⋆Part 19⋆

331 65 83
                                    

-ˏˋ⋆ ᴡ ᴇ ʟ ᴄ ᴏ ᴍ ᴇ ⋆ˊˎ-

↠ᴀʏᴏ ᴛɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴ ᴊᴇᴊᴀᴋᴍᴜ!↞
—————————————————————————

"Beomgyu kenapa? Coba kamu tenang dulu..."

Gadis itu menggeleng cepat. Merasa tidak bisa tenang sama sekali. Bagaimana bisa ia tenang di saat seperti ini? Haeyoon mendorong pelan dan menjauhi diri dari Soobin, kembali berlari menuju gerbang. Tidak memerdulikan panggilan Soobin.

"Eits! Ada surat izin ga?" cegat salah satu anggota devisi keamanan pada Haeyoon. Haeyoon tetap memaksa keluar dan pada akhirnya terdorong oleh salah satu anggota keamaan hingga terjatuh.

"Loh? Yoon?" Mark yang kebetulan sedang berjaga menyadari keberadaan Haeyoon membantu Haeyoon berdiri.

Haeyoon gelisah, ia tak memiliki surat izin atau apapun itu. Yang ia inginkan hanyalah keluar dan bertemu kakaknya di rumah sakit.

"Yoon!" Haeyoon menoleh, mendapati Soobin berlari ke arahnya. Dikerumi seperti ini membuatnya semakin tidak tenang. Apa lagi posisi gerbang sangat dekat dengan stand jualan. Semakin banyak tatap mata yang tertuju ke arahnya. "Kamu kenapa, Yoon?"

Pandangannya berputar, terasa sangat pening akan sekitar. Haeyoon menekuk kedua lutut berjongkok, menarik rambutnya frustasi secara terus menerus. Menangis melengking hingga mengundang hampir seluruh sorot mata.

"Haeyoon! Obat kamu mana?!" Soobin ikut menyejajarkan tingginya dengan Haeyoon. Menahan tangan Haeyoon agar tidak lagi melukai diri sendiri.

Laki-laki berpangkat wakil ketua osis itu mengedarkan pandangannya. Bukannya berempati dan berinisiatif membantu, rata-rata murid hanya berdiri dan berbisik. Sebagian merekam kejadian dengan ponselnya masing-masing.

Dengan erat Soobin memeluk Haeyoon, menutupi wajah Haeyoon agar tak tertangkap kamera. Beruntung Mark dan devisi keamanan perlahan berjalan menutupi Soobin dan Haeyoon. "Tolong jangan direkam!" seru Mark.

"Ey, ey, ey! Kelas yang paling cepat kembali muridnya dan lengkap, bebas denda selama pentas seni! Yang paling lambat tanggung semua denda kelas! Gue itung dari 3!" seru Ryujin yang entah muncul dari mana.

Beruntung tawaran sekaligus ancaman tersebut berhasil memancing para murid untuk kembali ke kelas masing-masing. Kini Soobin bersyukur karena teman-temannya sangat membantu dirinya.

Ia memfokuskan dirinya pada Haeyoon gadis yang berada di dalam dekapannya. Sedangkan sisa anggota osis yang lain mengundurkan diri memberi keduanya waktu. "Yoon..."

"K-kak Beom, kak..." tangis Haeyoon. Menyayat hati Soobin. Raut wajah dan nada suara yang sangat berbeda 180° dengan Haeyoon yang ia lihat sehari-hari.

Haeyoon, gadis begitu periang dengan aura yang sangat jarang atau bahkan tidak dimiliki orang lain. Aura yang Soobin sukai kini memudar. "Kakak... Kak..."

"Kak...k-ke-ke-ce, hiks, celakaan, hiks..."

"K-kecelakaan? B-Beomgyu?" tanya Soobin mengulang. Terkejut luar biasa akan kabar yang baru saja ia dengar sampai dahinya mengkerut.

Haeyoon mengangguk, ia meraih kerah Soobin. "To-tolongin k-kakak, kak! K-kak Beom g-ga sa-sadarkan diri... Y-yoon takut... Takut... "

Soobin bangkit berdiri, membantunya Haeyoon juga untuk berdiri. Ia mengedarkan pandangannya mencari kendaraan yang dapat ia gunakan bersama Haeyoon. Namun nihil, tak seorangpun membawa motor karena larangan selama pentas seni. Satu-satunya yang membawa motor hanyalah Beomgyu.

𝖯𝗈𝗌𝗌𝖾𝗌𝗂𝗏𝖾 𝖡𝗋𝗈𝗍𝗁𝖾𝗋 || 𝖡𝖾𝗈𝗆𝗀𝗒𝗎 [✔]Where stories live. Discover now