewi sekarang. Silahkan masuk non, saya yang bukakan pintunya.. "
"Oh iya terimakasih"
"Iya sama-sama non, non dewi punya sms non. Saya nanti sms non dewi pulangnya jam berapa nanti saya menyusul"
"Maksud bapak nomor telepon ?"
"Iya non itu maksud saya hehe"
"Maap ya non, saya kurang aptudet dengan internet internet begituan non"
"Oh iya gapapa pak, saya tulis aja pak.  Nanti bapak nggak fokus nyetirnya"
"Iya non terimakasih"
"Jujur saja pak saya masih trauma kalau disuruh nyetir sendirian apalagi saya belum cari kos-kosan. Dari kediri ke surabaya kan juga jauh, atau gini aja saya nanti cari kos-kosan deket sini aja. Nanti semisal udah dapet bapak gak usah nganter saya lagi."
"Eh nggak papa non, saya disini kan juga cari uang non. Ini sudah resiko saya sebagai supir non.. "
"Tapi nanti kalau bapak sakit gimana pak? "
"Ya gapapa non, daripada anak istri saya kelaparan. Ini saja, saya baru diphk dari tempat saya kerja. Lalu, tuan ngasih saya kerjan ini. Jadi ini rejeki bagi saya non. Saya beneran gapapa non.."
"Oh yasudah pak, saya tapi akan coba dulu cari-cari kos-kosan atau kontrakan rumah, bapak nanti tinggal nganterin saya ke tempat kerja saya saja. Lagi pula kan biar gak terlalu jauh nyetirnya pak."
"Saya baru aja kemarin mau nggak ada pak... Bapak yang hati-hati ya..  Kadang kitanya sudah hati-hati, tapi ada pengendara lain yang ugal-ugalan jadinya kita yang celaka.. "
"Iya non, baik terimakasih lho non.. Saya seneng kerja bareng tuan dan non, tuan itu baik sekali ditempat kerja non. Sama kayak non juga baik dan perhatian dengan orang lain. Makanya saya waktu ditawarin kerja dengan non langsung mau, karena filing saya begitu. " jawab pak sukir dengan ekspresi sumringah.
"Hehe bapak biasa aja, nanti kalau butuh apa-apa bilang aja ke saya pak. Jangan sungkan-sungkan"
"Iya non"
"Non nyonya tadi membawakan sarapan non, tolong dimakan non. Katanya nyonya tadi buru-buru pergi ke rumah nyonya widya ada hal penting"
"Oh iya saya makan pak"
"Bapak sudah makan? "
"Sudah non"
"Oh iya tadi pagi saya juga gak liat ayah kemana ya pak?
"Katanya tuan ada urusan kerja yang tidak bisa ditunda. Jadi tuan tadi pagi-pagi keluar tanpa bilang non"
"Oh yaudah deh gapapa"
"Bapak itu orang mana pak? "
"Oh saya, saya orang cianjur non"
"Oh jauh banget pak.. "
"Iya saya merantau disini, ya karena istri saya juga orang kediri juga non"
"Oh begitu ya.. "

***

(Sampai ditempat kerja)

"Sudah sampai non"
"Oh iya makasih pak"
"Iya non sama-sama, semangat non pasti bisa"

Sambil tersenyum mendengar perkataan pak sukir itu. Tiba-tiba dari arah belakang beberapa mobil berwarna hitam lengkap menuju parkir mobil dewan perusahaan. Aku belum tahu, tapi yang pasti mungkin itu mobil investor, atau semacamnya. Aku tidak tahu, tanpa berlama-lama aku masuk dengan membuka pintu kantor yang terbuat dari kaca bening tersebut.

Sontak aku langsung menganga setiba dikantor, ternyata hal yang tidak terpikirkan terjadi. Sungguh diluar dugaan.
Semua orang menatapku dan memberi tepuk tangan, bertuliskan Selamat Bekerja Widiana Tunggadewi Selalu Semangat

Wajah mereka begitu berseri dan salah satu pimpinan HRD membawa kue tart, aneh sekali seperti mimpi. Padahal aku belum bekerja disana, mengapa tiba-tiba ada perayaan seolah aku adalah CEO atau direktur perusahaan ini. Aku masih belum percaya, beberapa orang berjas hitam berada dibelakangku badan mereka tegap seperti bodyguard. Dilengkapi dengan kacamata hitam, dan wajah yang lumayan sangar.  Aku masih tidak mengerti. Kenapa aku?  Kenapa bisa aku diperlakukan sespecial ini padahal aku bukan siapa-siapa.

Bersambung dipart 18

Jodohku Cinta PertamakuWhere stories live. Discover now