CHAPTER 18

28.5K 4.1K 239
                                    

✨ HAPPY READING✨

Di malam harinya suasana ndalem sangat sunyi karena abi dan umi mendadak keluar kota, Nayla dan juga Gus Arvan yang hanya duduk sambil melamun di pikiran masing-masing.

Gus Arvan menghela nafas pelan, ia mengusap wajahnya sebelum berdiri dan keluar dari kamar untuk mengambilkan air minum untuk Nayla.

"Astaghfirullah!"Nayla mengusap perutnya lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya yang terlihat lelah.

Tak lama Gus Arvan datang membawa segelas air putih lalu ia meletakkan di nakas di samping kasurnya, ia kembali duduk di sofa dengan menyandarkan kepalanya di sandaran sofa dan memejamkan matanya.

Nayla keluar dengan air yang masih menetes di wajahnya, ia kemudian meminum air yang di bawa gus Arvan.

"Terimakasih!"ucap Nayla duduk di samping Gus Arvan.

"Sama sama."

Gus Arvan menatap lekat Nayla yang tersenyum juga menatapnya.

"Kenapa natap aku gitu?"tanya Nayla menggenggam tangan Gus Arvan.

"Aku mau cium,"jawab Gus Arvan dengan suara seperti bocil, mendengar itu Nayla terkekeh lalu ia benar benar mencium Gus Arvan dengan lama.

Tapi ciuman yang biasa itu tiba tiba menjadi malam buka puasa Gus Arvan, ia kembali melakukan nya bersama Nayla.

<••••>

Di pagi hari nya Nayla bangun lebih awal untuk membuatkan sarapan untuk Gus Arvan dan dirinya karena umi dan abi masih berada di luar kota.

Saat sedang menumis tomat, tiba tiba ia merasakan ada tangan yang melingkar di perutnya.

"Ish sayang ngagetin!"Gus Arvan terkekeh pelan lalu ia mengusap perut buncit Nayla yang berisi janin buatannya😊.

"Dedenya kapan ya lahir nya udah nggak sabar loh,"gumam Gus Arvan.

"Belum waktunya dia lahir sayang, sabar dulu bentar lagi kok."

"Oh ya aku nggak bisa makan siang di rumah, nggakpapa kan sayang?"ucap Gus Arvan.

"Iya, mau bawa bekal aja?"tanya Nayla membalikkan badannya lalu mengelus rahang tegas Gus Arvan.

"Boleh tapi bekalnya harus ada lope lopenya kayak di YouTube."

Nayla tertawa mendengar ucapan suaminya, ia heran mengapa suaminya bersifat bocah sementara wajahnya sangat garang.

"Iya boleh, nggak sekalian nasinya bentuk buaya?"

"Nggak usah kan aku bukan buaya!"

"Tunggu ummah di meja makan ya bayi gede, ummah mau siapin bekalnya bayi gede ini!"ucap Nayla dengan gemas mengelus rambut Gus Arvan yang tersenyum manis seperti bocah kesenangan.

Setelah melihat Gus Arvan anteng di meja makan, Nayla kemudian menyiapkan tempat bekal untuk Gus Arvan yang akan di isi nugget ayam, tumis kangkung dan juga ayam goreng.

Setelah selesai Nayla membawakan sepiring nasi goreng dengan satu telor ceplok berbentuk hati di atasnya.

"Suapin dong ummah!"pinta Gus Arvan di angguki Nayla.

ILY GUS ARVAN(TERBIT)Место, где живут истории. Откройте их для себя