One Room of Happines (2)

610 43 3
                                    

Childe membukakan pintu mobil, di dalam terlihat Lumine yang masih duduk di kursi penumpang. "Lumine." Panggil Childe lembut.

"Oh.... Yeah." Lumine kemudian mengeluarkan kakinya dan melangkah keluar dari mobil Childe, ia lalu berjalan masuk ke bangunan yang ada di depannya itu. Hari ini adalah hari mereka melakukan pemeriksaan rutin dan untungnya Childe bisa mencari waktu di jam kerjanya.

Mereka saat ini berada di dalam ruang periksa, Lumine menatap layar proyektornya dengan seksama. Di sampingnya Childe memerhatikan Lumine.

"Halo, Okey.... Pasangan Grey.... Bagaimana kabar kalian?"

"Halo dokter, kami... Tidak menikah, jadi Ajax Grey dan Lumine Hope.... Ya... Kami...."

Sang dokter membentuk bentuk 'o' dengan mulutnya, mengerti keadaan Mereka. "Baiklah. Bagaimana Nona Hope? Apakah ada kendala semingguan ini?"

"Tidak banyak, hanya saja..... Aku merasa sering lelah, itu saja."

"Dan sering mengidam hal-hal aneh." Tambah Childe, Lumine lalu mendongakkan kepalanya menatap Childe, ia lalu terkekeh. "Yeah, hahaha...."

"Hmmm kalau begitu itu bagus, mengidam adalah hal yang wajar terjadi ketika seorang wanita hamil. Baiklah saya akan melakukan usg.... Permisi ya."

Kedua tangan dokternya mengangkat baju Lumine sehingga ia bisa mengoleskan krim khusus sebelum menempelkan alat usgnya ke permukaan perut Lumine.

Keduanya lalu langsung fokus kepada layar proyektornya, disana terlihat bayangan dari bayi yang Lumine kandung. Childe menatap hal itu dengan seksama, begitu pula dengan Lumine, tangan kiri Childe merangkul Lumine dan mengelus-elus pundaknya. Ada perasaan yang dapat menyatukan mereka setiap kali mereka melihat hasil usg Lumine.

"Baiklah, itu dia bayinya..... Saya akan print usgnya."

Sang dokter mengambil kertas yang keluar dari mesin di depannya, ia lalu memberikannya kepada Childe. "Terimakasih."

"Sama-sama, Saya akan meninggalkan kalian untuk mengurus pasien lainnya.... Kalian bisa langsung ke administrasi okay?"

"Terimakasih Dokter."

Setelah itu, Sang Dokter keluar dari ruangan periksa itu. Lumine masih memandangi hasil print yang ada di tangan Childe. "Childe..... Aku tidak bisa menemukannya." Ucap Lumine.

Childe sedikit terkejut, ia lalu menarik nafasnya dan menunjukkan Lumine dengan jarinya tempat bayinya berada di foto usg itu. "Ini dia.... Kau bisa melihatnya?" Tanya Childe dengan lembut.

Perlahan Lumine memerhatikan dengan seksama, dan mengangguk. "Oh itu wajahnya iya, aku dapat melihatnya...... Kenapa wajahnya mirip denganmu...."

"Lumine.... Aku ayahnya."

"Ya, tapi tetap saja..... Hiks...." Lumine perlahan mengeluarkan air mata, ia menangis tanpa sebab. Sudah menjadi hal yang biasa bagi keduanya, Lumine akan menangis hanya karena hal-hal kecil. Mungkin itu efek dari hamil. "Childe..... Kenapa aku menangis."

"Okey, okey.... Kau butuh istirahat. Ayo kita pulang." Childe lalu mengelus-elus pundak Lumine dan mengecup puncak kepala Lumine.

"Baiklah.... Ayo Hiks.... Kita pulang."

"Hey, jika kau baik-baik saja.... Kumohon angkat telponku." Childe kemudian mematikan panggilan tersebut, ia menatap nama Lumine di layar ponselnya. Masih ada gambar hati di akhir namanya, Childe lalu membuang nafas panjang.

Sudah seminggu Lumine tidak pulang ke apartemen, dan mereka sudah putus genap seminggu pula, hanya saja, Lumine yang berniat pindah itu belum sama sekali mengambil barangnya dan saat ini Childe tidak tahu Lumine ada dimana.

Lumiere du Soleil||Heroine Series|| GENSHIN IMPACT CHILUMI FANFICTION||Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon