VII ; kata Nayeon

335 63 25
                                    

"kamu lucu deh, nikah yuk?" 
-- Jeongyeon, 2k21

.
.
.
.

"Malam-malam aku sendiriiii, tanpa cintamu lagiiiiii"

Jeongyeon mendelik. Pasalnya, orang yang sedang menggunakan kamar mandinya ini, sangat berisik. Penggemar lagu jadul itu, rela jauh-jauh mengunjungi Jeongyeon

Ya walaupun biaya tiket pesawatnya Jeongyeon yang menanggung sih

"Berisik lu dugong, cepetan mandinya gua udah kelar masak inii" Teriak Jeongyeon pada sosok di kamar mandi

"Iyaaaa bawel lo" Jawab orang tersebut

Jeongyeon dengan telaten menyiapkan mangkuk, sendok, dan (tentunya) nasi. Sebagai orang Asia yang menumpang karir di Eropa, Jeongyeon tetap tidak melupakan bahwa kodrat orang Asia adalah memakan nasi

Beberapa lauk pauk penyedap dan teman nasi, sudah Jeongyeon hidangkan. Dua gelas minuman hangat juga sudah melengkapi meja makan buatnya dan temannya itu

"Jeongieeeee" Panggil wanita bergigi kelinci yang tadi sangat berisik

"Stop, jangan panggil gua pake panggilan itu. Menggelikan" Amuk Jeongyeon

"Jeongieee" Yang diamuk malah semakin menjadi

"Ish, tau ah. Udah cepet makan"

Nayeon. Im Nayeon. Entahlah bagaimana mendeskripsikan makhluk satu ini, Jeongyeon pun heran mengapa ia dulu begitu mencintai sosok aneh bin ajaib di sebelahnya ini

Ya, Nayeon merupakan mantan Jeongyeon. Jauh sebelum Jeongyeon mengenal Mina, Nayeon sudah menyusup di hatinya.

Bisa dibilang, Nayeon adalah cinta pertama bagi Jeongyeon.

Mereka memutuskan untuk menyudahi hubungan mereka dengan baik-baik. Alasannya? Entahlah, Jeongyeon pun tidak tau. Namun mereka tetap memiliki kontak baik, tidak ada acara musuh-musuhan diantara Nayeon dan Jeongyeon. Kini, mereka sebatas teman baik saja

"ga boleh benci mantan, mau gimanapun, dulu gua pernah bahagia karena mantan"

Begitu menurut Jeongyeon

"Kapan balik Korea? Dia udah nunggu lho" Ujar Nayeon tiba-tiba

Jeongyeon susah payah menelan nasi di mulutnya, "ntar deh, ga mood"

Nayeon mengangguk-angguk "emak bapak lu gimana? Kasian loh Je"

"Iya, gua juga mikirin mereka. Tapi ga dulu deh, bisa vidcall ini" Tolak Jeongyeon

"Yeee, beda feel tau antara lewat hp sama ketemu langsung"

"Iya iya bawel banget cocot lu ah, makan dulu" Kesal Jeongyeon lama-lama

Nayeon mengerucutkan bibirnya. Ia makan dengan lahap, bahkan tanpa jeda

"Anyway, kabar Jihyo gimana? Dia masih berisik kaya dulu ga?" Tanya Jeongyeon ketika mereka sudah menyelesaikan santapan

"Baik sih, cuma dia ga ada yang jailin lagi. Keliatannya sih dia kesepian ga ada lu" Jelas Nayeon

Jeongyeon tertawa kecil

"Tapi dia ga mau ngaku tiap ditanya kangen Jeongyeon apa ga" Lanjut Nayeon

"Yahh, gua juga udah tau kelakuan dia gimana ahahahah"

Nayeon tersenyum menanggapi perkataan Jeongyeon. Keduanya sekarang berada di ruang tamu, menikmati tayangan televisi (yang Nayeon tidak pahami bahasanya) sambil bersantai sejenak diujung hari

"Je"

"Hmm"

"Lu ga kangen sama dia?"

"Ngga lah, kenapa si nanyain mulu? Lu mau nikung?"

