⋆Part 28⋆

339 71 68
                                    

-ˏˋ⋆ ᴡ ᴇ ʟ ᴄ ᴏ ᴍ ᴇ ⋆ˊˎ-

↠ᴀʏᴏ ᴛɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴ ᴊᴇᴊᴀᴋᴍᴜ!↞
————————————————————————


"Mama!" Kecil juga lugu, bocah laki-laki bermarga Choi berseru cadel girang. Namun seketika senyuman tersebut luntur tatkala melihat sang ibu terbaring lemah tanpa tenaga, menangis tak lama setelahnya. "Gyu kenapa nangis?" tanya Mama melirih.

Choi Beomgyu yang baru saja berumur satu tahun dua bulan menangis hebat sembari menyembunyikan wajah di tengkuk ayah yang sedari tadi menggendongnya. Tidak mengerti apa yang terjadi, Beomgyu kecil hanya bisa menangis. "Aduh, anak papa kenapa ini? Khawatir sama mama?" Pria Choi tersebut menganyunkan sedikit gendongannya guna memberi ketenangan. "Mama, huwaaa!"

"Mama gapapa, sayang. Liat nih mama sehat." Bergantian, dua pasangan Choi tersebut sedikit kesulitan menenangkan Choi kecilnya agar lebih tenang. Sampai-sampai mereka lupa tujuan kedatangan mereka. Baru teringat kecil terdengar sahutan rengek tak jauh dari ketiganya.

Oekk!

Semakin ramai pula ruangan tersebut.

Beomgyu diturunkan duduk di bibir ranjang rumah sakit bersama mama, sedangkan papa menghampiri dua anggota baru yang baru saja tiba setengah jam yang lalu. "Beomgyu, mau liat adik-adikmu?" tawar papa dengan senyuman lebar. Ia membawa Beomgyu untuk mendekat pada ranjang kecil tak jauh dari semula.

Dengan isakkan yang masih bersisa, juga mata bulat yang bercahaya kristal akibat air mata, Beomgyu melihat dua bayi berwajah sama kini tengah berbaring nyaman berdekatan. "Nya?" Menunjuk dengan jemari kecilnya dan menatap papa penuh tanya, Beomgyu bermaksud untuk bertanya. "Ini adik-adik Beomgyu! Cantik kan? Kembar lho, Gyu!"

"Ajik? Embal?" Mata bulatnya mengerjap lucu, melupakan fakta bahwa ia baru saja menangis heboh. "Iya, sayang. Beomgyu inget perut mama kemarin besarr banget? Yang Beomgyu usap-usap setiap hari, inget? Nah, ini adik-adikmu udah keluar, yang ini Haebyun, ini Haeyoon. Lucu kan? Beomgyu sekarang jadi kakak!" papa bercerita panjang lebar, memperkenalkan si kecil pada si duo kecil lainnya.

Terdiam, Beomgyu tiba-tiba melebarkan matanya, menempuk tangan kecil heboh. "Wuaa! Ajik!" Tingkahnya sukses mengembangkan senyuman lebar dari sepasang suami istri tersebut. Gemas, putra pertamanya sangat menggemaskan.

"Eung! Mama! Peyut! Eung?" Beomgyu kembali terdiam ketika menyadari perut ibunya tak lagi besar dan bulat. Lagi, menangis hingga setengah jam lamanya.

Sepanjang hari Beomgyu habiskan untuk melihat dua bayi yang tidak banyak bergerak dan berhenti ketika rasa kantuk menyerang. Begitu pun ketika berada di rumah, saat bosan yang ia lakukan hanya melihat dari kejauhan kedua bayi mungil tersebut.

Awalnya antusias, tetapi rasa cemburu mulai menguasai si sulung ketika ia beranjak umur lima tahun. Fokus orang tuanya hanya pada si dua kembar, ia merasa terasingkan. Kedua adiknya selalu diutamakan, dan ia selalu mendapatkan posisi terakhir. Merasa sebelum kedua adiknya hadir, semua senyuman dan perhatian papa mama tidak hilang-hilangan seperti ini.

"Ga mau! Gyu mau ikut sama mama!" berteriak kecil, matanya memerah. Beomgyu tidak setuju ketika hanya ia dan papa yang akan berada di rumah, sedangkan mama dan dua adiknya akan pergi ke suatu tempat. Iri, cemburu, Beomgyu juga ingin bersama mama, itu yang ada di benak si sulung. "Mama mau beli baju, kak. Kamu sama papa dulu di rumah, nanti mama beliin mobil-mobilan, gimana?"

"Gyu ga mau mobil! Gyu maunya ikut sama mama!" Sakit kepala, akhirnya Beomgyu tetap ditinggal di rumah dengan iming-iming akan diajak pergi bersama akhir pekan nanti.

𝖯𝗈𝗌𝗌𝖾𝗌𝗂𝗏𝖾 𝖡𝗋𝗈𝗍𝗁𝖾𝗋 || 𝖡𝖾𝗈𝗆𝗀𝗒𝗎 [✔]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن