FS - 5

74 16 2
                                    

Kun merebahkan dirinya di kasur kamar tamu. Banyak hal yang dia pikirkan saat ini, salah satunya mengenai misi yang sudah matang dia tata sejak lama. Apakah dia akan menyerah pada misinya atau terus melakukan misinya dan menyakiti diri sendiri. Tapi jika dia melepaskan misinya, apakah dia sanggup hidup dengan penuh rasa bersalah? Jawabannya tentu tidak. Kun lebih suka menyakiti diri sendiri daripada menanggung rasa bersalah yang terlalu dalam.

"baiklah, semua harus diselesaikan"

.

.

Yuxin menderita insomnia sejak kedatangan pemuda tampan, yang sekarang masih tidur dengan nyaman didalam kamar tamu apartemennya. Bagaimana dia bisa tidur dengan tenang. Jika jantungnya terus berdegup kencang. Karena tidak bisa tidur lagi, Yuxin memutuskan turun ke dapur dan mulai membuat sarapan. Lagi pula ini sudah jam 5 pagi.

Selesai mandi dan membereskan baju kotor, Yuxin bergegas menuju dapur. Kali ini dia hanya membuat sandwich isi dan dessert cake serta coklat panas. Saat sedang asik memasak, bel apartemennya berbunyi. Sejujurnya dia sudah bisa menebak siapa tamu yang ada didepan pintu apartemennya.

Tapi Yuxin tetap berjalan keluar dan membukakan pintu.

"Ada apa" tanya nya ketus saat pintu sudah berhasil dibuka

"Yuxin, aku.... boleh kita ngomong?" jawab si tamu.

Tentu saja si tamu adalah Esther, teman lama yang mencoba memperbaiki hubungan mereka.

"baobei, ada tamu?" tanya Kun saat mendapati Yuxin berdiri didepan pintu apartemen.

Yuxin terlonjak kaget saat mendapati Kun berdiri dengan bersandar didinding sambil bersedekap dada. Untaian rambut yang berantakan ditambah dengan muka bantal berhasil membuat Yuxin tidak berkedip, dan tanpa disadari Yuxin sudah menahan nafas sejak Kun hadir disana.

"Kun?" ini bukan suara Yuxin tapi suara Esther

"Kamu kenal dia?" tanya Yuxin pada Esther

"Emm.... Kita kan-" ucapan Esther terpotong

"Baobei, kamu udah masak? Aku laper, ayo makan" dan tentu saja, ucapan Esther terpotong oleh ucapan Kun dan tentu saja itu mengundang curiga Yuxin.

Tapi Yuxin mencoba menghiraukan itu dan memilih berjalan menuju dapur. Sebelum itu, Yuxin mengizinkan Esther masuk ke apartemennya karena dia ingin mencoba berbaikan dengan masa lalunya seperti yang Kun sarankan semalam.

Flashback

"Baobei? Belum tidur?"

Kun sebenarnya ingin mengambil air minum setelah panjang lebar bertelepon dengan rekannya. Dan malah tidak sengaja bertemu dengan Yuxin yang sedang duduk termenung disofa.

"Eh?" Yuxin cukup terkejut dengan kehadiran Kun, dia kira laki-laki itu sudah tidur

"Hmm, aku gak bisa tidur?" lanjut Yuxin lagi

"Want to tell me?" Kun akhirnya mendudukan diri disamping Yuxin, melupakan tujuan utamanya mengambil air minum

"Ini cerita masa lalu"

"Aku masih disini mendengarkan"

"Namanya Esther. Dia temen masa kecilku. Kita berpisah karena alasan yang tidak jelas. Dia ninggalin aku sendiri dan ngehianatin kepercayaanku gitu aja. Dia gak pernah kembali apalagi jelasin semuanya. Selama 10 tahun dia pergi, tapi sekarang tiba-tiba dia dateng ke apartemenku dan bilang kalau dia rindu. Ahaha that's so funny right?"

"Kapan dia nemuin kamu?"

"Tadi pagi"

"And then?"

"Ya aku usirlah" Yuxin mendengus sebal

"Kenapa kamu gak coba tanya alesan dia dulu? Apa salahnya kan buat ngobrol sebentar sama dia. Bisa aja dia punya alesan sendiri kenapa ninggalin kamu"

"Tapi-"

"Tapi kamu terlalu marah karena dia ninggalin kamu dan gak bisa maafin dia?"

"You know me so well"

"Siapa yang dulu sering nasihatin aku buat gak dendam ke orang lain, siapa yang selalu bilang untuk ngelupian hal jahat yang orang lain lakuin karena itu bakal jadi beban. Aku tanya siapa?"

"Gak ada salahnya untuk perbaikin hubungan yang udah renggang baobei, serusak apapun itu. Setidaknya kamu tau penyebab rusaknya"

"Kun..."

"Hmmm... tumben kamu bijak"

Dan setelah ucapan Yuxin selesai, dia dihadiahi pukulan ringan dibelakang kepalanya. Ya siapa lagi pelakunya kalau bukan Cai-sialan-Kun.

"Sakit bodoh" dan jawaban Yuxin kali ini dihadiahi senyuman hangat dari Kun

"Akan aku coba"

"Itu baru baobei-ku"

Flashend

.

.

Suasana meja makan sangat canggung, terlihat adanya sedikit ketegangan juga. Sejujurnya Yuxin masih penasaran bagaimana Esther bisa mengenal Kun. Apakah mereka teman lama atau hanya sebatas kenalan.

Usapan di dahi Yuxin membuyarkan lamunannya. Dia menatap si pelaku yang malah menghadiahinya dengan senyuman tipis. Matanya seolah mengatakan ada apa, kenapa gak makan dan tentu saja sorot mata itu membuat Yuxin mau tidak mau harus meneruskan makannya. Asal kalian tahu, sorot mata Kun itu cukup menyeramkan jika sedang serius.

"Baobei, hari ini papa minta aku pulang ke rumah" ucap Kun pada akhirnya

"Oh oke. Hati-hati nanti ada vas bunga pecah" jawab Yuxin sambil mengunyah makanannya tanpa melirik ke arah Kun.

"Tapi... kayaknya aku ketinggalan momen diantara kalian" kini Yuxin memandang ke arah Kun dan Esther secara bergantian

Kun hanya santai sambil meminum coklat panasnya, sedangkan Esther mendadak menengang setelah apa yang Yuxin tanyakan. Kun menunggu reaksi Esther, barang kali dia ingin menjawab pertanyaan sepele itu. Tapi setelah satu menit, Esther tidak berniat membuka mulutnya.

"Ka-"

"Papanya Esther itu kolega bisnisku. Dan yah, kita pernah bertemu saat acara perusahaan" Kun memotong ucapan Yuxin dengan santai

"Ohh~~" Yuxin pasrah, tapi hatinya berkata jika hubungan Kun dan Esther tidak sesederhana itu

"I'm done. Aku harus pulang xin. Aku kabarin kamu lagi nanti" Kun beranjak dari kursinya, menghampiri Yuxin dan mengelus pucuk kepalanya dengan sayang.

"Jangan terlalu dipikirin. Everything is fine" bisik Kun disamping telinga Yuxin

Semua adegan tadi tidak luput dari pandangan Esther. Sejujurnya Esther cukup terkejut, bagaimana bisa Yuxin bertemu dengan Kun. Bagaimana bisa mereka berteman, bahkan sekarang mereka terlihat seperti sepasang kekasih.

Esther yang sejak tadi terdiam, justru membuat Yuxin bingung. Karena seingatnya, Esther adalah tipe anak yang berisik dan akan mengomentari apapun yang ada didepannya. Rasanya, Esther yang ada didepannya sekarang bukan lagi Esther yang dia kenal 10 tahun yang lalu.

"Bantu aku cuci piring. Setelah ini kita bicara"

Esther terlalu sibuk dengan pikirannya, dia bahkan tidak sadar jika Kun sudah pergi. Esther sendiri sudah melamun selama lebih dari lima menit, itulah mengapa membuat Yuxin sedikit bingung dengan perubahan sikap mantan teman kecilnya ini.

"Hao" 

.

.

TBC


Jadi, Esther sama Kun saling kenal? Tapi... apakah bener cuma sebatas kenalan...

hmmmmm~~~

FRIENDSHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang