21: aku disini

16.3K 3.2K 477
                                    

**§**

-Satya dan 67 hari-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-Satya dan 67 hari-

****

Seorang lelaki turun dari taksi dengan langkah yang lunglai menahan dirinya untuk tidak tumbang saat ini juga, ia berusaha menguatkan diri dan tenaganya. Tubuhnya sekarang seakan semakin kehabisan energi saja.

Satya melangkah menuju rumah Alya dengan perlahan. Ia berusaha menarik napas sedalam-dalamnya untuk menetralisir tubuhnya sendiri. Satya memejamkan matanya, kemudian menghembuskan napasnya lagi. Ia kembali membuka matanya menatap pintu rumah Alya yang tertutup rapat itu.

"Ayo, lo pasti kuat! Alya butuh lo sekarang." -batin Satya.

Dengan segera Satya kembali berjalan perhalan dan tiba didepan pintu rumah itu, ia menekan tombol bell rumah tersebut. Nampaknya, belum ada jawaban dan sahutan juga. Satya tidak menyerah, ia terus menekan tombol bell rumah Alya lagi.

Hingga akhirnya pintu rumah Alya terbuka, seorang wanita setengah abad yang membukakan pintu tersebut dan langsung menyambut kedatangan Satya dengan tatapan sendunya. itu adalah pelayan dirumah ini lagi, Bi Wulan.

"Den Satya." Lirih bi Wulan menatap kehadiran Satya dengan senang.

"Akhirnya, dateng juga. syukurlah," bi Wulan tidak ada hentinya mengucapkan rasa syukur saat Satya datang kemari. Ucapan bi Wulan membuat Satya kembali bingung dengan apa yang sedang terjadi sebenarnya.

"Alya dimana, bi?" Tanya Satya.

Bukannya menjawab, justru bi Wulan malah menundukan kepalanya. Bahu pelayan itu bergetar, dan terdengar suara isakan tangis. Bi Wulan menangis kembali.

Melihat bi Wulan menangis, membuat Satya semakin bingung dan tidak mengerti. Apa yang sudah terjadi? Kenapa sampai pelayan rumah ini juga ikut menangis.

Lelaki itu memegang kedua bahu pelayanan tersebut, kemudian mengusapnya pelan.

"Bi, kenapa?" Tanya Satya dengan perlahan sambil menenangkan bi Wulan yang masih menangis.

"Non Alya...hiks..." Bi Wulan makin terisak, ia nampak belum bisa melanjutkan perkataannya.

"Alya, Alya kenapa bi?" Satya dibuat semakin khawatir dan bingung dengan sikap bi Wulan yang menangis seperti ini.

"Non Alya, semaleman habis disiksa lagi sama tuan Romy, den."

"Non Alya bener-bener diperlakukan seperti hewan bukan seperti anak oleh ayahnya sendiri." Tutur bi Wulan mulai berkata apa yang sebenarnya terjadi kepada Satya.

[✓] Satya dan 67 hariWhere stories live. Discover now