bagian 3

1 1 0
                                    


Btw ini cerita slow update ya guys ...

Sorry kalo sebulan baru update lagi >.<

Kuylah kita lanjut ...

💞🥗HAPPY READING🥗💞


Bel istirahat sudah berbunyi, baru saja semua murid ingin pergi ke surga makanan, tiba-tiba mereka dihentikan oleh suara keras yang berasal dari kantor.

"Untuk semua murid tolong dengarkan sebentar," ucap Bucin selaku wakil ketua OSIS.

"Beberapa minggu lagi, kita akan mengadakan lomba kesenian bernyanyi, di dalam lomba itu akan ada beberapa kelompok yang terpilih untuk menyanyikan lagu yang sudah mereka sepakati, siapa yang ingin mengikuti lomba ini, kalian bisa mendaftar pada Merica, Sajiku, Micin dan Gue, sekian dari gue terima kasih, selamat menikmati makanannya di kantin," ucap Bucin kemudian mematikan Mikrofon lalu pergi.

~~~

"Guys, kita ikut nggak?" tanya Micin disela-sela menulis nama siswa yang ingin mendaftar.

"Nggak," jawab Merica fokus memeriksa nama siswa yang ingin mengikuti lomba.

"Tapi ... ."

Micin memperlihatkan buku yang ia pakai untuk menulis nama siswa yang ingin mendaftar. Merica, Bucin, Malika, Sajiku, Masako, Royko dan Lengkuas menoleh ke arah Micin.

"Bocil kamvret!" ucap mereka bersamaan, kecuali Royko dan Masako, Micin hanya cengengesan.

"Hapus nama gue," ucap Royko menatap Micin tajam.

"Iya-iya gue hapus, tapi nama lo do--"

"Mai juga," potong Royko membuat Micin cemberut.

"Iya, si Masako juga, tapi yang laen gak ada yang boleh dihapus," tegas Micin membuat Merica membuang nafasnya kesal.

Jika Micin sudah berkata dengan tegas, maka tidak ada yang boleh membantahnya.

"Aseekk, gue udah lama gak nyanyi bareng kalian, keknya seru," ucap Lengkuas semangat.

"Btw, sifat lo semua gak berubah-ubah ya, biasanya kalo udah beberapa tahun gak ketemu sifatnya pasti banyak yang berubah loh," ucap Lengkuas mendudukkan dirinya disamping Micin.

"Idih, mau banget duduk sama orang kecentilan," ucap Jahe tiba-tiba.

"Idih, tu mulut pas kecil dikasih apa sih, gak di intropeksi dulu sebelum ngomong," sahut Lengkuas merangkul bahu Micin.

"Lu siapa sih, asal nyambung ae," ucap Jahe kesal.

"Elu yang siapa, sok kenal ama temen gue," balas Lengkuas menaruh kaki kanan di atas kaki kirinya.

"Dih elu ngapain?" tanya Lengkuas pada Kencur yang terus memepet padanya.

"Hehe, nggak kok," balas Kencur malu-malu.

"Sana pergi," usir Lengkuas membuat Kencur cemberut.

"Btw lo ngapain ke sini? Kalo gak ada urusan mending kalian bertiga pergi aja deh, dari pada kalian bikin masalah di sini," saran Lengkuas membuat Kencur, Jahe dan Racik emosi.

"Heh! Gue kesini mau daftar nyanyi, mending lo aja yang pergi, daripada bikin orang pada emosi gara-gara lo," ucap Jahe namun tak didengar oleh Lengkuas.

"Dih lo siapa sih, sok kenal, deket-deketin gue mulu," kesal Lengkuas kala Kencur terus mendekatinya.

"Si anjir, gue diacuhin," ucap Jahe kesal. Ia langsung beralih ke Micin.

Bumbu Dapur & Bucin (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang