32: The Hurricane Arive in Rome

En başından başla
                                    

Maka, di sinilah Johnny berada sekarang—menemui perempuan yang digadang-gadang sebagai wanita simpanan Jung Jaehyun.

Bona bungkam sekian waktu. Ekspresi perempuan itu seakan memberitahu Johnny bahwa uang dan Jung Jaehyun adalah dua hal yang tak bisa dipilih dengan mudah. Keduanya sama berarti. Maka, senyuman Johnny tak tanggung-tanggung timbul semakin lebar. Ia menuangkan whisky dari botol ke dalam gelas kosong milik Bona. Satu penyataan melesat ringan,

"Kalau kau mau, aku bisa membuatmu memiliki keduanya."

Tatkala ajakan bersulang disambut ragu-ragu oleh Bona, di situlah masa di mana mata Johnny melukiskan bendera kemenangan yang dinaikan setengah tiang.

***

Dua Ipod ditanggalkan dari telinga.

Pandang menerawang tertuang pada layar monitor bertampilkan sistem aplikasi penyadap. Rekaman suara yang baru saja diputar memberitahu Jeffrey apa yang ia lewatkan beberapa hari belakangan.

Pria di dalam ruangan yang menggelap sama halnya dunia itu menghempaskan punggung pada kursi sekaligus menghela napas. Netra tajam Jeffrey kali ini bergeser menelanjangi gemerlap kota yang terbingkai dinding kaca lebar. Berkas cahaya samar-samar menerpa kulit wajah sehingga nampak gurat penat yang tersemat di sana. Kendati Jeffrey tampil sedemikian tenang selayak biasa, tiada yang tahu betapa seisi kepala pria itu tengah berkudeta begitu sengit.

Kesibukan akan pekerjaan menyebabkan Jeffrey tak siap menghadapi badai yang datang secara tetiba. Kedatangan Bona pagi tadi adalah badai paling tak terduga, tak terantisipasi pula. Kini, Jeffrey telah tahu pasti, badai itu tak datang tanpa perangai angin yang menerbangkannya. Dan, ia juga tahu, siapa yang menjelma angin itu.

Sekretaris Jo yang mengundurkan diri tanpa sebab dan Alice yang tiba-tiba merekomendasikan Bona sebagai ganti. Sampai di titik ini, Jeffrey berhasil menganalisa situasi bahwa Johnny adalah poros yang memutar segala hal tak masuk di akal, tetapi bergulir sedemikian rapi.

Johnny mengimingi Sekretaris Jo dengan uang dan pekerjaan menjanjikan. Johnny juga yang mendatangi Bona, memberikan tawaran spektakuler agar bisa memiliki uang dan juga Jung Jaehyun sekaligus. Rencana Johnny mempertemukan Bona dan Alice serta berbincang perihal kondisi finansial mendesak yang menyebabkan Bona mengemis pekerjaan sepertinya berjalan begitu lancar. Hal ini terbukti dari surat rekomendasi yang dibawa serta Bona hari ini. Dengan demikian, maka Bona akan mendapatkan uang dari posisi yang didudukinya, juga mendapatkan posisi menyenangkan lantaran bisa bertemu 'Jung Jaehyun' nyaris setiap waktu.

Semestinya Jeffrey tak ambil pusing perihal kehadiran Bona. Sependek pengetahuan Jeffrey, perempuan itu hanya diperintahkan oleh Johnny untuk mendekatinya. Bukan masalah besar jikalau Jeffrey pribadi tak memberikan tanggapan lebih dari sekadar menjadikan hubungan keduanya sebatas pegawai dan atasan. Benar, Jeffrey memang berencana untuk itu demi menjaga hati seseorang yang mungkin akan terluka jika mendengar kabar burung pasal ia dan Bona.

Secarik amplop dari atas meja diambil. Undangan pesta perjamuan kolega yang bersemayam di dalamnya, Jeffrey keluarkan pun ia baca dengan cermat. Alice adalah sang pengirim, konon katanya acara tersebut diadakan sebagai bentuk perayaan atas omset perusahaan yang melejit akibat kinerja Jeffrey. Sempat berbincang melalui telepon, Alice menekankan bahwa kehadiran Jeffrey adalah hal yang wajibnya absolut tanpa bantahan.

Oleh sebab itu, sebuah butik menjadi persinggahan Jeffrey di kala mengarungi jalan pulang seorang diri lantaran Mingyu telah lebih dulu diperintahkan meninggalkan kantor saat jam kerja habis. Jajaran gaun beraneka model diamati Jeffrey bermenit-menit lamanya sebelum satu yang tersemat pada manekin menarik keseluruhan atensi.

SILHOUTTE: After A Minute [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin