III ; Sorry

372 66 6
                                    

"Boleh ga, gua iketin tali sepatu lu? Soalnya gua ga mau lu terjatuh buat orang lain"

- Jeongyeon #sadgirl #onesidedlove 2021-

.
.
.
.

*******

"Ya?"

"......."

"Iya nanti dijemput"

"......."

"Oh, oke"

"......."

"Selamat ya"

Jeongyeon mematikan telefonnya. Hari sudah senja, yang seharusnya Mina pulang bersama dia, sekarang malah pergi dengan orang lain. Jeongyeon jadi merasa tak berguna sudah menunggu beberapa lama di depan gedung fakultas Mina

Ia mengenakan helm, kemudian melajukan vespa kelabu nya. Ada alasan ia memilih warna abu-abu untuk motor ini

"Abu-abu warna ga jelas, ga item, tapi ga putih juga. Sama kaya gua, ga jelas"

Dulu, Jeongyeon tidak begitu kaku. Candaannya sering terdengar (walau kadang garing setengah mampus, dan hanya dia dan Chaeyoung yang tertawa), tawanya girang sekali. Siapapun yang mendengar tawanya, akan ikut tertawa walau tidak tahu apa yang ditertawakan

Suatu hari Jeongyeon tak lagi bersinar seperti dulu. Awalnya ia hanya murung, lama-kelamaan ia menjadi sosok yang dingin, kaku, dan kehilangan senyumnya

Chaeyoung, tetangganya sejak mereka masih kanak-kanak, tahu alasan apa yang membuat sinar Jeongyeon menjadi redup. Perceraian kedua orang tuanya

Ya, bagi Jeongyeon keluarga adalah hal utama dan spesial baginya. Hubungan kekeluargaannya retak, dan Jeongyeon tidak bisa melakukan apapun untuk memperbaikinya

Jeongyeon tetap menjadi anak yang dikenal seantero sekolah, namun bukan karena senyum dan kebahagiaan yang sering ia tebar. Tetapi ia dikenal sebagai seorang yang beraura mencekam

Jeongyeon kehilangan arti bahagia di hidupnya. Semua berlalu begitu saja, ia memilih hidup bersama kakaknya yang pertama, kakak keduanya mengikuti kemana ibunya tinggal. Dan sekarang, ia kehilangan jejak sang ayah

Jeongyeon terlalu sering menyalahkan dirinya sebagai penyebab utama mengapa keluarganya hancur. Tetapi kakaknya selalu meyakinkan bahwa itu bukan salah dirinya, melainkan kurangnya komunikasi dan kepercayaan di dalam lingkup keluarga

Sampai akhirnya, Mina menghampiri hidupnya. Memberi secercah cahaya untuk menerangi gelapnya hidup. Mina lah mataharinya

Dan Jeongyeon adalah bulan

Yang artinya, mereka tidak akan pernah bersatu
.
.
.
.
.

Jeongyeon melajukan vespanya ke daerah dimana banyak jajanan pinggir jalan semasa SD dulu dijajakan. Kebetulan, malam ini tidak ada tugas untuk dikerjakan di rumah. Jadi ia leluasa berkeliaran sepanjang malam

Tentu saja, dengan seizin kakaknya

Ia membeli beberapa jajanan yang begitu dirindukan

Sebungkus tteokbokki sudah ia genggam, senyumnya mengembang kala menghirup aroma jajanan kesukaannya

Namun, tak lama ia melihat sosok yang sangat ia kenal di tempat yang sama saat ia berdiri sekarang

Mina? Oh jadi itu?

Diikuti oleh rasa penasaran, ia membuntuti kedua insan tersebut. Mina tertawa, tetapi tidak selebar saat bersamanya --menurut Jeongyeon--
Keduanya juga nampak bahagia, lelaki di sebelah Mina pun mengaitkan kedua tangan mereka

Jadi, sudah selesai kah tugas Jeongyeon dalam menjaga Mina?

Entahlah

Jeongyeon tetap mengawasi kedua makhluk tersebut dengan seksama. Sampai-sampai ia tak memerhatikan jalan, membuatnya menabrak seorang perempuan yang sedang mengaduh

"Maaf, kamu gapapa?" Ucap Jeongyeon yang sedang menepuk-nepuk pantatnya guna mengusir debu bekas ia terjatuh

Perempuan tersebut hanya mengangguk, kemudian beranjak berdiri

Jeongyeon tidak rabun. sekalipun saat ini malam, Jeongyeon dengan jelas menangkap buliran air mata gadis di hadapannya yang terburu-buru pergi ini

"Ini, minum" Ucap Jeongyeon. Niatnya baik, hanya ingin membantu menenangkan kondisi perempuan tersebut

"Terimakasih banyak" Jawab gadis itu akhirnya, sambil menerima minuman hangat dari tangan Jeongyeon

Jeongyeon mengangguk. Kemudian pamit permisi, dan matanya menelusuri jalanan tempat tadi Mina melangkah namun tidak dapat menemukannya. Ia kehilangan jejak Mina

Dari tempatnya berdiri, ia dapat melihat ada sebuah taman dengan penerangan cukup. Jeongyeon melangkahkan kakinya kesana, dan mencari tempat duduk

Setelah ia duduk, niatnya untuk memakan semua jajanan malah tidak terwujud. Hatinya begitu hancur mengetahui Mina memilih orang lain untuk menetap di hati Mina

Pundaknya bergetar, dadanya sesak, matanya panas seperti terbakar. Mina jatuh cinta dengan orang lain, bukan dirinya. Ia juga tak bisa berbuat apa-apa, mengingat dengan jelas, status mereka hanya sekedar teman berbalut kata 'kaka-adik'

"Ini apa?" Tanya Jeongyeon sambil melihat bekas air mata di telapak tangannya dengan tersenyum bodoh

Tangisnya makin menjadi kala mengingat semua memori bersama Mina. Setiap kenangan yang begitu berharga, mempunyai tempat spesial di hati Jeongyeon

Jeongyeon bertanya-tanya

Apakah setiap hal yang ia dan Mina lakukan bersama, tidak memiliki arti apapun di hati Mina seperti Jeongyeon yang menyimpan rapih-rapih di hatinya?

Apakah Jeongyeon spesial di hati Mina, seperti Mina spesial di hati Jeongyeon?

Apakah Mina hanya memandangnya sebagai seorang kakak, bukan seperti Jeongyeon yang memandang Mina sebagai gadis seutuhnya yang ia cintai?

Apakah Mina pernah memikirkan Jeongyeon, seperti Jeongyeon yang selalu memikirkan Mina bahkan tidak bisa menghapus bayangan Mina dari otaknya?

Apakah Mina mencintai Jeongyeon, sama seperti Jeongyeon yang begitu dalam mencintai Mina?

Jeongyeon tidak pernah tau jawabannya. Yang jelas, hari itu Jeongyeon kembali menjadi Jeongyeon yang rapuh

Jika mencintai Mina itu sebuah kesalahan, maka Jeongyeon telah melakukan kesalahan besar di hidupnya

"Maaf, maafin aku Mina. Maafkan aku karena udah jatuh cinta sama kamu"

*******




















Jeongyeon bilek, "kumenangisssssss"

Eh btw, sori baru up. Ini tadi pagi ada maintenance wetpetnya sekalian gua sekul dlu laa

KAK JE! [JeongMi]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα