"Kita juga mau jagain Lo, itu kemauan kita sendiri!" kata mereka kompak. Naya tersenyum. "Makasih."

"Kalian balik aja ke kelas sana, biar gue yang jagain Naya." ucap Arlan, yang langsung diangguki yang lain.

Dijalan, devano tiba-tiba menghentikan langkahnya. "Kalian duluan Aja, gue mau ke ruangan ayah gue dulu."

"Owh yaudah."

°°°°°°°°°°°°°°

Setelah dari ruangan ayahnya, karena dirinya meminjam mobil ayahnya itu, tidak tau dipakai untuk apa.

Terlebih dulu, devano menghampiri kelas Naya. Memberi tahu pada guru apa yang terjadi pada Naya, dan meminta izin untuk membawa Naya pulang. Tak lupa, devano juga mengambil tas gadis itu.

"Permisi bu."

"Iya."

Devano kembali ke UKS. Arlan yang duduk di sofa terkejut saat melihat devano. "Kenapa Dev?"

"Nih kunci mobil ayah gue, anter dia pulang aja, gak mungkin kan nanti Lo Antar dia pake motor, nih juga tas Lo nay, gue udah izinin sama gue Lo juga, tenang."

"Makasih kak dev."

"Hm," balas devano, "Gue balik dulu, balikin entar mobil nya, mobil ayah gue itu."

"Iya, thanks."

"Sans."

Arlan mengendong tas Naya di punggung belakang nya, lalu dia menggendong Naya lagi. Naya kaget, "Astaga kak Arlan, gak usah Gendong Naya lagi, Naya bisa jalan kok, suer."

Arlan menulikan telinganya, berpura-pura tidak mendengarnya.

°°°°°°°°°°°


Mobil nya telah sampai di perkarangan rumah Naya.

Arlan, turun dari mobil itu lebih dulu, Lalu dia membukakan pintu mobil yang diduduki Naya.

"Astaga Kak Arlan gak usah."

Dia, mengulurkan tanganya pada Naya. "Sini," Naya tersenyum malu, astaga, padahal dia tidak apa-apa, tapi Arlan memperlakukan nya terlalu spesial.

Naya menyentuh tangan itu, Arlan membantunya keluar dari dalam mobil itu.

"Sini gue Gendong lagi."

"Astaga itu dikit lagi sampe, gak usah."

"Gendong di belakang, gantian ayo cepat!"

Arlan berjongkok lalu menepuk pundaknya, "Naik sini."
Naya menghela nafas nya pasrah. "Oke, iya-iya!"

"Lain kali jangan lari-lari lagi?!" Tegur Arlan lagi, entah sudah keberapa kalinya Arlan mengucapkan kata itu sejak di mobil tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lain kali jangan lari-lari lagi?!" Tegur Arlan lagi, entah sudah keberapa kalinya Arlan mengucapkan kata itu sejak di mobil tadi. Dan sekarang dia mengucapkan nya lagi.

"Iya kak Arlan."

"Its okay, As long as you're okay, honey,"

Mereka sampai di depan pintu rumah Naya. Arlan menurunkan Naya secara perlahan.

"Assalamualaikum Tante!" Panggil Arlan setibanya di depan pintu rumah itu. dia mengetuk pintu itu.

Tok tok tok

"Bunda gak ada, jam segini bunda jaga toko kue."

"Owhh."

Naya mengambil kunci rumah yang ada di tas nya. Lalu membuka pintu rumahnya itu.

"Sana kak Arlan balik,"

"Iya, btw dirumah gak ada orang?"

Naya menggeleng, "Gak ada," jawab Naya. "Owh, gue balik dulu, byee!"

Arlan mengusap rambut gadis itu, "Gue balik."

"Iya, bye-bye!"


°°°°°°°°°°°


"Pagi adekku tercintaaaa!" sapa bara, membuka pintu rumah itu, Naya yang duduk di ruang tamu seraya menonton tv itu terkejut.

"Bang bara?! Iya soree!"

"Haha, baru pulang bang?"

"Iya nih, nih Abang bawain martabak keju!"

"WAHHHH! KEJU?"

"Bunda belum pulang?" tanya bara. "Belum."

"Sore anak-anak bunda!"

Baru saja di bicarakan, orangnya sudah datang. "Bunda!" Naya lah yang paling heboh.

"Sayang, lihat bunda pulang bawa apa?"

"Apa?"

"Duduk dulu." suruh bunda. "okee!"

Naya duduk di sofa, Kiara pun ikut duduk di sofa, "Bunda bawa apa?"

"Hp, bunda beliin Naya hp baru."

"Beneran bund?"

"Iya dong. Nih," kiara memperlihatkan HP itu. Tadi dia sudah mengeluarkan hp itu dari kotak nya, dan membeli kartu untuk hp itu.

"Aaaa makasih bunda!"

"Lain kali jangan ceroboh lagi ya, ninggalin hp kok di rumah lama, kan gak bisa balik lagi sayang!"

"Hehe iya bund."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang