Epilog (End)

856 50 10
                                    


Jika saat ini tidak ada seorangpun yang mencintaimu di dunia ini, maka pasti suatu saat akan Allah hadirkan satu orang yang mencintaimu, yang besarnya sama seperti apa yang orang lain terima.

Jadi jangan pernah merasa sendiri dan sepi, karena ia tak akan pernah hadir selamanya. Selalu ada teman perjalanan yang akan datang di kemudian hari.

Note penulis

***

Pemakaman Umum, pukul 15.30 WIB

Faya menarik napas dalam-dalam, tiba-tiba saja tenggorokannya tercekat dan air matanya menetes. Kini ia bukan lagi Faya yang akan datang sendiri ke makam ibunya, bukan pula Faya yang akan menangis sendiri sambil membacakan doa untuk ibunya. Telah ada Alvin dalam hidupnya. Sosok yang akan menjaga dan bertanggung jawab penuh atas hidupnya.

“Ibu, aku tidak tau bagaimana Allah menulis takdirku, tidak tau bagaimana semua bisa terjadi sedemikian rupa, tapi sungguh aku amat bersyukur. Ibu benar, kalau tulang rusuk tak akan salah pulang pada pemiliknya. Aku bahagia, sangat bahagia bersamanya.” Faya mengusap air matanya. Seiring dengan hal itu, sebuah tangan menyentuh pundaknya, membuatnya terkejut dan buru-buru ia menoleh. Alvin telah berdiri di belakangnya, dan tersenyum.

Lelaki yang telah mengisi hari-harinya yang sepi, yang menghapus rasa hampa dan sakit yang pernah ada. Kesulitan dan rasa sakit di masa lalu sudah tidak terasa sakitnya.

Benar kata Ali Bin Abi Thalib bahwa 'Suatu saat akan datang kebahagiaan padamu yang membuatmu lupa bagaimana rasanya rasa sakit.'

Faya tersenyum mengangguk.

"Aku sudah merasakan betapa hidup sendiri itu sangat sulit, betapa rasa dibuang itu begitu menyakitkan, pun bagaimana rasa kehilangan itu sangat menyiksa. Dan aku sangat bersyukur Mas mau di sini menemani dan membantuku menyembuhkan semua itu." Mata Faya masih basah saat memandang Alvin dengan kalimat itu.

Alvin diam menatap istrinya, tersenyum sangat dalam. Lalu meraih tangan Faya dan meletakkan tangan itu di atas dadanya. Ia ingin merasakan degup jantungnya.

"Mungkin itulah alasan Allah menumbuhkan rasa cinta yang begitu dalam di sini."

Faya mengangguk lalu mengusap airmata.

“Sebenarnya aku ingin sekali memelukmu, tapi ini di pemakaman. Jadi ayo pulang saja, sudah sore juga.” Alvin menggandeng tangan istrinya berjalan keluar makam.

“Mas malam ini ada tugas di rumah sakit?”

“Hemm.. Aku minta cuti.”

“Cuti bagaimana?” Faya mengerutkan alis bingung, sedang Alvin hanya tersenyum. Mereka berjalan menuju mobil yang terparkir di depan gerbang pemakaman, di bibir jalan raya.

“Aku ganti jadwal dengan Dokter lain. Jadi hari ini libur.” Alvin membuka pintu mobil, mempersilakan Faya masuk, namun justru tangan Faya menahan pintu mobil. Ia tak akan masuk sebelum Alvin menjawab pertanyaannya.

“Mana bisa begitu? Bagaimana dengan pasien darurat?” wajah Faya mulai menyiratkan kekhawatiran. Ia tahu Alvin dokter utama UGD dan konsulen ko-as di rumah sakit, memilih ganti jadwal kerja di saat hari aktif adalah kegilaan yang bisa membuat seisi UGD gaduh.

Alvin tersenyum sambil mendekatkan wajahnya hingga jarak di antara mereka hanya sejengkal, membuat degup jantung Faya seperti gendang yang terus ditabuh.

“Hari ini, pasien daruratku adalah kamu. Jadi akan kuhabiskan penuh waktuku untukmu.” Jawab Alvin, setengah berbisik.

“Kamu mulai belajar menggombal.” Dengus Faya sambil mengibaskan tangannya, enggan mendengar kalimat berikutnya. Namun sedetik kemudian tangan Alvin sudah melingkar di pinggang Faya, membuat jarak di antara mereka kian dekat.

“Aku mencintaimu.” Bisik Alvin.

Tubuh Faya menegang, ia tak mampu berkomentar apa pun, dan entah pada detik keberapa kedua tangan Alvin telah merengkuh tubuhnya, membuat jarak di antara mereka tak tersisa lagi. Degup jantung dan hembusan nafas, semua begitu mendamaikan. Faya merasa terbelenggu oleh tatapan Alvin yang melelehkan hatinya.

"Terima kasih telah bersedia menjadi istriku.” Perlahan, tangan Faya yang sebelumnya tergantung bebas kini melingkar di punggung Alvin.

 
END

Karena tulang rusuk kita tak akan pernah tertukar

Alhamdulillah, selesai sudah menulis novel ini. Terima kasih untuk semua yang  sudah membaca, semoga menginspirasi dan ada hikmah yang bisa diambil.

Boleh tinggalkan kesan maupun kritik dan saran 😁

Berikutnya saya tuliskan novel on goin lain berjudul Unbreaking Down. Semoga berkenan membaca 🙏

 


Cinta Selalu Punya Cara Untuk Pulang (Selesai) Where stories live. Discover now