- Permintaan Doyoung -

298 63 2
                                    

Seminggu sudah Doyoung terbaring di rumah sakit, dia belum juga sadarkan diri. Berbeda dengan Sejeong yang sudah sadar dihari pertamanya pingsan. Sejeong hanya demam dan setelah minum obat dia sudah sembuh dan kembali seperti semula.

Selama seminggu ini, Sejeong selalu menjaga sang kakak. Dia terkadang izin untuk masuk sekolah hanya untuk menjaga Doyoung.

Selama seminggu ini juga, Kun tak lagi tinggal bersama Suho dan Irene. Dia tinggal di rumah Sehun dan sang istri. Terkadang Kun merindukkan rumah dan kedua orang tuanya. Tapi, dia tak berani untuk bilang pada Sehun.

Seminggu ini juga, sekolah sudah tahu siapa Kun. Namun, bukannya bersikap baik anak-anak di sekolah itu malah semakin membullynya dan mengatakan bahwa Kun hanyalah anak punggut. Sebab dia dan Jaehyun sangat berbeda 180 derajat.

Hal yang Kun takuti justru tak terjadi. Iya, dia takut setelah satu sekolah tahu bahwa dia adalah kakak dari Jaehyun, Jaehyun akan menerima imbasnya tapi ternyata tidak.

Kun tak masalah, selama itu dia dan bukan adiknya dia masih bisa menerima, karena dia sudah biasa diperlakukan seperti itu.

Di ruangan itu hanya ada Sejeong, Bayu dan Tata sedang pulang ke rumah. Sejeong terus mengenggam jemari sang kakak dan menunduk ke bawah. Dalam hati dia terus berdoa agar sang kakak bisa cepat sadar.

Tanpa Sejeong sadari tangan sang kakak bergerak sedikit, matanya terbuka dan langsung menatap sang adik yang masih setia menunduk.

"S-sese," ucapnya masih bergetar. Mendengar namanya dipanggil Sejeong langsung mendongak dengan cepat. Dia kaget melihat sang kakak tersenyum ke arahnya dengan wajah pucat.

"Kak Doy? Kakak udah sadar? Tunggu aku panggil Dokter." dengan tergesa-gesa Sejeong berlari keluar dan memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Doyoung.

Tak lama dia datang bersama dokter, dokter itu mulai memeriksa keadaan Doyoung setelah seminggu lebih tak sadarkan diri.

"Bagaimana, dok?" tanya Sejeong.

"Keadaannya sudah membaik, dua atau tiga hari lagi dia sudah bisa pulang. Lukanya juga sudah berangsur pulih karena tak pernah bergerak," jelas sang Dokter.

"Alhamdulilah, terimakasih banyak, Dok."

"Sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu." Sejeong mengangguk, setelah dokter itu pergi dia mendekati Doyoung. Sejeong tak tahu harus apa, dia terlalu bahagia setelah sang kakak berangsur pulih.

Sejeong mendekati Doyoung, dia mengenggam jemari sang kakak. Senyumnya masih terus saja terpatri saat ini, entah kapan akan dia simpan lagi.

"Kak, maafin Sese, ya. Gara-gata Sese kakak jadi gini," ucap Sejeong dengan nada menyesal.

"Nggak, kamu nggak salah. Kakak yang salah karena terlalu egois," ucap Doyoung.

Sejeong tersenyun menanggapi ucapan sang Kakak. "Kak, cepet sembuh kita sekolah. Sese janji bakalan nurut sama kakak, kakak mau Sese jauhin Kun? Sese jauhin, kakak mau Sese benci sama Kun? Sese bakalan lakuin juga, kakak mau sese jahatin di-"

"Se." ucapan Sejeong terpotong tatkala sang kakak memanggilnya. "Kakak nggak akan minta kamu jadi sejahat kakak, kakak mau kamu terus jagain dia semampu kamu. Kakak bukan baik sama dia, kakak cuman kasihan. Keluarga kita udah cukup membenci Kun, dia juga udah cukup menerima siksaan seperti ini, jadi jagain dia."

Sejeong terdiam, entah kenapa rasanya sakit sekali mendengar sang kakak menyebut dirinya sebagai manusia yang jahat. Sejeong tahu kembarannya tak mungkin sejahat itu, dia juga merasa ada sesuatu yang Doyoung sembunyikan selama ini dengan sikapnya yang kasar pada Kun.

Qalifa [Qian Kun] ✔Where stories live. Discover now