I ; How

441 70 6
                                    

"Excuse me, are you from McDonald's? Because i'm lovin it"

-Jeongyeon yang mendem perasaan mulu kek nahan berak, 2021-

.
.
.

******

Vespa abu-abu dengan stiker 'harta, tahta, jomblo' kebanggaan pemiliknya itu menembus angin sepoi sejuk di pagi hari

Kelasnya bermulai di jam 10.00 sementara 'adik' nya yang duduk dibangku penumpang memulai kelas di jam 08.00 pagi. Itu sebabnya, vespa ini sudah bekerja pagi-pagi yang biasanya mulai di siang hari

Si 'adik' adalah orang yang kerap disapa Mina, Minari, Mitang, atau bahkan penguin itu duduk dengan tenang. Tangannya melingkar damai di perut sang 'kakak' tersayang, kepalanya ia sandarkan pada pundak si 'kakak'

'Kakak' atau Yoo Jeongyeon, orang terkaku sejagad raya, hanya diam. Memang sudah kebiasaan kecil ketika Mina bersamanya akan sedikit bermanja. Sepertinya tidak sedikit. Karena Mina sering kali meminta dirinya untuk menginap hanya dengan alasan merindu 'kakak' nya

Tidak, mereka tidak memiliki hubungan darah atau hubungan sekandung. Hanya, Mina sangat menyukai panggilan 'kak Je' untuk Jeongyeon, karena menurutnya Jeongyeon sangat keren saat ia dipanggil 'kak Je'

Sebenarnya, siapa sih yang memulai tradisi kakak-adik nan konyol dan bodoh ini?

Entahlah

Bodoamat lah

Memangnya siapa juga yang peduli?

Toh Jeongyeon senang kok. Setidaknya Mina kan tidak akan pergi sekalipun ia menyayangi nya, in a romantical way

Yang penting, nanti Jeongyeon siap dalam melepaskan Mina jika akhirnya Mina menemukan sosok pilihan dirinya untuk menemani di hari tua. Tugas Jeongyeon hanya merawat dan menjaga jodoh orang yang sedang di dalam genggamannya ini, dan tidak lebih dari itu

Tiba-tiba, Jeongyeon benci menerima keadaan

Tiba-tiba Jeongyeon tidak rela, jika Mina akan menikah nanti

Tiba-tiba Jeongyeon cemburu, ketika Mina menunjukkan senyuman manisnya pada orang lain

Tiba-tiba Jeongyeon kesal, kala ada sosok lain yang menggenggam tangan mungil Mina

Tiba-tiba....

Tiba-tiba....

Tiba-tiba....

Semuanya begitu tiba-tiba dan tidak ada peringatan sama sekali

"Astaga, kalau main tuh liat-liat tempat" Tegur Jeongyeon pada gerombolan anak-anak yang bermain di jalan terbuka

"Kenapa kak?" Tanya Mina yang sedikit terkejut ketika Jeongyeon menarik rem dengan begitu dadakan

"Itu, bocah" Jawab Jeongyeon

"Ohh, pelan pelan aja kalo gitu kak"

"Hmm"

Mina tersenyum gemas. Kakaknya ini kalau sedang kesal, pasti mengerutkan kedua alisnya ditambah dengan dengusan tipis yang masih bisa didengar jelas olehnya

Sungguh menggemaskan

Jeongyeon masih setengah kesal akibat anak-anak yang tadi dengan sembarangan menghadang di jalan. Pasalnya, kalau saja ia benar-benar menabrak anak-anak itu, maka lebih banyak kerugian di pihaknya

Pertama, keselamatan Mina

Ah, maksudnya keselamatan dirinya dan Mina

Kedua, keselamatan anak-anak tersebut

Ketiga, kemungkinan para ibu-ibu cerewet yang merawat anak tadi akan lebih percaya kepada anaknya ketimbang pada Jeongyeon

Ibu-ibu tak akan mau mengalah, pikir Jeongyeon

Beruntungnya, Jeongyeon berhasil menarik rem dengan cepat. Setidaknya mereka semua selamat, dan tidak ada korban. Tetapi tetap saja itu membuat kesal

Lampu rambu lalu lintas berwarna merah mencolok, tanda kendaraan harus berhenti. Dengan telaten, Jeongyeon menurunkan kecepatan kendaraannya. Sesekali ia menghembuskan nafas kasar guna mengatur emosi yang tersisa

"Kak Je" Panggil Mina

"Iya?" Balas Jeongyeon seketika

"Liat deh, ke kiri" Ujar Mina lagi

Jeongyeon tidak banyak bertanya, hanya menuruti perkataan Mina. Dan setelah beberapa detik ia menoleh, Jeongyeon malah merasakan sebuah kecupan lembut di pipi kirinya, ditambah rangkulan di perutnya mengerat. Bukannya menemukan objek atau hal lainnya

"Kak, jangan marah begitu ah. Serem" Ucap Mina, sambil mengusapkan ujung kepalanya di pundak Jeongyeon

(Seperti cara seekor anak kucing bergelung manja di kaki sang majikan, dengan mengusapkan kepalanya ke kaki majikannya tersebut)

Jeongyeon yang mendapat perlakuan lembut dari Mina pun melunak. Ia meraih tangan Mina, dan menggenggamnya. Kemudian menyelipkan tiap jemari dengan seksama, dan ujung ibu jarinya ia gunakan untuk mengusap-usap punggung tangan Mina

"Iya" Jawab Jeongyeon singkat

Mina tahu, Jeongyeon tidak terlalu suka membuang-buang kata dari mulutnya. Jadi sekedar jawaban singkat pun Mina sudah paham. Kecuali ketika Jeongyeon hanya diam, itu berarti ada pergelutan dan perdebatan kecil dipikiran Jeongyeon

"Udah ya marahnya? Kan kita tetep baik-baik aja" Lagi Mina berucap, kali ini dengan mengeratkan genggaman mereka

"Hmm" Gumam Jeongyeon

Setelah lampu lalu lintas berubah menjadi hijau terang, Jeongyeon melajukan kembali motornya. Namun kali ini dengan kecepatan lebih rendah, karena tangan kirinya ia gunakan untuk menggenggam tangan Mina


























Ujan-ujan enaknya diselimuti kekayaan

KAK JE! [JeongMi]Where stories live. Discover now