FS - 6

83 15 5
                                    

Tuhan, apakah mempercayai orang adalah sebuah perbuatan dosa?

.

.

Setelah acara mencuci piring dan membersihkan meja, Yuxin dan Esther memilih menuju sofa untuk berbicara.

Wǒ de tiān a, wǒ gāi zěnme bàn, gumam Yuxin

Keadaan saat ini sangat canggung. Tapi sebenarnya banyak hal yang ingin ditanyakan dan diungkapkan, hanya saja mereka tidak tahu harus memulai darimana.

"Aku pergi" tiba-tiba Esther bersuara, dan ini cukup mengejutkan Yuxin

"Aku pergi karena orang tua ku hampir bercerai saat itu" jelas Esther

"Aku gak bisa nemuin kamu dan ngasih penjelasan apapun. Karena saat itu mama udah bawa aku pergi ke rumah kakek di Florida" lanjut Esther

"Dan aku masih mendengarkan" Yuxin bersuara setelah hampir sepuluh menit Esther tidak melanjutkan penjelasannya

"Setelah itu, aku gak bisa untuk nemuin kamu. Aku masih terlalu kecil untuk melarikan diri"

"Tapi setidaknya kamu bisa kabarin aku lewat telepon" ujar Yuxin

"Aku bisa? Enggak Xin, aku gak bisa. Saat kita sampai di Florida, mama keguguran. Dan aku gak tau harus gimana, kakek dan nenek sibuk ngurusin mama, sedangkan papa sendiri aku gak tau dia ada dimana. Kamu pikir aku seberani itu untuk pinjem ponsel mama?"

"Mama juga stress xin. Papa ninggalin mama, ninggalin aku, bahkan papa gak tau kalau mama sedang hamil dan keguguran. Usiaku masih muda tapi aku cukup paham sama kondisi yang dialami kedua orang tuaku. Aku juga sakit. Jujur, aku butuh kamu saat itu, berharap kalau kamu akan menelepon dan menanyakan kabarku. Tapi sampai saat aku mengunjungi apartemenmu kemarin pun, kamu gak pernah ngasih kabar apapun ke aku" lanjut Esther

Jika dilihat dari dekat, mata Esther sudah mengeluarkan kristal bening dari pelupuk matanya. Jujur saja, bukan hanya Yuxin yang merasa dihianati, tapi Esther juga. Dia bahkan merasa jika dunianya sudah hancur. Keluarganya, bahkan sahabatnya. Siapa lagi yang peduli padanya.

Pada akhirnya, baik Esther maupun Yuxin, mereka sama sama merasa sakit hati atas ulah mereka masing-masing. Kesalahpahaman memang menyakitkan.

Setelah penjelasan panjang dari Esther, Yuxin terdiam. Merenungi setiap perkataan yang dilontarkan Esther. Memang benar jika dia tidak pernah menghubungi Esther, karena merasa dihianati. Tapi setelah mendengar cerita dari Esther secara langsung, Yuxin jadi merasa dia sangat egois.

Andai saja dulu dia mencoba menghubungi Esther, mungkin keadannya tidak akan seperti ini. Pikir Yuxin.

"Maaf" hanya itu yang mampu Yuxin ucapkan

"Maaf" ulangnya

"Esther... Maaf..." dan kali ini tidak hanya suaranya yang melirih, tapi sebongkah kristal juga jatuh dari pelupuk matanya.

Esther berjalan mendekati Yuxin, dan memeluknya. Mantan teman kecilnya itu sedang menunduk sehingga tidak menyadari pergerakannya.

"It's oke, Xin"

"Semua udah berlalu" lanjut Esther sambil mengusap pelan punggung Yuxin berusaha menenangkannya.

"Maaf" ucap Yuxin lagi

"Yuxin, listen to me. Kita lupain aja masalah ini. Tujuan aku kesini memang untuk minta maaf dan memperbaiki hubungan kita. Aku bakal maafin kamu tapi dengan syarat" ujar Esther sambil melepas pelukan Yuxin.

Yuxin yang mendengar itu seketika melihat kearah Esther. Wajahnya kini memerah dengan lelehan air mata yang mesih menganak sungai dipipinya. Tapi Esther menghapusnya dengan lembut.

"Apa" desak Yuxin

"Tapi aku gak yakin kamu bakal bisa nepatin syarat dari aku"

"Just say it"

"Aku..."

.

.

Setelah acara saling memaafkan, Esther pamit pulang. Yuxin termenung diatas sofa memikirkan kembali perjanjian antara dia dan Esther.

Apa mungkin dia sanggup melakukan apa yang Esther minta. Pertanyaan itu selalu berputar di kepalanya dan tentu saja itu membuat Yuxin semakin pusing.

Kun_Gans calling .....

Yuxin melirik ponselnya yang sejak tadi berdering. Saat melihat siapa yang menelepon, buru-buru Yuxin angkat.

"Halo" sapa Kun

"Iya, ada apa"

"Nanti malem kosong gak? Aku harus dateng ke acara perusahaan, temenin yuk~"

"Ogah"

"Ayolah baobei, aku bakal turutin semua kemauan kamu deh. Asal mau nemenin aku nanti malem"

"Kakiku masih sakit kalau kamu lupa" Yuxin itu tsundere, sok jual mahal

"Aku janji kamu gak bakal banyak gerak, cukup temenin aku aja"

"Ngajak cewek lain ajalah Kun, kenapa-"

"Papa yang minta"

Oke, jika sudah Tuan Cai yang minta maka Yuxin tidak bisa menolak. Jika kalian bingung kenapa Yuxin tidak bisa menolak keinginan Tuan Cai, itu karena Yuxin merasa hutang budi dengan beliau. Apartemen dan semua biaya kuliahnya adalah sokongan dari Tuan Cai, bahkan Tuan Cai masih berbaik hati memberikan uang saku bulanan kepada Yuxin.

Kenapa Tuan Cai bisa sebaik itu, Yuxin sendiri tidak tau. Setiap kali dia akan bertanya, selalu aja ada hal yang menghalangi. Jika bertanya pada Kun, dia akan mengatakan : kamu udah ngubah anak berandalan ini menjadi manusia, tidak akan ada hal baik jika kamu bertanya pada Kun, karena mulut pemuda itu pandai sekali membual.

"Jam berapa?"

"Jam 7 malam. Dandan yang cantik ya baobei. Bye~~~"

Hanya ucapan sesingkat itu saja sudah membuat Yuxin memerah, dan jantungnya berdegub kencang.

Kun memang tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

Tapi saat dia kembali mengingat percakapannya dengan Esther, perlahan Yuxin menjadi ragu dan bingung.

Hanya satu hal yang berkecambuk dikepala cantiknya.

Apakah Yuxin sanggup.

.

.

TBC

kira-kira apa ya syarat dari Esther?

hmmmm ~~~

FRIENDSHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang