MENCARI

161 54 4
                                    

" Aku akan menemukan mu bagaimanapun keadaannya, itu bukan janji melainkan sebuah keharusan"

Happy Reading

Waktu sudah menunjukkan pukul 04:10 subuh, namun Madava masih terduduk manis didepan komputer nya. Ia terlihat sangat kelelahan karena terjaga sepanjang malam, kali ini Madava sedang berusaha mencari keberadaan adiknya yaitu Jeffan Navendra di media sosial. Terakhir kali kabar yang ia tahu, Jeffan telah dijual oleh pasangan suami istri yang dahulu membawa Jeffan pergi. sudah berbagai cara Madava lakukan untuk menemukan Jeffan namun hasilnya tetaplah nihil.

Madava sangat merindukan Jeffan, adik kecilnya yang manis. Setiap hari ia selalu memikirkan Jeffan, bagaimana kabarnya Jeffan sekarang, apakah ia baik-baik saja? , sedang apa ia sekarang?, apakah ia tumbuh dengan baik?, bagaimana dengan sekolah nya?, bagaimana dengan keluarga barunya?, apakah mereka merawat Jeffan dengan baik?, apakah Jeffan sekarang sudah menjadi pelukis handal?. Semua pertanyaan itu selalu terlintas dikepala Madava.

Suara adzan subuh mulai berkumandang, memanggil para umat muslim untuk segera bangun dari tidurnya dan melaksanakan shalat subuh. Madava segera menyudahi aktifitasnya lalu berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaian shalat nya. Kalau untuk urusan shalat Madava harus terlihat perfect, ia tidak mau bertemu Tuhannya hanya dengan menggunakan sarung serta kaus oblong. Bertemu dengan manusia saja kita harus terlihat perfect dengan pakaian bagus dan harum masa giliran bertemu Tuhan pakaiannya seperti gembel. Itulah kata-kata yang selalu Madava pegang sedari dulu.

Setelah selesai berpakaian Madava segera berjalan menuju kamar Leo untuk mengajaknya shalat subuh berjamaah di masjid depan komplek. Madava mengguncang tubuh Leo berkali-kali agar ia terbangun.

" Eo bangun! " Ucap Madava masih dengan menggerakkan tubuh Leo.

" Shalat subuh eo "

" Hah... Iyaiya nanti saya telepon lagi "

" Lah malah ngigau nih anak "

" Eo bangun! Bentar lagi mau imsak! Eh imsak, komat maksud nya "

Leo pun terbangun karena omelan dari Madava.

" Kenapa, gak bangunin dari tadi sih " Ucap Leo sembari berlari menuju lemari untuk mengambil pakaian shalat nya.

" Ah bawel lo, cepetan gue tunggu diluar " Ucap Madava meninggalkan kamar Leo.

Karena sudah mau mendekati komat Madava dan Leo akhirnya harus berangkat ke masjid menggunakan sepeda motor dengan Leo sebagai pengendaranya. Biasanya mereka berjalan kaki sembari menikmati segarnya udara subuh.

Seperti biasa setelah selesai shalat subuh Madava dan Leo akan menetap di masjid bersama para IRMA disana ( ikatan remaja masjid) untuk membaca Al-Qur'an hingga matahari terbit barulah mereka pulang.

Matahari pagi mulai memancarkan sinarnya. Begitu pun juga dengan Leo yang sudah selesai membaca Al-Quran nya. Leo menghampiri Madava yang duduk di shaf paling ujung, sebelumnya Leo sudah menyadari bahwa 10 menit yang lalu ia sudah tidak mendengar suara Madava membaca Al-Quran. Dan benar dugaan Leo, Madava tertidur dengan posisi duduk serta Al-Quran yang masih berada di tangannya. Jelas Madava sangat mengantuk karena ia tidak ada tidur semalam.

" Dav bangun " Ucap Leo sembari menepuk pundak Madava.

" Ayo pulang "

PAINKILLER  [ MARK LEE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang