CHAPTER 16

288K 19.8K 2.5K
                                    


Baca ya part ini sampai part selanjutnya, part ini aku revisi dan ada yg berubah juga🤍

💫💫💫

"Lo pikir kita takut?" setelah mengucapkan itu, devano terkekeh pelan. "Gak bakal!"

"Tanggal 29, gue tunggu!" Arka pergi dari tempat itu. Dan devano menjadi tak tahan akan emosi nya yang berusaha ditahan.

"Bang*at!!"

"Sabar Van!"

"Yok cabut, ke sekolah. nanti telat kan gawat bisa di hukum lagi??!"

"Eh, cewek Lo mana, lan?" tanya Dikta dengan panik, takut jika Naya di bawa oleh Arka, kan bisa gawat.

Arlan menatap Dikta, dia juga mulai mencari-cari keberadaan Naya. Dan kedua matanya terhenti kala mendapatkan apa yang ia cari. Buru-buru dia menghampiri Naya.

"Itu dibelakang, gue suruh beli es krim di minimarket sana. Daripada disini, dia bisa liat yang engga-engga nanti!" jelas Alvero menunjuk Naya dengan dagunya.

Dikta mengikuti arah pandang alvero, dan langsung mendapati Naya disana, dan Arlan yang tengah menghampiri naya. "Pinter!" puji Dikta pada alvero.

"Paansih." Bukannya senang, alvero malah berdelik kesal.

Arlan menghampiri Naya, mencegah gadis itu berjalan, Naya sampai terkejut. "Kak Arlan?!"

"Darimana?" Tanya Arlan basa-basi, padahal dia tadi mendengar apa yang alvero katakan.

"Beli ini!" Naya memakan es krim nya. "Oh, yaudah cepat habisin, abis ini kita langsung jalan pergi ke sekolah!"

"SIAP KAK ARLAN!!" Naya menjawab antusias, sambil menggigit es krim itu. "AAA DINGIN!"

"Lagian ngapain beli eskrim, masih pagi juga." balas Arlan. "Kak alvero suruh...?"

"Kan bisa beli susu coklat, suka itu kan??"

"Oh iyaa apalagi susu yang pink, Naya suka banget! Tapi tadi ga kepikiran...."

"Pikirannya es krim." lanjut Naya. Membuat Arlan yang melihatnya gemas sendiri. "Lucu." dia berucap pelan.

"Yaudah cepat habisin."

💫💫💫


Arlan dan teman-temannya sudah tiba di depan gerbang sekolah, Alvin turun dari motornya hanya untuk memanggil satpam yang berjaga itu.

"PAK BUKAIN!"

"PAKK!"

"Eh, kalian, telat?!" buru-buru satpam itu membuka kan pagar untuk mereka. "Untung guru-guru lagi rapat, untuk Jak pelajaran pertama ini." beritahu Satpam itu.

"Beneran pak? Semua guru?!" tanya Naya senang. Satpam itu mengangguk kala mendengar pertanyaan dari Naya.

"YEUYY!" Naya tampak senang. Arlan yang dapat melihat nya dari kaca spion ikut tersenyum juga.

Gerbang sudah terbuka lebar. Arlan, alvero, devano, Alvin, Erlang dan Dikta mulai memasuki halaman sekolah.

Tiba di parkiran sekolah, mereka memarkirkan motornya. Melepaskan helm, lalu turun dari motor.

"Makasih kak Arlan, kak alvero sama yang lainnya juga." Naya tersenyum lebar kepada Arlan dan teman-temannya.

"Yoi," balas Erlang.

ARLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang