bagian 7

4 1 0
                                    

💞🥗HAPPY READING🥗💞

"Gimana Pah? Si Jarra jadi di keluarin, 'kan?" Gunawan yang tengah memeriksa dokumen-dokumen yang ada di mejanya langsung melirik Micin kemudian menggeleng.

"Loh, kok gitu sih, Pah, 'kan dia- dahlah males."

"Papah gak keluarin si Jarra karena Mamanya bilang 'kalau Jarra di keluarin dari sekolah ini, nanti Ayahnya bisa menghajar si Jarra abis-abisan' jadi sebagai gantinya Mamanya si Jarra bilang score aja si jarra selama 15 hari, terus kalo ada apa-apa sama kamu atau siswa lain lagi, nanti mamanya si Jarra sendiri yang nanganin si Jarra."

"Oh, gitu ya," sahut Micin tak minat.

"Udah sana, mengganggu pekerjaan Papah aja kamu." Micin mendengus kesal. Ia berdiri dari duduknya kemudian berjalan mendekati meja Gunawan dan menghamburkan semua kertas yang ada di atas meja itu.

Mata Gunawan melotot kaget dengan mulut yang terbuka lebar.

"Selamat bekerja Papahku sayang," ucap Micin memeletkan lidahnya kemudian berlari terbirit-birit.

"Rona!!"

Micin yang mendengar teriakan sang Papah hanya tertawa terbahak-bahak. Ia melambatkan larinya saat hampir sampai di kamarnya.

"Ahhh!"

Terdengar teriakan keras dari kamar Garam. Micin langsung menghentikan larinya kemudian menatap pintu kamar Garam penuh selidik.

Gubrak!

"Angkat tangan anda!" seru Micin setelah mendobrak pintu kamar Garam.

Garam yang sedang berada di posisi yang sangat aneh pun langsung mengangkat tangannya terkejut.

Garam cengengesan. "Mau ikutan gak?" tanya Garam membuat mulut Micin menganga tak percaya.

"Bodoh lo, Bangke! Setan! Goblin! Lo anjrit!" Segala makian Micin lontarkan pada Garam. Semua yang dia lihat saat ini benar-benar berada diluar nalarnya.

"Ngotak dong bodoh! Gimana kalo Papah tau! Pasti semua barang-barang yang ada di kamar lo itu udah di jual ke tukang rongsokan!"

"Ya jangan di kasih tau-lah," ucap Garam santai sembari menaiki kembali kuda-kudaan dengan badan menghadap kebelakang.

Yap, teriakan yang di dengar Micin tadi merupakan teriakan Garam pada saat kakinya terjepit oleh salah satu kaki Kuda mainan yang ada di kamar Garam. Dan pada saat Micin mendobrak pintu kamar Garam, posisi Garam saat itu tengah menungging di belakang Kuda dengan tangan yang melingkar dibagian perut Kuda itu.

"Sini, mau ikutan gak?" tawar sekaligus ajak Garam lagi.

Micin menimang-nimang ajakan Garam. "Kuylah," sahut Micin antusias.

~~~

Jenie yang baru saja selesai melaksanakan hobinya itu tersenyum senang. Di meja makan sudah tersedia nasi beserta lauk pauknya yang siap untuk disantap, saat ini Jenie tengah menyusun kue mentega yang ia buat ke dalam toples.

Jenie menaruh satu persatu toples yang berisi berbagai macam kue ke dalam lemari, ia juga menyusun beberapa toples itu di ruang tamu, agar ketika ada tamu yang datang, ia tak perlu repot-repot membawakan kue itu ke ruang tamu.

"Hmm Papah udah selesai belum ya," gumam Jenie berjalan meninggalkan ruang tamu.

"Ah! Yang cepet dong Bang, ah! Lelet banget, sih! Gak seru lo mah, ah!"

Jenie menghentikan langkahnya kala mendengar teriakan Micin yang terdengar dari dalam kamar Garam. Jenie menatap pintu kamar Garam curiga.

"Bentar lagi, Bang! Bentar lagi ... ! Bentar lagiiiii! Ah bentar lagi, Baaaaanggggg! Abaaaaangggg!"

Bumbu Dapur & Bucin (Remake)Where stories live. Discover now