FS - 2

108 16 4
                                    

“ini bakal ngejutin kamu sih tapi aku mau jujur tentang satu hal, aku suka kamu dari lama, kamu... mau nggak jadi pacarku” ucap Kun dengan satu tarikan nafas.

"Kun.."

.
.

"Gimana??" tanya Kun antusias

"Aku..."

"Udah meyakinkan kan?"

"Hah?"

"Iya, yang tadi. Udah meyakinkan kan?"

Yuxin masih terdiam mencerna apa yang dimaksud oleh pemuda tampannya itu.

"Aku mau nembak cewek, xin. Tapi aku takut banget dia bakal nolak" jelas Kun agak murung

"Siapa?"

"Anqi"

"APA!!!"

Hancur. Itulah gambaran perasaan Yuxin saat ini. Bagaimana bisa?. Kalau kalian bisa tau bagaimana bunyi reruntuhan hati Yuxin, kalian akan ikut meresakan sesaknya. Hampa. Kosong. Sakit.

Dan meski ini bukan kali pertama Yuxin melihat Kun dekat dengan perempuan, tapi ini adalah kali pertama Kun menyatakan perasaan menyukai orang lain. Menyatakan dia jatuh cinta pada perempuan lain.

Tapi Yuxin bisa apa? Yuxin siapa? Dia punya hak apa buat marah ke Kun? Dan apa yang bisa Yuxin harapkan dari persahabatannya ini? Gak pernah ada jawaban pasti dari semua pertanyaannya itu.

"Jangan teriak bisa gak sih, aku gak tuli baobei" dengus Kun sambil sedikit menggeser duduknya

"Tapi dia kan.."

"Temen kamu. Yes, bener. Jujur aku udah suka sama dia sejak kamu kenalin kita. Dia gemes banget Xin" jelas Kun yang menambah garam diatas luka Yuxin.

Hampa.

Sekarang apa yang bisa Yuxin perbuat selain merelakan sahabatnya. Yuxin hanya tersenyum tipis sambil menelan pil pahit dan menguburkan kembali rasa sakitnya. Apa dia berani mengatakan tentang perasaannya? Oh tentu saja... Tidak. Yuxin ketakutan.

"Kamu yakin jatuh cinta sama Anqi?"

"Hmm, sebenernya aku udah pendekatan sama dia sih sejak sebulan yang lalu"

Sebulan yang lalu? Dan Yuxin tidak tau?. Ahahaha aku memang sebodoh itu, gumam Yuxin dalam hati.

"Kamu... Kok gak kasih tau aku" tanya Yuxin

"Ehehehe maaf~~"

"Hmm baik baik. Coba aja diungkapin, gak ada perasaan yang gak diungkapin, nanti keburu diambil orang" jawab Yuxin tenang tapi tidak setenang hatinya

"Aaa baobei emang yang terbaik" ujar Kun seraya mendekap tubuh mungil Yuxin

"Aku takut kamu bakal nolak keputusan aku buat pacaran sama Anqi, makanya aku sembunyiin ini dari kamu"

"Maaf~" cicit Kun lagi

Yuxin hanya menganggukkan kepala dan menyamankan diri dipelukan laku-laki pujaannya sebelum dia benar benar menjadi milik orang lain. Tanpa Kun sadari, Yuxin meremat ujung baju Kun dan meneteskan air matanya.

Ternyata sesakit ini, gumam Yuxin dalam hati.

.
.

Jika kalian pikir, Kun hanyalah mahasiswa biasa, kalian salah besar. Karena bangku perkuliahan hanya kedok untuk menutupi identitas aslinya. Yuxin tau? Oh jelas saja tidak.

Seperti yang kalian duga, Kun adalah sosok pembisnis. Dia adalah pembisnis yang cukup disegani oleh banyak pihak. Tapi tidak ada yang tau bisnis seperti apa yang Kun tekuni. Kun juga kebal hukum, ah maksudku Kun adalah orang yang tidak memiliki catatan hitam dalam hukum dan akan sangat sulit untuk membawa nama Kun ke meja hijau jika memiliki masalah dengannya. Alasannya? Karena Tuan Cai - ayah Kun, beliau adalah seorang perdana menteri yang "sangat disegani".

Namun Kun tumbuh tanpa seorang ibu. Sejak SMP ibunya sudah pergi meninggalkan Kun selamanya. Karena itulah, Kun menjadi sosok pribadi yang cukup tertutup dan terkesan cuek. Hingga di masa SMA, dia bertemu dengan gadis mungil bernama Liu Yuxin. Kehangatan dan kasih sayang dari Yuxin, pelan pelan menyentuh hati Kun dan membuatnya berubah.

Jadi siapa yang beruntung disini? Kun bertemu Yuxin atau Yuxin bertemu Kun? Entahlah.

.
.

Setelah kejadian itu, Yuxin pulang ke apartemen. Sebenarnya apartemen yang ditinggali Yuxin dan rumah yang ditempati Kun hanya berjarak 500 meter. Yuxin memutuskan untuk tinggal berdekatan dengan Kun saat menginjak bangku kuliah, alasannya agar bisa berangkat dan pulang bersama. Atau sederhananya, Kun bisa numpang mengerjakan tugas yang dia tinggalkan karena kesibukannya.

"Kun sialan"

Usai sampai di apartemen, Yuxin langsung masuk ke kamar mandi dan menghidupkan shower. Mendinginkan kepala dan mungkin hatinya. Tanpa melepas pakaian, Yuxin duduk bersimpuh dibawah guyuran air shower.

Dingin.
Sakit.

Yuxin sesegukan menumpahkan seluruh air matanya, seolah tidak peduli jika besok matanya akan bengkak dan pasti akan mengundang curiga.

15 menit bertahan diposisi yang sama. Yuxin akhirnya melepas semua pakaian basahnya dan mandi. Lalu membereskan tas dan tidur. Melupakan sejenak rasa sakitnya dan membiarkan air matanya lolos kembali.

"Kenapa bisa sesakit ini. Kun sialan"

.
.

Seperti yang sudah diduga. Yuxin terbangun dengan mata bengkak dan hidung memerah, dan parahnya kini dia terserang demam. Bodoh, runtuknya dalam hati.

Ddrrrttt...

Smartphone kesayangannya bergetar dan menampilkan nama orang yang paling dia hindari sekarang. Ya tuhan ini masih pagi tolong, teriak Yuxin dalam hati.

1 call diabaikan
2 call diabaikan
3 call diabaikan
Hingga...

"Apasih kun, berisik tau gak" marah Yuxin saat mengangkat panggilan Kun dengan suara serak

"Kamu telat baobei. Jangan lupa ada kuliah hari ini, ini udah jam berapa" balas Kun ringan

"Aku hari ini masuk siang, kamu duluan aja"

"Tap-"

Tut....

Tanpa menunggu Kun selesai bicara, Yuxin sudah mematikan panggilan.

"Harusnya aku gak kayak gini. Kun mana tau kalo aku suka sama dia. Tapi.. ini sakit" monolog Yuxin

Oke, aku berangkat dulu. Kalo ada apa apa hubungin aku, maaf ganggu tidur cantikmu. Bye~~

Begitulah kiranya pesan dari Kun.
Yuxin mendesah pelan saat membacanya. Apa yang harus ku lakukan, gumamnya pelan.

.
.

TBC

Pendek? Iya
Aneh? Banget
Gak jelas? Iya

Dahlah

Huhu😭😭

FRIENDSHITWhere stories live. Discover now