24. A Fee

70 17 0
                                    

.

.

*Eun Yoonji*

"Yoonji, gimana keadaan lo??"

Perempuan yang namanya disebut otomatis mendelik saat sosok Taemi menatapnya khawatir, seraya menatap sekitar ia mengajak Taemi keluar dari gedung sekolah menuju lapangan bola.

"Gue... baik-baik aja." Akhirnya Yoonji angkat bicara, "tapi gue rasa temen-temen kita bakal lebih hati-hati sama kakak kelas."

"kak Donghyun bilang lo salah makan." Ucap Taemi. "emang bener?"

Yoonji yang ingin menghindar dari masalah lampau kemudian nyengir canggung. "masalahnya udah lewat jadi jangan dibahas lagi ya."

Alih-alih bertanya lebih jauh Taemi memutuskan untuk mengikuti permohonan Yoonji. "yang penting lo nya udah sehat." Ucapnya. "ngomong-ngomong... sejak kapan lo deket sama kak Donghyun?"

Yoonji mendongak mencoba mengingat-ingat, "awal kelas sebelas kayaknya, karen-eh... iya pokoknya pas kelas sebelas deh." Yoonji nyaris keceplosan bercerita bagaimana ia dan Donghyun bisa bertemu.

"dia keren banget waktu datengin kita." Puji Taemi. "tapi.... Kalian serius ngga ada hubungan apapun?"

Yoonji tersenyum simpul, batinnya bergejolak lantaran semakin lama semakin temannya penasaran tentang kejelasan hubungan mereka. Yoonji pun saat ini masih bertanya-tanya bagaimana perasaan Donghyun yang sesungguhnya terhadap dia.

"lo... ngga ada rasa terbersit sekalipun sama kakak itu?" Taemi memastikan lagi. "soalnya... diliat dari mukanya waktu itu, dia khawatir banget sama keadaan lo."

"hehe... ngga yakin juga soalnya doi carefree banget sih diliat dari sikapnya." Balas Yoonji tak ingin berharap.

"kenapa ngga lo pastiin?" usul Taemi. "bentar lagi mereka lulus, bakal ketemu lagi apa ngga itu tergantung nasib juga kan. Gapapa lah Yoonji.... Confess duluan aja,"

Jantung Yoonji mencelos, confess? Haruskah ada kesempatan itu diantara gue sama Donghyun? Batinnya. "gue ngga kepikiran kesitu sih hehe."

"maksud gue.. ini kesempatan baik buat move on dari kak Minwoo kan?" tambah Taemi. "lo liat apa yang dia lakuin ke Noeul pas kita join sama anak cheers?"

"ngga inget juga sih gue, emang dia kenap--"

Tiba-tiba ponsel Yoonji bergetar memunculkan satu chat.

Tiba-tiba ponsel Yoonji bergetar memunculkan satu chat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

From : Golden

Rumah gue, after school

.


"tolong beliin Paracetamol." Pinta Donghyun yang terbaring di kasur. "hehe... kayaknya gue demam."

"bukan kayaknya, inimah emang lo demam." Cetus Yoonji yang mengambil uang di tangan Donghyun kemudian pergi ke apotik untuk membeli obat. Dalam perjalanan pulang entah kenapa ucapan Taemi semakin terngiang ngiang di pikirannya.

Confess duluan aja, ini kesempatan yang bagus buat move on dari kak Minwoo kan?

Yoonji menggelengkan kepala. ini bukan waktu yang bagus, batinnya sembari memasuki rumah Donghyun dan meminumkan obat pada sang kakak kelas.

 ini bukan waktu yang bagus, batinnya sembari memasuki rumah Donghyun dan meminumkan obat pada sang kakak kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"makasih." Ucapnya. "kalo haus ambil aja minum di kulkas, kalo mau ngerjain tugas ato nonton tv silahkan, tapi kalo mau cuddling gue ngga nolak."

Yoonji menelan ludah dan menyampirkan selimut ke wajah laki-laki itu, "masih aja kepikiran." Cetusnya kemudian keluar ruangan dengan jantung yang berdebar-debar.

Sambil duduk di ruang TV, Yoonji menelusur setiap inchi rumah Donghyun dengan matanya. Dari awal ia selalu merasakan keanehan setiap berkunjung, pertama tidak ada foto keluarga -hanya ada pigura berisikan puzzle-puzzle rumit-kedua, tong sampah yang isinya mayoritas makanan instan dan ketiga... Yoonji tidak pernah sekalipun bertemu dengan Ibu Donghyun.

"oh iya... minum." Perempuan itu menghampiri kulkas dan termagu lantaran kulkas milik Donghyun terlihat sangat bersih tanpa ada makanan buatan yang dibungkus pada tempat-tempat plastik. "... kenapa kulkasnya sepi banget ya? Kayaknya lain kali gue masak deh buat di---"

"Silver..." panggil Donghyun.. "Silver... hei Silver... lo pulang ya?.... Yoonji??... Eun Yoonji.."

Yoonji termagu melihat kertas bertuliskan IURAN PEMAKAMAN yang tertempel di kulkas, pemakaman atas nama perempuan yang ditanda tangani oleh Donghyun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yoonji termagu melihat kertas bertuliskan IURAN PEMAKAMAN yang tertempel di kulkas, pemakaman atas nama perempuan yang ditanda tangani oleh Donghyun.

"ngambil minum lama banget sih." Donghyun memeluk Yoonji dari belakang, tubuhnya hangat.. mungkin sama hangat dengan wajah Yoonji yang mendapat fakta bahwa sesungguhnya ibu Donghyun telah wafat dan laki-laki itu hidup di rumah ini sendirian.

"... ja-jangan meluk-meluk ih panas." Yoonji berkelit kemudian menuntun Donghyun kembali ke kamar dan menutupinya dengan selimut. "kalo udah ngga perlu bantuan gue balik ya, besok masih seko--"

"lo ngomong gitu... disaat lo udah liat kertas iuran pemakaman di pintu kulkas?" potong Donghyun. "masih ngga paham sama keadaan gue?"

Alis Yoonji berkerut kesal, seandainya ia mampu... ia ingin marah dan menangis di depan Donghyun lantaran simpati; menyadari bahwa laki-laki yang menahannya adalah manusia yang sangat kesepian.

Namun Yoonji gegabah, seakan tak peduli bahwa suatu hari ia akan terluka lagi.

.

.

.

Next publish :If You Call Me • P1HARMONY KEEHO

Next publish :If You Call Me • P1HARMONY KEEHO

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Have a visit and vote guys!

Friday, 12th Nov 2021

CUDDLE • EPEX KEUM ✔Where stories live. Discover now