31. Pangeran VS Ksatria Naga

Start from the beginning
                                    

Itu adalah naga yang jahat, yang kebetulan ... berwajah seperti Navy.

"WOI KENDIIII!!! BANGUUUUNNN!!!"

Naga itu menyemburnya lagi dan Candy terbangun seketika, linglung.

"Can? Lo nggak papa?"

Itu suara yang familier. Candy hanya perlu menoleh sedikit untuk bisa menemukan sahabat-sahabatnya berdiri mengelilingi tempatnya terbaring. Melihat Candy yang mulai mengerjap-ngerjap, mereka pun dengan antusias beringsut mendekat.

"Lo udah sadar? Tadi lo pingsan!" Poppy langsung menyambar.

"Can! Kita harus laporin ini ke komnas perlindungan anak! Masa hukuman sampai pingsan-pingsan gitu!" Selin tumben-tumbenan berseru dengan menggebu-gebu, membuat Candy meringis menahan senyum.

Pelan, ia beranjak duduk, dibantu Alexa.

"Gue nggak pa pa, kok. Tadi nggak sarapan dengan bener aja."

"Ya udah. Nih, minum dulu, makan juga." Deera mengulurkan sebuah susu kotak cokelat dan roti keju. Melihatnya, Candy mendadak terharu.

"Kalian so sweet banget sih, beliin roti segala."

"Dih, orang duit gue abis beli es krim," cerocos Deera. "Kak Aksal yang ngasih."

"Hah?!" Seketika, jantung Candy bertalu-talu. Yang tadi itu ... bukan mimpi? "Kak Aksal tadi beneran ke sini?!" tanyanya demi memastikan.

Deera berpandangan dengan Selin, Akexa mengabaikan Poppy. Keempatnya serempak mengangguk.

Lalu, kesadaran itu mulai memenuhi kepala Candy. Kilas balik tentang bagaimana ia bisa berakhir di sini, di ranjang UKS sekolah.

Ia ... pingsan. Dan seseorang membawanya ... Kak Aksal. Candy yakin itu Kak Aksal. Mereka hampir ... Lalu naga bernama Navy datang dan...

Argh! Navy nyebelin! Kenapa dia harus tiba-tiba muncul bahkan di dalam mimpi Candy? Kenapa hobinya menganggu Candy bahkan sampai ke mimpi-mimpi?!

"Ah mwolla! Mwolla!" serunya sembari menutup kedua kuping dan menggeleng hebat.

Teman-temannya berpandangan.

"Dia kenapa?"

"Kepentok, kayaknya."

***

"Lo abis dari mana?"

Langit seketika menghentikan petikan bassnya demi menyerbu pada Aksal yang baru masuk. Navy, yang telah siap dengan gitar, terpaksa membatalkannya serta.

"Jengukin Candy," kata Aksal ringan. "Ke kantin dulu sih, beliin makanan, jadi agak lama. Sori."

Nino melirik cowok yang berdiri di depannya, bibirnya menyengir. "Nggak papa kok. Santai, Bos!"

"Udahan ngobrolnya!" Navy menyela, suaranya tegas, dingin. "Kita harus cepet latihan. Audisinya bentar lagi."

Aksal mengangguk tanpa suara, dia berjalan menuju posisinya di belakang kibor sementara yang lain turut bersiap. Nino memulai ketukan, lalu, serempak, mereka menciptakan harmoni...

Yang tidak terlalu seimbang. Juga tidak bertahan lama.

Berkali-kali, selalu ada kesalahan kecil yang terjadi.

Hingga, Navy membanting tangannya di udara dan berbalik. Ketika ia menghadap teman-temannya dan berhenti di Langit, suaranya keras, dipenuhi frustrasi.

"Salah lagi kan lo?! Bentar lagi kita kita audisi dan ini maha penting, tahu, nggak! Kalo kita gini-gini aja, gimana kita mau rekaman?!"

Cinderella Effect [Completed]Where stories live. Discover now