"Ga lah, gila lu. Gua doyannya ama yang lain"

"Yaudah, ga usah bawel. Berisik tau ga"

"Ih, jeongie jahat"

"Bodo"

"By the way, lu kapan bisa kangen juga ya"

"Nyenyenye"

Keheningan pun terjadi. Lelah dengan perdebatan tanpa akhir, Jeongyeon dan Nayeon memilih untuk diam menikmati senja. Nayeon menyeruput kopi susu panas, sementara Jeongyeon memilih untuk meminum soda

Sore hari di kota hamburg yang bersalju tidak begitu buruk, pikir Nayeon. First impression nya pada negara Eropa ini tidaklah jelek. Malahan Nayeon menikmati pemandangan indah dari balkon apartemen milik Jeongyeon

Jeongyeon mengikuti langkah kaki Nayeon yang sekarang berada di balkon. Ia berdiri di sebelah Nayeon, dan ikut tenggelam dalam pemandangan di depannya

Salju yang bertebaran nampak tidak mengganggu aktivitas keseharian penduduk disana. Tetap ada yang berlalu-lalang meskipun udara dingin menerpa

"Nay, ga kedinginan lu? Masuk ayo" Ajak Jeongyeon

"Ngga, kan di Korea juga ada salju"

Bodohnya Jeongyeon yang baru mengingat bahwa di tanah kelahirannya juga ada salju

"Oiya, tapi ya tetep aja. Udah masuk aja yuk?" Lagi Jeongyeon mengajak Nayeon

Nayeon hanya menggeleng, "Je lu tuh bawel banget kaya emak-emak"

"Daripada lu, bawel ga jelas. Cerewet" Hina Jeongyeon

Nayeon memukuli Jeongyeon tanpa ampun.

Puas memukul Jeongyeon, Nayeon kembali dengan pertanyaan di otaknya

"Lu gimana sih, bisa ketemu dia Je? Cerita dong"

Jeongyeon nampak berpikir "hmm, yaa waktu itu malem-malem kan, gua mau jalan ke taman. Terus ga sengaja kita tabrakan"

Nayeon mengangguk-angguk

"Ya udah, gua tolong dia karena dia jatuh, kasian juga. Ternyata dia abis nangis, ga ngeliat jalan kali terlalu fokus ngapus air mata dia....."

Jeongyeon menyeruput kaleng sodanya, kemudian melanjutkan omongannya yang terhenti

".....gua kasih dia kopi, americano sih kesukaan gua"

"Itu kan pait banget" Komentar Nayeon

"Iya, gua juga ga mikir waktu itu. Maen kasih aja. Gua sok perhatian ya?" Ucap Jeongyeon sambil cemberut

Nayeon cekikikan

"Terus beberapa hari setelahnya, gua makan di cafe. Karena gua di julid-in sama mba mba cafe, gua milih cepet-cepet ngabisin makanannya"

"Gua nabrak cewe lagi, ga taunya itu dia, trus kita akrab deh. The end"

Nayeon bertepuk tangan kecil, ketika Jeongyeon menyudahi ceritanya

"Itu kejadiannya kapan Je?" Tanya Nayeon

"Pas kuliah, semester 3 kayanya" Ucap Jeongyeon, sambil membuka kaleng yang sengaja ia sediakan di balkon untuk menyemil

Nayeon nampak kebingungan. Rasanya ini bukan cerita yang ia maksud. Bukan ini jawaban dari pertanyaan yang ia mau, sepertinya Jeongyeon salah mengartikan pertanyaan Nayeon. Lebih tepatnya, Jeongyeon salah 'sosok' dalam ocehan ia ceritakan

"Bentar, kuliah? Yang bener lu?" Ujar Nayeon memastikan

Jeongyeon mengangguk sebagai jawaban

"Je, yang lu maksud tuh Sana apa Mina?"

deg!

Debaran jantung Jeongyeon secara tiba-tiba berdetak lebih cepat. Keterkejutannya tidak main-main. Jeongyeon salah membicarakan seseorang? Apa maksud Nayeon berucap begitu? Apakah Jeongyeon salah berkata?

Kebisuan mendadak dari Jeongyeon membuat Nayeon dapat menyimpulkan hal yang sedang terjadi. Pikiran Jeongyeon yang tiba-tiba kalut, hatinya berkecamuk, wajahnya langsung kaku. Itu sudah cukup menjelaskan pertanyaan Nayeon tentang siapa yang Jeongyeon pilih dalam mencintai seseorang

Dalam diam, Nayeon tersenyum. Jeongyeon tertangkap basah sedang merindukan sosok yang ia ceritakan sejak tadi

KAK JE! [JeongMi]Where stories live. Discover now