47: Selamat malam, Satya

26.5K 3.5K 2.4K
                                    

udah siap? setel lagu galau dulu.
vote nya jangan lupa.

vote nya jangan lupa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****

"Ini bukan salam perpisahan, hanya ucapan selamat malam dan pengantar tidur untuk sosok Satya Langit Aksara."

-Satya dan 67 hari

Ini merupakan hari terakhir untuknya, hari yang akan menjadi sejarah baru bagi sebagian orang. Hari ini akan menjadi kenangan untuk mereka. Kenangan yang mungkin nantinya tidak akan pernah terlupakan.

Sebuah kenangan yang pernah diukir dan diciptakan oleh seorang lelaki penderita kanker yang memiliki semangat hidup yang tinggi meski pada akhirnya dia  mengucapkan kata menyerah.

****

seorang lelaki mendongak menatap kearah langit malam yang berada diatas dirinya dari arah jendela kamar rawat itu. Pandangannya begitu sendu seolah tengah meratapi nasibnya.

Malam ini, hari ini, adalah hari terakhir bagi Satya setelah dirinya tervonis hanya memiliki sisa usia sampai 67 hari saja. Tepat pada malam ini, adalah malam di 67 hari usianya.

Mau diubah sekalipun rasanya begitu mustahil, kenyataannya penyakit yang Satya derita tidak bisa disembuhkan lagi.

Sudah cukup bagi satya merasakan sakitnya penyakit ini selama 4 tahun terakhir sendirian, mungkin sudah saatnya ia ingin mengistirahatkan semuanya. Rasa sakit, lelah, dan perjuangannya selama ini.

Mungkin Satya bisa terbebas dari rasa sakit pada penyakitnya, tapi bukan kesembuhan yang Tuhan berikan.

Semuanya telah ia selesaikan, janjinya pada Alya dan pada mending ibu Alya sudah lelaki itu laksanakan. Satya bisa pergi dengan tenang setelahnya.

Diatas kursi rodanya, Satya mengenggam sebuah kertas dan buku catatan kecil ditangannya. Lelaki itu menurunkan pandangannya untuk menatap secarik kertas tersebut, kemudian seulas senyuman simpul dari kedua sudut bibirnya terangkat. Satya mengelus secarik kertas itu, air matanya sudah tertahan dikedua kelopak matanya sedari tadi.

Satya menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya. Lelaki itu memegangi dadanya sendiri, mencengram baju rawatnya. Satya menggerakkan dengan perlahan kursi rodanya untuk menuju nakas samping ranjangnya. Kemudian ia meletakan secarik kertas dan buku catatan yang semula ia tuliskan sesuatu didalamnya.

Tok! Tok! Tok!

Pintu ruang rawat Satya diketuk seseorang dari luar sana, lelaki itu menoleh. Dari balik pintu, seorang dokter paruh baya masuk kedalam ruang rawat Satya seorang diri.

[✓] Satya dan 67 hariWhere stories live. Discover now