10. Semua Orang Pernah Jatuh

15K 3.3K 361
                                    

Ramein vote dan komen ya!

Happy reading!

Sedang ada pesta pernikahan di kelas X-III

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


Sedang ada pesta pernikahan di kelas X-III.

Ya, pesta pernikahan. Di dalam kelas.

Pengantinnya adalah Mahen, yang saat ini tengah mengenakan kopiah dan jas kebesaran yang tak sengaja ditinggalkan Pak Amitab Bachan di atas kursi guru. Jeje, yang telah menyulap namanya menjadi Jejeta Mirzani memakai kerudung Puput sembari menggenggam vas bunga plastik di tangan. Berdua, mereka diarak mengelilingi kelas, dengan para siswa yang bergantian bersalaman selayaknya tamu undangan.

Lagunya dangdut koplo, seperti nikahan pada umumnya. Dinyanyikan sepenuh hati oleh Ihsanul Huda, alias Echan.

"Kuhamil duluan. Sudah tiga bulan. Gara-gara pacaran suka gelap-gelapan."

Echan mengangkat sapu di tangan yang dia fungsikan sebagai mikrofon dan menggeleng-geleng khidmat, menikmati musik yang ia dan anak-anak lain ciptakan dengan menggebuk meja.

"Aseeekkk!"

"Mana suaranya?! Tanah Abang digoyang!!!" Teriak Echan, lalu dengan lincahnya goyang ngebor di hadapan pengantin.

Yang lain dengan semangat memberikan tepukan semangat agar dia semakin kesurupan.

"Sawer, bang~" Putra menyelipkan uang kertas dua ribu rupiah ke bagian dada seragam Echan, yang kemudian cowok itu ambil dan goyang-goyangkan.

"Mayan jajan cilok! Asek! Asek! Kuhamil duluan~"

"Lex, cowok lo tuh, cantik banget kalo jadi pengantin cewek gitu," Deera berbisik dan Alexa memutar bola mata. Rasanya lelah baginya menyaksikan perilaku absurd anak-anak di kelas ini. apalagi Jeje. Terutama Jeje. Cowok yang dari awal bilang kalau dia naksir Alexa. Padahal Jeje adalah cowok yang cantik dan lembut. Sementara Alexa? Kebalikannya.

"Ogah!" balasnya, lalu kembali menekannya earphone ke telinga dan menaikkan volume sebelum memfokuskan kembali mata ke buku di hadapannya. Sepertinya, di sini ia satu-satunya yang berusaha belajar seperti yang diamatkan wali kelas mereka sebelum pergi. Meskipun ya, sepertinya sekarang sudah waktunya pulang.

Beberapa siswi terlihat merekam kehebohan yang ada. Lebih banyak lagi yang tertawa terpingkal-pingkal dengan kelakuan teman-teman sekelas mereka itu. Salah satunya adalah Candy. Ia terlalu sibuk menyemangati Echan agar bertambah gila hingga tidak mengindahkan ponselnya yang berbunyi.

Ting!

Ponsel Candy yang tergeletak di atas meja tampak menyala sementara empunnya tidak sadar. Ada pesan sembulan dari aplikasi perpesanan yang menampilkan isi pesan terbaru tanpa diminta pada layar.

Narapidana: Dimana?

Narapidana: Pulang sekarang?

"Siapa nih?" Selin yang memanjangkan kepala demi mengintip segera mengernyit. Ia menatap Candy yang masih belum melirik ponsel.

Cinderella Effect [Completed]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt