- Ruang Kelas -

1K 201 213
                                    

Warning!!!!!

.
.
.
.
.

Terdapat unsur kekerasan!!!

Sudah seminggu sejak Kun pindah di SMA 10 namun, tetap saja dia tidak memiliki teman kecuali, Relly yang selalu tersenyum padanya.

Pemuda itu juga tidak ingin berinteraksi dengan yang lainnya, dan dia semakin dikucilkan tapi, senyum di wajah pemuda itu tidak hilang.

"Wah, si bisu nih," ujar seorang pemuda bertubuh tinggi yang tiba-tiba sudah duduk di sana, tepat di samping Kun.

"Lo lagi?" tanya Yuta yang sudah sampai lebih dulu.

Di kelas itu ramai tapi, tidak ada yang menolong Kun setiap diganggu, mereka malah hanya menonton atau merekam anak-anak itu berbuat yang aneh pada Kun.

"Udah, lo sana aja deh kalau nggak mau kena masalah juga?" usirnya.

Terpaksa Yuta harus mundur, dia tidak berani jika harus berhadapan dengan pemuda itu, bukan karena Yuta takut tapi dia juga seorang perantau dari luar tepatnya luar negeri.

Akan fatal jika dia ikut campur, meski dia tidak tega dengan Kun tapi, apa boleh buat bisa-bisa dia diskors dari sekolah.

Yuta berlari keluar dengan buru-buru, dia turun ke lantai dua dan masuk ke dalam ruang kelas, dia menarik seorang murid perempuan yang sontak membuat murid itu kaget.

"Kenapa, Yut? Kok lo panik gini?" tanya murid itu.

"Lo bisa bantu gue nggak? Nggak nggak ini memang harus lo yang nyelesaiin," ujar Yuta panik.

"LO ITU CUMAN ANAK CACAT YANG DITERIMA DI SINI KARENA KASIHAN! JADI, NGGAK USAH BELAGU!" suara itu terdengar sangat keras membuat Yuta berhenti, dia melihat di depan kelasnya sudah banyak murid yang berdiri penasaran dengan teriakan itu.

"Itu... Doyoung?" tanya gadis yang bersamanya.

Yuta menoleh dan mengangguk pelan, gadis itu berlari ke kelas Yuta. "Doyoung, Stop! Lo nggak harus ngatain Kun kaya gitu!"

Mendengar namanya dipanggil pemuda itu menoleh dengan wajah dinginnya.

"Lo ngapain di sini?! Udah sana!! Ngapain lo pakai ngebelain si cacat yang nggak guna ini!"

"DIA MEMANG CACAT DOY!" suara lantang itu menggema, menjadi pusat perhatian di sana, di depan pintu seorang murid perempuan sudah berdiri sambil menatap dingin Doyoung.

Dia mendekati pemuda yang sudah mencapai puncak amarahnya itu, lantas melayangkan satu tamparan keras padanya membuat semua orang terkejut termaksud, Kun.

"Lo nampar gue?!"

"IYA! KENAPA?!"

"Lo bakalan nyesel ngelakuin ini, Rel!" tegasnya lalu pergi meninggalkan kelas itu di ikuti Sejeong, sang adik.

"Lo nggak papakan? Ada yang sakit nggak? Lo diapain sama Doyoung?"

Kun hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum padanya.

"Lo tuh kalau di ganggu ngelawan! Jangan diem gini, kan lo jadi dihina."

Kun tersenyum menatapnya. "Aku tidak papa kok, tadi dia cuman membentak saja dan lagi tidak baik membalas kejahatan," kata Kun dengan bahasa isyaratnya, Relly sudah bisa membaca kode dari Kun meski tidak begitu fasih.

Relly menghela nafas, entah terbuat dari apa hati pemuda polos di hadapannya itu. Dia membantu Kun untuk berdiri dan mendudukannya di kursi.

Suasana kembali seperti semula, seperti tidak terjadi sesuatu.

Qalifa [Qian Kun] ✔Where stories live. Discover now