23. Kacau

556 108 9
                                    

Takuya terus mengetukkan jarinya ke meja dengan wajah serius berpikir sementara akkun disampingnya hanya bisa menghela nafas Melihat takuya

"Kupikir aku harus berhenti."

"Jadi?" Akkun membuka suara nya bingung akan perkataan takuya

Takuya membuka matanya "aku pikir Mikey akan bisa menjaga takemichi. Tapi melihat kejadian hari ini aku jadi takut." Melihat Mikey yang berteriak marah mempertanyakan bahkan tidak mempercayai takemichi sedikit pun saat di gereja saat itu membuat pandangan Takuya terhadap nya berubah

"Jadi kau akan tetap mendukung izana?" Akkun bertanya saat matanya melirik Takuya yang dalam keadaan bimbang

"Tapi izana dia terlalu posesif."

"Kau juga begitu." Akkun tersenyum ketika melihat Takuya yang mengatakan hal itu

"Apa aku saja yang jadi pendamping takemichi. Kubawa keluar negeri tanpa ketahuan izana terus menikah punya an.."

"Tolong jangan meng halu!" Akkun capek mendengar ucapan Takuya "lagian itu tidak akan berhasil!" Takuya mencibir akkun yang mengucapkan hal itu

"Kau ini kita harus Bermimpi setinggi langit walau tidak bisa jadi kenyataan." Tukas Takuya dengan wajah cemberut sementara akkun hanya bisa tersenyum tangan nya bergerak mengelus rambut Takuya

"Ya ya... Kau tau tak perlu menggapai langit untuk menyentuh awan." Takuya menoleh saat akkun mengatakan itu

"Hm.." akkun memandang wajah bingung Takuya

Ia menyentuh pelan pipi itu dan menyatukan dahi nya ke dahi Takuya membuat jarak wajah antara mereka menipis bahkan akkun dapat merasakan nafas Takuya

"kau tak perlu keberadaan takemichi untuk membuat mu bahagia, kau tau itu kan?" Ucapan itu membuat Takuya terdiam sejenak

"Kau berhak bahagia takuya, bersamaku mungkin?" Untuk sesaat Takuya merona mendengar itu lalu menghela nafas pelan

"Untuk melihat awan saja aku perlu mendongak menatap keatas dimana langit berada..." Takuya menatap sendu akkun menjauhkan jarak wajah nya kemudian tersenyum

"... Akkun kau jadi agresif." Akkun terkekeh akan perkataan terakhir Takuya

"Mau bagaimana lagi, aku punya saingan."

"Saingan?" Akkun berkedip akan pertanyaan Takuya

"Kau tidak tau?" Takuya hanya mengindikkan bahunya tidak tahu sementara akkun tersenyum dengan wajah gembira

"Kalau begitu tidak ada. Karena aku tidak punya saingan kau mau menjawab perasaan ku?" Takuya terhenyak mendengar itu

"Apa apaan itu?" Takuya tertawa menatap akkun yang memandang nya penuh harap

"Jadi kau menolak nya?" Akkun bertanya kembali

"Mungkin aku akan mencoba menerima nya!" Takuya memalingkan wajah nya sementara akkun nge-lag sesaat

"Hah?"

"Jangan salahkan aku jika kau jadi nomor dua, karena bagiku prioritas utama tetap takemichi!"

"Jadi, itu berarti ya?" Takuya mengangguk sebagai balasan dan itu cukup menjadi jawaban yang paling membahagiakan bagi akkun

....

Takemichi menatap tangan nya yang bergetar pelan menatap inupi dan Koko dengan guratan marah diwajahnya

Tangan nya yang bergetar di kepalkan nya lalu mengarah langsung di depan inupi dan berhenti tepat di depan wajah pemilik luka bakar itu

my feelings for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang