Bab16 Kenyataan

4 2 0
                                    

Lima hari aku dirawat di rumah sakit karena kecelakaan, lenganku patah dan beberapa dahiku tergores stang mobil. Aku tidak ingat kejadiaan kemarin, yang aku ingat adalah saat itu aku menghindari truk semen yang tiba-tiba dihadapanku dengan kecepatan penuh dan si sopir yang ugal-ugalan. Aku refleks membanting stir mobil ke arah pohon, alhasil tubuhku terpanting ke kiri dan membuat tanganku patah serta dahiku yang tergores.

Beginilah diriku, kemala yang datang duluan waktu itu untuk menolongku dan membawaku ke rumah sakit, saat ia diberitahu orang sekitar yang membantuku saat kecelakaan. Dia yang berada didaerah bungurasih langsung menuju ke tempat kejadiaan TKP dan membawaku ke rumah sakit.  Tak lama kemudian ibu dan ayah datang, tentu aku tak sempat membawa kabar baik saat aku diterima di perusahaan kosmetik impianku itu, dan aku juga tak sempat cerita ke kemala tentang insiden yang membuat pikiranku kacau itu. Dan rasa sakit hati karena tingkah laku sepupunya, yang membuatku naik darah.

***

Setelah keadaanku membaik dan operasi jahitan tangan yang sudah normal, aku memberanikan diri untuk berbicara dengan orangtuaku. Sesampai dirumah ayah dan saudariku perempuan kakakku mengantarku ke kamar, kakak memopohku dia selalu bilang dan mengatakan hal yang sama berulang kali.

"Kamu gak papa dek, sakit ya pelan-pelan ya"

Ucapan itu yang sering aku dengar, dan yah.. dirumah aku mengatakan kejadian rinci kepada orangtua dan keluargaku termasuk kemala, tetapi ada hal yang aku sembunyikan. Dan cukup kemala saja yang mengetahuinya, tentang hubunganku dengan made. Yang kini kian tak menentu, ditambah perempuan tersebut yang bersama dengannya. Kemala sangat shock mendengar semua itu dari bibirku, dia turut simpati dan membela diriku. Dia mencoba menguatkanku, walaupun sebenarnya kemala ingin membantu. Tapi ia tidak bisa ikut campur dalam hubunganku dengan made.

Sudah enam bulan aku berpacaran dengan made, bahkan dia setiap hari selalu menyempatkan waktu disela-sela rutinitas pekerjaannya. Untuk berbicara dan mendiskusikan banyak hal berdua, saat dimana aku membutuhkannya dia selalu ada, dia adalah laki-laki pertama yang aku pandang dengan tatapan berbeda. Selama aku hidup, tetapi sekarang hubungan kami pun sangat rumit. Bahkan tidak bisa lagi dipertahankan.

***

Aku sudah yakin akan semuanya, ini adalah kenyataannya. dia sudah tidak mencintai dan membutuhkanku lagi. Dia sudah menjadi seseorang yang berbeda. Besok aku akan bekerja, dan besok pula adalah hari pertama semuanya dimulai.  Sebuah awal baru dan akhir yang baru bagi kehidupanku. Aku akan menyatakan ini saat aku bertemu dengannya dikantor nanti.

Bersambung ke part 17


Jodohku Cinta PertamakuOù les histoires vivent. Découvrez maintenant