- Perjodohan Kedua -

417 59 10
                                    

Happy reading wayzenni!!!!







Lima hari sudah berlalu semenjak Doyoung yang masuk ke rumah sakit. Tak ada yang tahu mengenai keadaan Doyoung waktu itu, bahkan Jaehyun sekalipun. Sejeong sengaja merahasiakan hal tersebut pada semua temannya, sebab dia tak ingin banyak orang yang kasihan pada kembarannya itu.

Sejeong juga selalu bersama dengan Doyoung selama 5 hari ini. Untuk sekarang dia akan egois dan tak mementingkan Kun dulu demi sang kembaran.

Ten dan yang lainnya tak peduli, apalagi Taeyong. Pemuda itu malah bahagia dengan ketidakpedulian Sejeong pada Kun. Sebab bagi Taeyong, gadis itu hanya mempersulit Relly dan Kun meskipun dia tahu bahwa hubungan Kun dan Sejeong tak mungkin.

Hari ini juga, keluarga besar Burhanuddin tengah berkumpul di rumah Suho. Sepertinya akan ada hal penting yang akan dibahas oleh keluarga besar itu.

Si kembar juga sudah ada di sana, kecuali Kun yang tak hadir sebab ada sesuatu yang harus dia dan Dokter Chandra lakukan di rumah Dokter Chandra.

"Semuanya sudah berkumpul?" tanya Irene.

"Sudah, Kak," balas saudara laki-laki Suho.

"Kun?" tanya laki-laki di dekat Pak Lay.

"Dia pergi ke rumah Domter Chandra," timpal Pak Lay. Pria itu terdiam setelah mendengar balasan saudara di sampingnya.

"Dimulai saja, Kak," ucap Bayu.

Suho diam, memperhatikan keluarganya satu persatu lalu menghela nafas panjang.

"Jaehyun," panggil Suho. Yang dipanggil menoleh kesumber suara.

"Iya, Pah," balasnya.

"Kalau kamu dijodohkan kembali bagaimana?" tanya Suho. Raut wajah Jaehyun berubah menjadi bahagia, mendengar kalimat perjodohan membuatnya bersemangat, tak peduli dengan siapa karena dia yakin gadis itu adalah Relly.

"Sejeong, sepupu kamu adalah calon istri yang akan kami jodohkan denganmu," ucap Irene tersenyum bahagia.

Jaehyun terkejut, matanya membulat sempurna mendengar penuturan sang Ibu.

"Kalian bercanda?" tanya Jaehyun.

"Kami tidak bercanda, Jaehyun," sahut Suho.

"Om, ini bukan zaman dulu lagi," timpal Sejeong.

"Sejeong-"

"Yah, Sese sama Jaehyun itu sepupuan! Gimana bisa kita dijodohin?" tanya Sejeong dengan tegas memotong ucapan Bayu.

Bayu terdiam, tak tahu apa yang harus dia katakan untuk membalas ucapan sang putri tercinta.

"Dek, terima, ya," timpal Doyoung.

"Kak! Jangan ikut-ikutan!" tegas Sejeong.

Doyoung menghela nafas panjang. "Gimana kalau ini permintaan gue?" nada suara Doyoung berubah menjadi dingin dan serius, tentu Sejeong tahu kalau ucapan kembarannya itu tak bisa terpantahkan lagi.

Sejeong terdiam, pun dengan Jaehyun. Mereka berdua enggan membuka suara setelah mendengar nada bicara Doyoung seperti itu.

Sejeong ingin sekali menolah hal ini, tapi dia tak bisa. Dia tak ingin menjadi adik yang jahat meski sang kakak sering bersikap kasar padanya.

"Iya, gue mau, kak," ucap Sejeong. Mata Jaehyun membulat sempurna mendengar hal tersebut. Dia tak percaya sepupunya itu bisa dengan mudahnya mengiyakan ucapan Doyoung.

"Tapi, gue mau nanya. Kenapa kakak ngejodohin gue sama dia?"

Doyoung terdiam. "Waktu gue nggak lama lagi."

Qalifa [Qian Kun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang