One Room Of Happines (3)

Beginne am Anfang
                                    

Tidak seperti ciuman-ciuman yang dulu, kali ini ciuman itu terasa sangat lembut, Lumine tidak dapat mengatakan perasaannya kepada Childe tetapi Ciuman itu berhasil memberitahukan Childe jika Lumine masih mencintainya, hingga detik ini.

"Te....rimakasih Childe." Ucap Lumine, sembari masih memegang pipi Childe. Ia memerhatikan manik biru mata Childe yang memandanginya dengan seksama.

Childe lalu mengecup dahi Lumine, ia lalu menggenggam tangan Lumine erat.

Tepat saat itu juga suara pintu di ketuk dapat terdengar, "Permisi, Saya kemari untuk memeriksa pembukannya lagi."

"Oh, tentu.... Yeah... Masuklah."

Dokter yang sudah sedari tadi mondar-mandir itu kembali memeriksa keadaan Lumine, "Hmm.... Okey.... Nona Hope sudah berada di pembukaan 9 kita bisa bersiap ke ruang bersalin sekarang."

"Be... Benarkah?" Tanya Lumine, suaranya terdengar sang lelah.

Sang dokter menganggukkan kepalanya, "Iya.... Kami akan memanggil beberapa Suster dan Tuan Grey anda bisa ikut bersama kami."

"Baiklah Dokter, terimakasih."

-

Setelah berjuang selama Lima belas jam lebih, akhirnya Lumine benar-benar bisa melahirkan buah hati mereka ke dunia. Jika kalian mengira, kedua pasangan ini sudah melewati masa krisisnya, maka kalian salah. Proses melahirkan baru saja akan dimulai.

Lumine dibaringkan di kasur bersalin, Dokter yang sudah mengeceknya berkali-kali itu kini bersedia untuk menyambut bayi mereka.

Di sisi Lumine ada Childe yang tidak melepaskan tangan Lumine sedetik pun.

"Nona Hope, teruslah mendorongnya."

Lumine mengambil nafas panjang, ia lalu menutup kedua matanya sembari mengikuti arahan dari sang dokter. Keringat bercucuran, di wajahnya. Tangannya menggenggam erat tangan Childe, seiring rasa sakit yang mulai menghampiri rahimnya.

"Ha... Ha... Ha.... Hggggggnnnh...."

"Ayo Nona Hope, dorong terus....."

Ia merasakan sesuatu mulai keluar dari tubuhnya, satu persatu jari-jari kecil kakinya mulai terlihat. Sang dokter yang melihat hal itu melebarkan kedua matanya. "Oh.... Oke, aku butuh bantuan disini."

Childe yang menyadari ada sesuatu yang terjadi langsung menatap dokternya. "Ke... Kenapa? Ada apa?"

"Posisi bayinya.... Sungsang."

"Eh?" Tanya Lumine, fokusnya teralihkan ketika mendengar jawaban sang dokter. "Sayang.... Sayang.... Ayo, fokus.... Mendorong.... Ayo. Ikut nafas ku.... Ha.... Ha..." Childe membantu Lumine untuk kembali fokus dan kembali mengejan sekuat tenaganya.

"Nona Hope terus dorong, bayinya akan aman.... Percayalah."

Detik demi detik berlalu, tetapi di bawah rasa sakit yang Lumine alami l, setiap detik terasa sangat lama. Ia hanya ingin semuanya selesai, dan menimang anak mereka. Tapi kenapa bisa sesakit ini.

"Okey..... Kepalanya sudah keluar...."

Dapat terdengar, suara tangisan bayi yang keluar. Childe langsung menatap ke arah dokter yang saat ini sudah menggendong bayi mungil di tangannya itu. Ia menatapnya dengan tidak percaya, disitu ada anak mereka. Bukti cinta mereka. "Lumine.... Sayang..... Kau berhasil."

"Aku.... Berhasil?"

Childe mengangguk, sang bayi lalu di bersihkan sebelum akhirnya Ayah dan Ibu bayi itu dapat menggendongnya. Lumine menatap bayi mungil di gendongannya itu, tidak percaya sama sekali. "Halo....." Sapa Lumine.

Lumiere du Soleil||Heroine Series|| GENSHIN IMPACT CHILUMI FANFICTION||Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt