FS - 11

103 16 6
                                    

Setelah mengantar Yuxin sampai di apartemen, LiuYu segera meninggalkan mereka dengan alasan ada urusan penting yang harus diselesaikan. Yuxin hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih karena sudah membantunya. Sedangkan Esther menatap curiga pada Yuxin setelah kepergian laki-laki itu.

"Dia sepupunya Kun, jangan natap aku kayak gitu Esther" Yuxin jengah dengan tatapan penuh selidik yang Esther berikan untuknya

"Tapi kenapa marganya beda?"

"Mana aku tau Esther, tanya aja ke mereka. Udah ah aku mau istirahat"

"Ohh ok-oke"

Perdebatan itu berakhir dan Yuxin melangkahkan kakinya menuju kamar, tiba-tiba dia merindukan kasur empuknya. Esther yang mendengar bahwa Yuxin sempat pingsan berinisiatif untuk membuatkan minuman hangat, siapa tau itu bisa membantu menyegarkan tubuhnya kembali.

Tok.. tok...

"Masuk aja, pintunya gak di kunci" jawab Yuxin dari dalam kamar

Yuxin mengaduk-aduk tas ranselnya untuk mencari kertas yang sempat dia selipkan kedalam tas sebelum pingsan, tapi setelah dicari pun kertas itu tidak ditemukan.

"Kamu nyari apa? nih aku bikinin jahe anget, siapa tau bisa bikin tubuh kamu lebih baik" ucapan Esther membuat Yuxin mendongakkan kepala. Sejak kapan Esther jadi sebaik ini, pikir Yuxin.

"Gak usah mikir aneh-aneh, kalau gak mau yaudah, jangan diminum" Esther jelas aja kesal, dia menyodorkan gelas berisi air panas tapi Yuxin hanya menatap Esther dengan tatapan aneh, dia pikir tangan Esther tidak pegal.

"E-eh, iya maaf maaf" Yuxin yang merasa bersalah segera mengambil gelas berisi jahe hangat itu dan meminumnya pelan.

Setelah memberikan jahe hangat itu, Esther meninggalkan Yuxin karena harus bekerja. Esther sengaja mengambil part-time untuk menyambung hidupnya, yah walaupun Yuxin tidak pernah meminta uang sewa pada Esther tapi dia cukup tahu diri untuk tidak terus menerus membebani Yuxin, setidaknya jika dia tidak membayar sewa, dia bisa membelikan Yuxin makanan atau apapun yang sekiranya mereka butuhkan untuk apartemen ini.

/padahal apartemennya gratis dari bapaknya Kun wkwkwk, si Esther gak tau aja/

.

.

.

Yuxin menjalani hari nya seperti biasa. Tidak banyak yang dia lakukan selama beberapa hari belakangan ini, namun sejak dua hari yang lalu dia merasa setiap gerakannya diawasi oleh orang lain. Yuxin mencoba acuh dengan perasaaan itu dan memilih untuk menjalani hari nya seperti biasa, namun tidak untuk hari ini.

"Hati-hati bodoh" ucap laki-laki yang sangat dia kenal karena akhir-akhir ini selalu mengacaukan harinya, siapa lagi kalau bukan Liu Yu

"Jalan tuh pakai mata, bukan pakai kaki" lanjutnya

"Ish, ya kan.." Yuxin ingin menjawab ucapan Liu Yu, namun secara mendadak ada sebuah motor yang melewatinya dan ....

"YUXIN!!!!" teriakan LiuYu mengundang perhatian pejalan kaki yang ada diarea kampusnya

"Siapapun tolong panggil 120!!!" LiuYu panik mendapati darah mengalir disekitar perut Yuxin, gadis itu pun sudah mulai memejamkan matanya

"Sakit..." rintih Yuxin pelan

Beruntunglah Yuxin karena jarak rumah sakit dan kampusnya hanya 1 kilometer, dan hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk ambulan sampai di lokasi kejadian. LiuYu sendiri panik dan terus menggenggam tangan Yuxin, memberikan gadis itu kekuatan agar kesadarannya tidak menghilang sebelum pertolongan pertama datang.

FRIENDSHITजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें