FS - 12

115 17 3
                                    

- sorry for typo -
- selamat membaca -
.
.

Setelah Yuxin dipindahkan ke ruang inap umum, LiuYu pamit pulang. Jadi tinggallah Kun sendirian menjaga Yuxin. Kun duduk di kursi pinggir ranjang dan mengamati wajah pucat milik gadis kesayangannya ini, biasanya gadis itu akan mengomel atau bercerita panjang lebar mengenai apapun.

"Jika semua penyelidikanku menghasilkan sebuah kebenaran. Apa yang harus aku lakukan padamu, xin"

Kun mendekati Yuxin, mengelus pipinya dengan pelan. Seolah-olah jika ia usap kasar sedikit maka pipi itu akan tergores dan luka. Sedangkan matanya menatap mata yang sekarang tertutup dengan rapat, dia memandang wajah itu dengan sendu.

Karena sibuk dengan pikirannya, Kun tidak menyadari kedatangan Esther. Esther datang setelah mendapat pesan yang Kun kirimkan beberapa saat lalu menggunakan ponsel milik Yuxin. tentu saja dia tidak akan mengirim pesan kepada orang asing dengan ponsel miliknya sendiri.

"Yuxin" Esther datang dan mendekati ranjang Yuxin dengan tatapan kaget dan sendu

"Apa yang kamu lakuin ke Yuxin" tatapan tajam itu dia alihkan pada manusia tampan yang duduk santai disamping ranjang Yuxin

Kun bergeming, dia mengabaikan tatapan membunuh yang Esther berikan. Namun lama-lama dia jengah karena terus ditatap seolah semua ini terjadi atas tindakan yang dilakukannya. Esther ingin mengatakan sesuatu lagi namun harus terhenti saat perawat memasuki ruangan untuk mengecek keadaan pasien dan hal itu digunakan oleh Kun untuk melarikan diri.

"Sialan" umpat Esther saat mendapati kursi disamping Yuxin kosong.

.

.

.

"Benar Tuan Muda, dugaan Anda tidak salah"

Hanya sebaris kalimat itu, membuat darahnya mendidih. Dia kesal dan marah tapi tidak tahu untuk apa. Apakah kesal karena mengetahui kebenarannya, atau marah pada dirinya sendiri atas ketidakmampuannya menerima kebenaran ini.

"Lakukan" ucapan singkat itu diangguki oleh laki-laki yang tadi melapor. Meskipun singkat tapi dia tahu apa yang harus dilakukannya.

.

.

.

Setelah beberapa jam dipindahkan ke ruang inap, Yuxin mulai memberikan tanda-tanda akan sadar. Hal pertama yang dia dapati adalah muka khawatir dari Esther dan LiuYu, ah dia teringat terakhir kali sebelum penusukan itu terjadi dia sedang bersama laki-laki itu.

"Aku akan panggil perawat" LiuYu yang menyadari Yuxin sadar segera berlari memanggil perawat yang bertugas malam ini.

"Akhirnya kamu sadar, masih sakit?" Esther tampak khawatir dengan keadaan Yuxin

"Sejak kapan kalian disini. Kun? Dimana dia?" tanya Yuxin namun belum sempat Esther menjawab, perawat sudah masuk ke dalam ruangan.

"Kenapa hal pertama yang kamu tanyain malah laki-laki berengsek itu. Kita khawatir sama kamu dan kamu malah khawatir sama orang lain?" Esther berpikir bagaimana bisa ada orang yang malah mengkhawatirkan orang lain disaat dirinya sendiri hampir sekarat.

"Aku..." ucapan Yuxin terpotong saat LiuYu dan dokter jaga masuk kedalam ruangan

Aku sebenernya lihat Kun diseberang jalan tapi kenapa dia malah diam aja saat itu, lanjut Yuxin dalam hati.

.

.

.

Di tempat lain, Kun tengah sibuk dengan banyak dokumen kerjasama yang harus dia baca dan setujui. Entah dia benar-benar sibuk atau sedang menyibukkan diri dan menghindari pemikiran buruk tentang gadis yang sekarang sedang dirawat dirumah sakit itu. Tapi fokusnya harus terpecah saat suara bariton milik ayahnya mulai terdengar seiring dengan pintu kantornya yang terbuka. Ayah Kun dengan penuh wibawa memasuki ruang kerja putra satu-satunya.

FRIENDSHITNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