- Amarah -

850 149 337
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


















"KUN, DIMANA LO?! BANGSAT NGGAK TAU DIRI!" teriak seseorang dengan lantang.

"KUN! KELUAR LO!"

Mendengar namanya di panggil oleh sang adik, Kun terbangun dan keluar dari kamarnya, dia tersenyum melihat Jaehyun berdiri di hadapannya, padahal pemuda itu sama sekali tidak tersenyum padanya.

"Ada apa?" tanya Kun.

"Nggak usah pura pura nggak tau! Lo ngapain sih deketin Relly?! Belum puas bikin gue sama dia putus?!"

"Tapi, aku sama sekali tidak membuat kalian putus aku bahkan tidak ta-"

"Hala basi! Gue bakalan aduin lo ke Papah sama Mamah biar lo dikasih pelajaran!" Kun membulatkan matanya sambil menggeleng memohon pada sang adik.

"Nggak! Lo udah ngerebut apa yang harusnya jadi milik gue!"

Kun berlutut di hadapannya, menahan rasa sakit yang masih terasa. Lantas memohon dengan sangat agar sang adik tidak melibatkan orang tuanya lagi.

Namun, Jaehyun tidak peduli. Dia menepis tangan kakaknya dan berlalu meninggalkannya.

Kun bangkit dan masuk ke dalam kamarnya kembali, wajahnya terlihat ketakukan, tangannya gemetaran. Bekas cambukan dari sang Ayah waktu itu saja belum sembuh dan dia akan disiksa lagi nanti.

"Tuan." panggil Bi Sunny.

"Ada apa? Kenapa anda terlihat gelisah dan ketakutan? Apa tuan muda mengancam anda lagi?" tanya.

"Bi, aku harus bagaimana? Aku sama sekali tidak merusak kebahagian adikku, aku tidak tahu jika gadis itu adalah kekasihnya," ujar Kun dengan tangan yang berusaha menjelaskan keadaan meski dalam gemetaran.

Bi Sunny mengusap lembut rambutnya, menenangkan pemuda itu lantas mengajaknya duduk di atas kasur.

"Tuan, apa anda ingin pergi? Jika iya, maka saya akan membawa anda kemanapun asal tuan dan nyonya tidak menemukan anda," ujar Bi Sunny namun, Kun menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak bisa meninggalkan orang tua ku, Bi."

"Anda akan terus disiksa Tuan, tuan muda pasti akan selalu menyalahkan anda tentang hubungannya yang kandas."

"Tidak masalah Bi, asalkan aku tetap bersama dengan keluargaku."

Bi Sunny tidak bisa memaksa Kun, dia menatap lekat pemuda itu dan kembali mengelus lembut rambutnya mencoba memberi ketenangan.

Apa ini yang dimaksud dengan berada di keluarga yang salah? Kun sempurna dengan caranya sendiri meski secara fisik dia kalah dengan adiknya bahkan jauh di bawah adiknya.

Tapi, dia punya cara sendiri menatap dunia dan seisinya, membuat orang-orang menatapnya dengan sempurna meski sampai saat ini belum ada.

Meski dia selalu tersenyum hangat dan menatap dengan sorot mata teduh tapi, tetap saja kehadirannya seperti suatu kesalahan besar.

Qalifa [Qian Kun] ✔Where stories live. Discover now