FS - 4

92 17 3
                                    

Pernahkah kalian bangun dengan keadaan luar biasa buruk?. Yah itulah yang dirasakan Yuxin pagi ini. Punggungnya sakit, terutama pinggulnya yang terasa remuk. Dan yang terburuk adalah Yuxin kesulitan untuk berjalan.

Hei, yuxin hanya terpeleset dari lantai kamar mandi yang licin. Jadi kalian jangan berpikiran negatif.

Usai menemani Cai-sialan-Kun yang mengamuk di bar kemarin malam, Yuxin bergegas pulang ke rumah. Karena jujur saja banyak pekerjaan yang menunggunya, apalagi besok ada ujian yang tidak mungkin untuk dilewatkan. Dan akibat buru-buru menyelesaikan mandi malamnya, Yuxin lupa jika lantai kamar mandi itu masih licin karena sabun yang dia gunakan untuk mandi.

Sialan, orang gila mana yang dateng pagi-pagi, gerutu Yuxin saat bangun dari tidur cantiknya dan berjalan tertatih. Demi tuhan, ini bahkan baru pukul 6 pagi, orang gila mana yang bertamu sepagi itu.

Yuxin berjalan menuju pintu apartemen yang bel nya sudah berdering dari lima menit yang lalu. Yuxin ingin memaki pada orang gila itu, tapi ketika pintunya dibuka dia hanya diam kaku memandang sosok yang ada didepannya.

"Hai" sapa manis dari si tamu

Yuxin masih diam ditempatnya. Terkejut dengan kehadiran orang ini.

"Ayolah jangan jadi patung dadakan" tanpa sopan santun lagi, si tamu menyerobot masuk sambil membawa koper merah muda ke dalam apartemen Yuxin

"Keluar" bentak Yuxin sambil memandang sinis si tamu

"Aku bilang KELUAR" bentaknya lagi

.

.

.

Di lain tempat, seorang pemuda tengah mengamati monitor cctv apartemen yang sekarang menampilkan dua gadis yang bersitegang. Namun atensinya harus terusik ketika pemuda lain masuk ke ruangan monitor cctv dan memberinya segelas kopi panas.

"Kamu yakin mau lanjutin ini?" tanya pemuda yang baru masuk tadi

"Hmm" pemuda tampan yang sejak tadi duduk dikursi depan monitor tidak sedikitpun menolehkan wajahnya, seolah pertunjukkan didepannya sangat menarik.

"Kamu bakal nyesel"

"Shut up Henry"

"Lakukan apa yang menurutmu benar, tapi jangan pernah menyesal dengan hasilnya"

Setelah mengatakan itu, pemuda yang bernama Henry berjalan keluar meninggalkan pemuda tampan lainnya yang masih sibuk memandangi layar monitor cctv.

"Menyesal? Ya, menyesal tapi bukan aku, yang menyesal harus dia"

.

.

.

Setelah kedatangan tamu tak diundang dan mengusirnya keluar, Yuxin merebahkan diri di sofa empuknya. Sungguh pinggangnya sangat sakit. Tapi sakit pinggangnya tak seberapa daripada sakit yang kembali muncul setelah sekian lama dia pendam. Orang yang selalu Yuxin hindari selama ini tiba-tiba muncul dan mengatakan merindukannya, hei tidak adakah lelucon yang lebih lucu dari ini.

Yu Shuxin atau Esther.

Itu nama tamu yang tadi datang ke apartemen Yuxin dengan sangat sopan. Dia adalah teman masa kecil Yuxin hingga menjelang SMP. Tapi entah kenapa dan tanpa alasan logis, Esther pergi meninggalkan Yuxin sendirian. Esther adalah orang kedua yang Yuxin percayai setelah orang tuanya. Tapi, kepercayaannya ditelantarkan begitu saja. Tapi sekarang kembali dengan tanpa rasa bersalah mengatakan merindukan Yuxin dan ingin memperbaiki hal yang sudah dia rusak.

Apakah aku terlalu egois? Bukankah seharusnya aku mendengarkan alasan dia terlebih dulu baru memutuskan tindakan. Tapi, perasaan kecewa dan dikhianati selalu menghantui setiap kali inget dia. Ya tuhan apa yang harus kulakukan.

Yuxin mengumpat dalam hati. Kepalanya serasa mau pecah, kenapa dia harus kembali dan membuka luka lama Yuxin. Namun semua lamunan Yuxin buyar ketika mendengar dering ponsel pintarnya.

