IX ; Love

375 57 12
                                    

"Mau jadi pelangi, tapi dianya buta warna"

-jeongyeon aja, 2k22-
.
.
.
.
.

"Kalo gitu, lu mesti cari tau"

"Cari tau apa"

Ya Tuhan, seandainya saja engkau hapuskan dosa hamba ketika membunuh si bodoh satu ini
Gerutu Nayeon dalam hati

Sepertinya berbicara dengan Jeongyeon memang harus menggunakan kata² yang lengkap, sehingga ia tidak planga plongo seperti ini

"Ya cari tau soal siapa yang lu pikirin tadi, ga mau bingung terus kan?" Ujar Nayeon dengan penuh kesabaran

Jeongyeon mengangguk-angguk, sambil mengunyah sebongkah es

"Caranya?"

Setelah berkata begitu, terdengar suara raungan yang sangat menggelegar berasal dari kamar 1101. Dimana raungan tersebut berasal dari sang empunya tempat tinggal yang teraniaya

******

Hubungan Mina dan Jeongyeon kala itu merenggang, tetapi Jeongyeon tidak terlalu ambil pusing. Ia sudah dapat menebak sejak awal Mina memiliki kekasih, kejadian ini pasti akan terjadi

"Apa gua terlalu egois, sampai-sampai merelakan hubungan gua dan Mina?"

"Salahkah kalau gua marah karena Mina tidak menyayangi gua balik?"

"Sebenarnya, gua cuma pengen perasaan berbalas. Tapi kenapa ketika kenyataan tidak berkata seperti itu, gua marah?"

"Padahal, semua yang terjadi itu tidak harus sesuai dengan ekspektasi gua sendiri. Kenyataan itu dipegang Yang Maha Kuasa"

"Huft, ini sulit"

Jeongyeon jadi banyak melamun. Memikirkan bahwa apa yang terjadi, beralaskan keegoisan dirinya, atau Mina yang tidak bisa memahaminya. Ujung-ujungnya, Jeongyeon tetap tidak tau siapa yang harus disalahkan terhadap masalah ini

"Kak!" Seru seseorang dibelakang raga Jeongyeon

Jeongyeon menoleh, ketika mengetahui siapa yang memanggil, ia tersenyum

"Sana," Cicit Jeongyeon

"Mau kemana? Muka kakak kusut banget, masalah lagi?" Tanya Sana bertubi-tubi begitu ia dapat menyusul Jeongyeon

"Iya, kaya kamu ga tau aja. Masalah udah nyatu sama rutinitas gua" Jawab Jeongyeon

Sana terkekeh geli "kalo gitu, ayo ngelepas beban pikiran sebentar. Aku juga mumet banget habis mikirin laporan pkl"

"Ayo, mau kemana?" Jeongyeon nampak setuju dengan ide Sana

"Humm, pasar malem?" Mata Sana nampak berbinar ketika ia menyebutkan salah satu tempat kesukaannya

"Masih petang, sambil nunggu, kita ke perpustakaan kota aja yuk. Mau?"

"Ayooo, aku mau nuntasin baca detektif conan. Heran, otak dia dibuat dari apa ya, kok kasus-kasus begitu bisa dia pecahkan"

Jeongyeon tertawa, "kalau conan beneran ada, bakal tentram banget ga sih? Soalnya pemikiran conan tu out of the box banget, gua aja ga kepikiran tiap baca kasus baru conan"

"Ya kan, mana dia ganteng pas versi sinichi idaman banget..."

Dan begitulah. Sore itu Jeongyeon lagi-lagi melupakan Mina, digantikan sosok Sana yang begitu talkactive dan periang. Jeongyeon merasa dirinya begitu berarti ketika disamping Sana

KAK JE! [JeongMi]Where stories live. Discover now