- Kecelakaan -

633 101 31
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Hari ini Makassar terlihat akan sangat panas dari hari sebelumnya. Mengingat kemarin sore hujan menguyur kota Daeng tersebut.

Relly sudah berada di dalam kelasnya. Keadaan ruangan itu sangat ramai. Suara riuh dari anak-anak kelas bahkan terdengar hingga ke kelas sebelah.

Seperti biasa, Kun, Relly, Ten dan Yuta hanya akan sibuk dengan dunia mereka. Yuta dan Ten sibuk mempelajari bahasa isyarat dengan buku yang Relly bawa setiap hari.
Sedangkan Kun dan Relly, dua anak manusia itu hanya sibuk menatap satu sama lain dan kadang tersenyum malu. Namun, sepertinya mereka tidak sadar dengan satu tatapan tajam di ruangan itu yang mengarah kepada mereka berempat.

Joy, sahabat yang masih sangat marah pada Relly menatap tajam ke arah mereka. Seakan sorot matanya menjelaskan bahwa dia sangat membenci interaksi ketiga sahabatnya dengan si cacat

"Joy." panggil Sana. Gadis itu menoleh ke arah sahabatnya.

"Lo kangen sama Relly, Nggak? Gue kangen banget sama dia."

"Iya, sama gue juga kangen sama Relly," timpal Yerin.

"Gue nggak," ujarnya dingin. Yerin dan Sana menatap gadis itu dengan tanda tanya besar di wajah mereka.

"Sampai kapan kita diem?" tanya Yerin.

"Sampai dia berhenti deket sama Kun!"

"Tapi, Joy, Kun kan baik dia juga nggak jahatin Relly."

"Tapi, gue nggak suka. Lo lupa karena, anak cacat itu Relly sampai nampar gue."

"Kita nggak lupa, Joy. Tapi, apa salahnya memaafkan? Kita udah sahabatan lama masa cuman masalah kecil aja kita harus berantem lama gini," jelas Sana. Joy menatap mereka dengan dingin kemudian bangkit meninggalkan kedua temannya. Yerin dan Sana hanya menghela nafas kasar melihat respon yang diberikan gadis bertubuh tinggi tersebut.

Relly yang sadar akan kepergian Joy itu hanya menatap dengan nanar sedih. Ingin sekali dia mengejar gadis itu namun, itu tidak mungkin sebab bukannya mendapat pelukan dia malah akan mendapat teriakan dari Joy.

Kini Joy sudah ada di atap gedung sekolahnya. Tempat dimana Doyoung menyiksa Kun beberapa waktu lalu.

"Arghkkk. Sialan emang! Kenapa sih semuanya sok peduli sama si cacat itu. Dasar malapetaka!" teriak Joy kesal.

"Di bukan malapetaka, Zoya!" gadis itu menoleh ketika mendengar namanya di teriakkan dengan sangat lantang dan tegas. Di depan sana seorang pemuda jangkun tengah berdiri menghadapnya sambil memasukkan ke dua tangan ke saku celana.

"Dia anak istimewa! Bukan anak cacat!" tegasnya sekali lagi kemudian pergi meninggalkan Joy yang masih terdiam mematung. Dia seakan tak percaya ucapan orang itu sangat tegas.

Joy masih diam sambil memikirkan ucapan orang tersebut, dia di kagetkan dengan munculnya Relly di sana. Dia menghela nafas dan berjalan, berniat meninggalkan Relly. Namun, sayang lengannya sudah di tahan oleh gadis itu.

Qalifa [Qian Kun] ✔Where stories live. Discover now