Kun.

Itulah ID yang sekarang tampil dilayar ponsel pintarnya.

"Hal-"

"Kamu dimana?" tanya Kun to the point

"Di apartmenen lah, kenapa" jawab Yuxin kebingungan

"Duduk diam, aku ke apartemenmu sekarang" terdengar suara Kun yang sedikit gelisah membuat Yuxin heran

"Ada ap-" belum selesai Yuxin bicara tapi telponnya sudah mati.

Tut...

"Dasar aneh" maki Yuxin saat telponnya benar-benar mati

Yuxin tidak ambil pusing dengan ucapan Kun, dia kembali merebahkan kepalanya disandaran sofa. Hari ini benar-benar buruk, gumamnya lelah.

Buka pintunya, aku didepan.

Bahkan ini belum genap lima menit telpon nya mati, tapi Kun sudah mengatakan dia ada didepan apartemennya. Tentu saha pesan dari Kun membuat Yuxin berjengit pelan. Tapi pada akhirnya dia berjalan ke pintu dengan pelan dan mempersilahkan Kun masuk ke dalam.

"Kamu kenapa?" tanya Kun yang memperhatikan cara berjalan Yuxin yang aneh

"Salahkan lantai kamar mandi yang licin" dengus Yuxin sambil berjalan menuju sofa

"Kalau butuh makan minum ambil sendiri, aku capek" lanjut Yuxin

Kun hanya tertawa pelan. Sungguh sangat lucu melihat Yuxin merajuk seperti ini. Kaki panjang Kun berjalan ke arah dapur dan mengambil toples untuk menampung kripik kentang kesukaan Yuxin dan membawa sebotol cola ke sofa depan. Tidak sehat memang, tapi mereka menyukai itu.

"Kenapa kesini?" tanya Yuxin saat Kun berjalan kearahnya

"Diusir papa" jawab Kun seadanya

"Hahahahaha" tawa Yuxin pecah, tapi jangan lupakan wajah tidak bersahabat dari Kun

Jika kalian tidak tahu, Kun adalah putra dari perdana mentei dk Cina. Semua tindakkannya harus sesuai peraturan keluarga, dikengkang dan tidak bebas menjadi kebiasaan yang melekat dalam hidup seorang Cai Xukun. Dan tentu saja, masuk ke bar dan berakhir mabuk menjadi kesalahan fatal bagi Kun. Untung kali ini hanya diusir keluar rumah, bahkan dulu dia pernah dipukul rotan hanya karena membolos kuliah. Sangat kasihan.

"Jadi?"

"Aku nginep disini ya baobei" ucapnya sambil menunjukkan wajah memelas

"NO" tolak Yuxin, padahal dia bisa saja menerima Kun menginap disini, tapi tidak akan aman. Iya tidak akan aman untuk jantung sialannya.

"Ayolah~~" rayu Kun dengan wajah yang semakin memelas

"NO! Ke rumah temen kamu aja lah, kenapa harus disini" desak Yuxin

"Kamu mau aku dibunuh papa. Ayolah baobei, papa gak akan marah kalau aku nginep disini"

"Oke, you win. Silahkan tidur di kamar tamua Tuan Cai"

Yuxin kesal, tentu saja. Berada sedekat ini dengan Kun sungguh tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Oh semoga tuhan mengasihi jantung Yuxin agar tidak lepas dari tempatnya. Dan masuk ke dalam kamar menjadi pilihan yang bagus untuk menetralkan detak jantung gila itu.

"I love you baobei" seru Kun saat melihat Yuxin berjalan menuju kamarnya

"Kun sialan. Jatung bisa diem gak sih, gak capek lari mulu" gumam Yuxin. Jika saat ini dia ada didepan Kun, sudah dipastikan bahwa Kun akan mentertawakan wajahnya yang memerah seperti tomat.

Kun hanya mendengus saat tidak mendapatkan jawaban dari Yuxin. Kun menuju ke kamar tamu yang disebutkan oleh Yuxin tadi dan mulai menghubungi seseorang. 

"Kalian bisa lakukan sekarang" ucap Kun saat telponnya tersambung, dan tanpa menunggu jawaban dari si penerima, Kun langsung memutuskan panggilannya.

Kun merebahkan tubuhnya, dan berharap semua akan baik-baik saja.

.

.

.

TBC

Makin aneh? iyakan.

Dahlah.

Maafkan author labil ini.

FRIENDSHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang